Perubahan Sikap yang Umum Terjadi pada Anak Kelas XII SMA

siswa kelas xii sma perubahan sifat kelakuan ujian nasional sibuk nyari kampus kuliah mojok.co

siswa kelas xii sma perubahan sifat kelakuan ujian nasional sibuk nyari kampus kuliah mojok.co

Mempunyai adik yang saat ini sedang duduk di kelas XII SMA kadang bikin geleng-geleng kepala juga. Ada saja kelakuan-kelakuan ajaibnya, salah satunya soal kegalauan adik saya menentukan jurusan kuliah. Mau tidak mau saya yang sudah sarjana ekonomi harus pura-pura sok tahu saat ia menanyakan cocok tidaknya jurusan ekonomi dan hukum yang sedang ia pertimbangkan.

“Kak, kalau jurusan hukum nanti lulus jadi apa?”
“Jadi sarjana hukum,” jawab saya singkat.
“Tapi aku males ngapalin pasal, kalau jurusan biologi nanti belajar apa ya, Kak?”
Dalam hati: mana saya tahu.
“Ya, kamu akan belajar seputar biologi dengan cakupan yang luas dong, Dek,” ucap saya sok tahu.

Belum lagi harus pasang tebal telinga mendengar keluhannya yang bermacam-macam. Seperti soal ujian yang beda dengan kurikulumnya, atau saat dia berhadapan dengan mata pelajaran yang tidak dikuasai sampai-sampai dia mengeluh, “Pengen nikah aja.” Dikira kalau menikah otomatis perlu belajar dan bekerja apa gimana.

Jika sudah pusing, adik saya akan berimajinasi membayangkan dirinya menjadi mahasiswa yang kuliahnya hanya nongkrong, pacaran, dan jalan-jalan seperti di FTV yang dia tonton tiap siang. Berimajinasi memang menyenangkan ya. Silakan puas-puasin sebelum ketemu sama kenyataannya aslinya.

Belum lagi ketika ia jadi keras kepala setelah kena cuci otak kakak kelasnya yang sudah berkuliah. Tradisinya, menjelang Ujian Nasional di sekolah akan ada sosialisasi kampus oleh alumni-alumni yang sedang kuliah untuk mengajak adik kelasnya berkuliah di kampus mereka. Acara ini sekaligus jadi ajang alumni memamerkan diri alias “lihat aku mahasiswa di kampus beken”. Biasa, star sindrom mahasiswa baru, hihihi.

Sosialisasi ini akan membuat adik-adik kita yang sedang kelas XII kehilangan jati dirinya. Apa pun testimoni kakak kelas, akan dicamkan dalam-dalam di kepala. Hal itu juga terjadi pada adik saya. Mulanya ibu saya mendukung penuh si adik untuk masuk jurusan kedokteran, lalu si adik dengan sok tahunya bilang ke ibu:

“Bu, kalau kuliah kedokteran, kata kakak kelas aku tuh susah masuk, susah keluar. Belum lagi tugasnya bikin pusing.”

Kontan adik saya diomelin habis-habisan. Emangnya kuliah kayak main game, bisa milih mau level mudah atau susah. Padahal kan apa pun jurusanmu, pasti ada saja kesulitan yang akan ditemui. Salahnya, kakak kelas yang diajak curhat justru anak yang salah jurusan atau dia emang goblok aja, makanya ngasih testimoni yang bikin insecure.

Kesibukan menjadi anak kelas XII juga mengalahkan sibuknya pekerja kantoran. Setiap pagi adik saya berangkat sekolah dan baru pulang pukul 3 sore. Kemudian dia pergi lagi ke tempat kursus sampai jam 8 malam, lalu sesampainya di rumah dia akan mengurung diri di kamar sampai pagi kembali. Semenjak itu, waktu berkumpul keluarga bersama adik saya jadi berkurang, bikin saya kadang kangen ngejailin dia.

Di balik itu semua, sejak menjadi anak kelas XII, sifat adik saya agar berubah dari sisi spiritual. Dia mulai rajin salat tahajud padahal dulu dibangunkan buat salat Subuh aja susahnya setengah mati. Lalu, biasanya sehabis salat dia akan kabur secepat kilat, eh sekarang berdoanya lama sekali sampai saya terharu melihatnya. Subhanallah, ibu saya hadu nggak perlu repot-repot masukin adek ke pesantren. Dia juga jadi lebih rajin membantu pekerjaan ibu, dan bonusnya, jadi lebih mudah disuruh-suruh. Saya tidak pernah menyangka ada efek bagusnya juga menjadi anak kelas XII.

Untuk adik-adik kelas XII, anggap saja kamu sedang proses naik level jadi dewasa. Memang pasti akan muak sekali ketemu soal-soal ujian, tapi percayalah, ujian hidup akan jauh lebih berat, hahaha. Semangat terus ya! Jangan lupa jaga kesehatanmu, semoga berjodoh dengan kampus impianmu.

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA UNBK Batal Cuma Satu dari Sekian Penderitaan yang Dilalui Anak SMA Tahun Ini dan tulisan Fanisa Putri lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version