Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Maulana Hasan oleh Maulana Hasan
12 Oktober 2024
A A
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, sempat mencuat di dunia maya sebuah kasus buku bajakan di SMAN 4 Berau Kalimantan Timur. Bermula dari postingan Tere Liye, salah satu penulis novel terkenal di Indonesia, yang mengkritik kemenangan sekolah tersebut di ajang lomba perpustakaan nasional. Tere Liye kecewa terhadap panitia karena telah memenangkan sekolah yang telah membajak karya miliknya dan penulis lainnya.

Kasus seperti ini tentu menjadi sebuah tamparan keras bagi pengelola perpustakaan mana pun. Perpustakaan yang seharusnya menjadi role model bagaimana seharusnya menghormati pembuat karya malah menjadi bagian dari pembajakan buku. Sungguh ironis sekali. Melihat kasus ini, penulis mempertanyakan proses kurasi yang dilakukan oleh pustakawan di sana saat proses pengadaan buku. 

Dalam pengadaan buku, baik itu lewat pembelian maupun hibah, tetap ada yang namanya proses pemilahan. Buku atau koleksi yang masuk akan dikurasi berdasarkan beberapa kriteria, misal: menjawab kebutuhan dan keinginan pemustaka, koleksi diperoleh lewat cara yang legal, dan bukan merupakan barang curian/bajakan. Jika proses ini tidak dilakukan dengan benar–benar, maka kejadian serupa bisa terulang kembali. 

Terjadi di banyak sekolah dan perpustakaan

Tidak hanya SMAN 4 Berau, masih banyak di luar sana, perpustakaan sekolah yang juga turut memajang e-book ilegal di website mereka. Entah mereka tahu atau pura-pura tidak tahu. Beberapa ada yang berdalih bahwa pembajakan ini bukan untuk tujuan komersil, tapi untuk peningkatan literasi siswa. Beberapa terus mencari pembenaran dari perbuatannya.

Pembajakan buku, semulia apa pun alasannya, tidak bisa dibenarkan. Memang di UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, SNP, dan standar pengembangan koleksi, tidak termuat apakah buku-buku yang diperoleh harus legal dan original. Namun, jika mengacu pada UU No. 48 tahun 2014 tentang hak cipta, siapapun termasuk perpustakaan bisa terkena sanksi bila benar-benar terbukti melakukan pelanggaran.

Selain itu, bagaimana bisa para pustakawan dan guru-guru di sekolah sampai hati menggunakan e-book/buku ilegal hasil curian? Dimana letak pendidikan karakternya? Apakah mereka tidak memikirkan nasib para penulis dan penerbit? Itu sama saja dengan mencerdaskan siswa sekaligus mengajari mereka untuk jadi pencuri dan mematikan rezeki orang lain.

Ekosistem yang sama buruknya

Dilansir dari opini Harian Jogja, penulis dan penerbit sering kali menemukan buku-buku hasil bajakan dijual di marketplace. Buku-buku ilegal tersebut jelas dijual dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang versi aslinya. Tidak diam saja, penulis dan penerbit sudah sering bolak-balik membuat laporan tentang ini. Sayangnya, penanganan kasus pelanggaran hak cipta ini lambat sekali, jauh lebih lambat ketimbang penanganan kasus video porno di media sosial.

Beberapa marketplace pun tampaknya cuek bebek saja. Mereka tidak bertindak sebelum ada yang membuat laporan, itu pun tidak semua laporan dikabulkan. Jikalau laporan tersebut diproses, maka toko di marketplace itu akan ditutup, tapi dalam hitungan hari akan muncul lagi toko lainnya dengan dagangan yang sama. Hal ini tentu memancing pertanyaan, bagaimana sistem verifikasi dari marketplace sehingga bisa meloloskan penjual barang-barang hasil bajakan dan ilegal itu?

Baca Juga:

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Jika ditanya mengapa buku-buku hasil bajak ini ada terus? Karena ada demand-nya. Selama masih ada orang yang cari, maka pembajakan buku tidak akan berhenti. Masalahnya, tidak semua orang Indonesia punya “kesadaran” tentang itu. Selama buku itu murah dan bisa dibaca, pasti dibeli. Tidak hanya berlaku bagi masyarakat awam, beberapa perpustakaan dan pustakawannya juga melakukan hal yang sama. 

Satu lagi tamparan untuk pustakawan

Kita tidak mau kasus e-book ilegal atau semisalnya ini terulang kembali. Pustakawan seharusnya adalah orang yang paling mengerti bahwa proses mencipta/menulis buku itu tidak mudah. Buku yang hadir di rak-rak itu adalah hasil keringat dan darah para penulisnya. Cara yang bisa kita lakukan untuk menghargai mereka adalah dengan membeli karya mereka lewat toko-toko yang menjual produk original. 

Untuk membedakan mana buku original dengan buku bajakan, bisa dilihat dari harga, kualitas, dan bahan pembuatannya. Buku bajakan harganya seringkali sangat murah karena dibuat dengan lem dan kertas murahan, tulisannya buram, dan kualitasnya jelek. Berbanding terbalik dengan buku original yang menggunakan bahan berkualitas. Memang harga buku ori agak sedikit mahal, tapi dengan harga segitu kita sudah mendukung agar para penulis buku bisa terus menghasilkan karya terbaik, penerbit bisa terus mencetak buku, dan toko-toko buku bisa tetap berdiri. 

Kemudian, untuk e-book. Jika e-book itu diperoleh dari medsos, grup WA, Telegram, dan seterusnya, sudah dipastikan bahwa itu 100% hasil bajakan dan ilegal. E-book yang legal hanya bisa diakses lewat aplikasi semisal iPusnas, sehingga tidak bisa digandakan sembarangan dan di-download oleh banyak orang.

Jika perpustakaan memang ingin mengoleksi e-book, sebaiknya gunakan aplikasi perpustakaan digital dan beli e-book tersebut. Sekarang sudah banyak pihak ketiga yang menyediakan layanan untuk membangun perpustakaan digital beserta koleksi di dalamnya. Sebut saja Kubuku. Memang ada biaya yang mesti dikeluarkan, tapi itu sepadan. Jadi, mari benahi yang ada dan rencanakan perbaikan kedepannya.

Penulis: Maulana Hasan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Perpustakaan Klaten: Dulu Kurang Terurus, Sekarang Sudah Bagus

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2024 oleh

Tags: Bukubuku bajakanPerpustakaan
Maulana Hasan

Maulana Hasan

Content creator dan calon pustakawan.

ArtikelTerkait

pelacur

Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!

5 Agustus 2019
4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, Biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu Mojok.co

4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu

11 Mei 2025
Perpustakaan Tidak akan Sekarat Hanya karena Google Mampu Menjawab Segalanya Mojok.co

Perpustakaan Tidak Akan Sekarat Hanya karena Google Mampu Menjawab Segalanya

12 November 2023
The Power of No: Sebuah Panduan untuk Berhenti Jadi People Pleaser

The Power of No: Sebuah Panduan untuk Berhenti Jadi People Pleaser

26 Juni 2022
Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit! Mojok.co

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit!

5 November 2023
Warmindo dan Coffee Shop Musuh Besar Perpustakaan 24 Jam (Unsplash)

Warmindo dan Coffee Shop Musuh Besar untuk Perpustakaan 24 Jam

28 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.