“Air kok dibudidayakan?”
Itulah salah satu pertanyaan yang paling sering saya dengar, ketika saya menyebutkan kalau program studi yang saya ambil ialah prodi Budidaya Perairan.
Meskipun kebanyakan kampus telah mengubah nama prodinya dari Budidaya Perairan menjadi Akuakultur, hal itu tak mengubah apa pun, justru masyarakat malah makin bingung dan lahir pertanyaan baru yang luar biasa.
“Kowe kuliah nggawe Akua?”
Repot kan ?
Baik, akan saya kenalkan apa itu prodi Budidaya Perairan atau Akuakultur. Prodi Budidaya Perairan bukanlah jurusan yang berkutik dengan air saja. Memang hubungan kami dengan air cukup dekat, tapi pokok bahasan di perkuliahan kami sebenarnya ialah ikan sebagai komoditas yang dibudidaya.
“Kenapa namanya tidak Budidaya Perikanan saja?”
Dulu awal masuk perkuliahan, saya merupakan salah satu manusia yang mempertanyakan hal itu. Tapi lambat laun, persoalan tersebut justru terjawab dengan sendirinya.
Nama Budidaya Perikanan dirasa terlalu sempit jika dibaca melalui sudut pandang bahasa perikanan. Dalam kamus perikanan, yang dimaksud ikan tidak hanya ikan dalam artian hewan yang mampu berenang, memiliki sirip, sisik, dan insang. Lebih dari itu, bahkan kepiting, lobster, dan kerang abalon juga termasuk ikan dalam kamus perikanan.
Sehingga lebih dipilih nama Budidaya Perairan agar artiannya bisa lebih luas. Lantaran semua jenis hewan air yang bisa dibudidayakan, selalu masuk dalam kurikulum prodi ini. Sedangkan nama Akuakultur dipilih sebagai pengganti Budidaya Perairan, sebab mengandung keefektifan berbahasa dalam membacanya dan definisinya pun sama.
“Kemudian apa aja sih yang dipelajari?”
Dalam prodi ini, garis besar yang dipelajari sudah pasti kegiatan budidaya ikan dari hulu hingga hilir. Mulai dari persiapan kolam, pembenihan ikan, pembesaran ikan, manajemen pakan ikan, kesehatan ikan, hingga panen.
Selain itu, tetap ada materi lain, yang hubungannya dengan kegiatan budidaya memang tak terpisahkan atau justru hanya sebagai materi pendukung saja. Materi-materi tersebut bahkan meliputi seluruh aspek ilmu di kehidupan ini. Mulai dari biologi, fisika, kimia, sampai matematika kami pelajari semua.
Makanya saya sampaikan di sini, jangan sampai kalian salah paham dengan prodi ini hingga merasa salah jurusan ketika sudah duduk di bangku perkuliahan, kan sayang sama uangnya kalau harus pindah jurusan.
Jujur, saya sendiri adalah korbannya. Dulu saya mau masuk jurusan ini untuk menghindari hal-hal berbau kimia di perkuliahan. Eh ternyata, kalau sudah jodoh emang nggak ke mana. Justru kimia di prodi ini cukup mendominasi setelah biologi.
Jika dirincikan, untuk mata kuliah (matkul) berbau biologi akan bertemu matkul Avertebrata untuk belajar hewan tak bertulang belakang, matkul Fisiologi Hewan Air yang tentunya membahas alur pernapasan hingga pencernaan ikan, matkul Limnologi tentang perairan tawar, matkul Ekologi Perairan yang membahas perairan payau hingga laut, dan matkul lainnya.
Untuk hal-hal berbau fisika, kami akan mempelajari hitung-hitungan dan rumus-rumusan yang akan diterapkan untuk membuat sebuah kontruksi kolam. Hebatnya lagi, penempatan lokasi dan penetapan jumlah kincir air pada tambak pun ada hitungannya. Tak lupa, kami juga bisa mengukur kelandaian sungai dan laut dengan mempelajari fisika di prodi ini. Keren, kan?
Matematika juga dipelajari, lebih tepatnya terkait menghitung perekonomian untung rugi kegiatan budidaya di matkul Agribisnis Perikanan. Dan juga perhitungan angka dan rumus yang nantinya akan digunakan selama mengerjakan skripsi, yaitu matkul Rancangan Percobaan.
Dan yang paling menjadi momok bagi mahasiswa perikanan ialah matkul berbau kimianya, karena memang sebagian besar pasti sulit dan sifatnya hafalan. Mulai dari matkul Analisis Penyakit Ikan layaknya dokter ikan. Matkul Mikrobiologi yang membahas seputar bakteri, jamur, dan virus. Matkul Biokimia yang akan mempelajari tetek bengek hal-hal kimiawi pada tubuh ikan. Hingga matkul Farmakologi yang menuntut kita untuk menghafal banyak nama obat. Dan masih ada beberapa matkul lainnya.
Kompleksnya mata kuliah yang kami pelajari, berbanding lurus dengan kesempatan kerjanya, sama-sama kompleks. Jadi jangan sampai ada lagi statement yang mengatakan kalau jurusan perikanan prospeknya nggak jelas. Kalian salah.
Paling jelas, jebolan prodi ini bisa kerja di bagian teknisi kolam/tambak yang gajinya sekali dua kali panen bisa beli motor itu. Perusahaan pakan dan pengolahan ikan juga terbuka lebar untuk lulusan ini. Selain itu, menjadi dosen, pengajar, pengusaha, perbankan, kementerian atau dinas perikanan, ahli lingkungan, periset, dan ahli gizi ikan, juga bisa menjadi kesempatan mereka.
Prodi Budidaya Perairan atau Akuakultur sudah saatnya untuk dipertimbangkan. Karena mau nggak mau, kami adalah masa depan bangsa. Kan Indonesia negara maritim~
Jadi, untuk adik-adik yang kemarin baru lulus tanpa coret-coret baju, kami tunggu kalian. Kami tidak menunggu yang kemarin coret-coret dan viral itu, khawatirnya mereka nggak akan mampu nerima matkul Biokimia.
BACA JUGA Masuk Kuliah: Saatnya Salah Jurusan atau tulisan Bastian Ragas lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.