Perkara #ProtectJisoo, Bukan Jisoo yang Harusnya Kau Jaga, tapi Kewarasanmu

#protectjisoo jisoo fans blink blackpink mojok

#protectjisoo jisoo fans blink blackpink mojok

Memang susah kalau udah berurusan dengan Ormas Pecinta Idol Korea Cabang Indonesia. Ribet. Semuanya pasti diseriusin, nggak ada yang boleh dibecandain. Apalagi kalau udah menyangkut soal idola. Sesuai undang-undang pecinta idol K-pop No.1 Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa “Barang siapa yang berani mengganggu idola kami, maka hukumnya wajib untuk diributin.”

Kemarin, Rabu (20/01/2020) deretan kolom trending twitter tengah diramaikan dengan tagar #ProtectJisoo. Bukan hanya di Indonesia, tagar tersebut juga trending di beberapa negara lainnya.

Tagar #ProtectJisoo menjadi trending sebab fans BlackPink atau yang biasa disebut Blink, ramai-ramai menaikkan tagar #ProtectJisoo sebagai aksi pembelaan kepada sang idola. Para fans merasa bahwa Jisoo telah diserang oleh para haters. Para fans menganggap bahwa haters telah menyerang Jisoo dengan mengolok-ngolok kemampuan bahasa Inggrisnya yang memang tidak sebaik rekan satu grupnya seperti Lisa, Rose, dan Jennie.

Dalam beberapa interview, para member Blackpink memang kerap diminta untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Khalayak yang sudah tahu bahwa Jisoo memang tak terlalu mahir berbicara dalam bahasa Inggris, menjadikan hal tersebut sebagai lelucon di media sosial. Di sinilah inti masalahnya. Blink, selaku fans, tak terima idolanya diserang dan langsung melakukan serangan balasan dengan menaikkan tagar #ProtectJisoo.

Selain tagar #ProtectJisoo, para fans juga meramaikan tagar #XenophobiaIsNotAJoke. Selain mempermasalahkan bahasa Inggris Jisoo yang dijadikan bahan bercandaan, para fans juga menyebut orang-orang yang menghina Jisoo dengan sebutan xenophobic.

Bagi kalian yang belum tau, xenofobia adalah perasaan benci, takut atau waswas, terhadap orang asing atau sesuatu yang belum dikenal.  Seseorang dikatakan xenofobia apabila ia merasa takut, benci terhadap seseorang yang berbeda dengan dirinya hingga akhirnya menyebabkan permusuhan. Xenophobic seringkali digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang melakukan tindakan diskriminasi terhadap orang asing maupun pendatang.

Kefanatikan mereka nggak berhenti sampai di situ. Mereka bahkan punya satu akun twitter khusus @jisooprotection yang fungsinya untuk nge-capture semua cuitan yang memiliki tendensi menghina Jisoo. Nantinya akun tersebut tersebut akan meminta setiap followers-nya untuk ngereport dan blokir akun penghina tersebut. Tujuannya agar akun si penghina kena suspend atau diblokir secara permanen. Serem banget, kan?  Demi idola aja sampe segitunya.

Kok ada ya, orang yang ngebelain idolanya mati-matian. Kalau memang sudah dewasa, seharusnya sih santai kalau ngeliat idolanya dibercandain. Selama itu masih dalam batas wajar, ya silahkan. Sebagai fans harusnya kalian udah paham. Hal-hal seperti ini pasti terjadi mengingat Blackpink merupakan salah satu girl band paling populer di dunia. Sebagai fans harusnya kalian ngerti. Memang dasar kaliannya aja yang fanatik dan doyan ribut! Canda ribut~~ Canda fanatik~~

Padahal menjadi fans fanatik itu nggak sehat loh buat kesehatan mental. Yang paling ditakutkan dari menjadi seorang fans fanatik selain mendukung idolanya secara membabi buta adalah mengalami gangguan kejiwaan tanpa disadari. Berikut adalah beberapa gangguan kejiwaan yang biasanya dialami oleh setiap fans fanatik.

Celebrity worship syndrome

Celebrity worship syndrome adalah suatu kondisi di mana seorang individu terobsesi kepada seseorang atau beberapa selebriti dan menjadikan kehidupan pribadi sang selebriti menjadi daya tarik. Tingkatan yang paling parah dari sindrom ini adalah menganggap sang idola akan membantunya, menolongnya dari kesusahan. Padahal semua itu hanyalah halusinasinya.

Delusi erotomania

Delusi erotomania merupakan delusi atau keyakinan yang menganggap bahwa sang artis menyukai dirinya. Biasanya penderita delusi erotomania memiliki ciri kurang menarik, menarik diri dari lingkungan dan penyendiri, serta jarang mengalami kontak sosial.

Halusinasi

Ini nih yang paling sering dialami oleh semua fans fanatik. Hampir sama dengan delusi, tetapi halusinasi lebih kepada panca indra akibat pengaruh otak. Fans yang begini biasanya meyakini bahwa ia melihat sang idola atau mendengar suara sang idola padahal itu semua tidak nyata alias khayalannya aja.

Werther effect

Ini nih yang paling parah. Fenomena ini juga biasa disebut sebagai copycat suidical. Werther effect merupakan fenomena peniruan tindakan bunuh diri dari sesorang yang dianggap sebagai panutan, orang terdekat, maupun idola. Hal ini pernah terjadi pada 2019 saat seorang fans meniru tindakan idolanya yang melakukan bunuh diri. Biasanya seorang fans melakukan tindakan karena merasa paham dengan penderitaan yang dirasakan oleh sang idola atau hanya sekedar menunjukkan kesetiannya.

**

Ada satu hal yang kerap luput di ingatan. Selama menjadi seorang fans kita kerap lupa kalau public figure maupun idola yang kita puja, kita suka, juga seorang manusia. Selayaknya manusia, mereka jauh dari kata sempurna. Begitupun dengan Jisoo. Emang kenapa kalau Jisoo nggak bisa bahasa Inggris? Kecantikannya berkurang? Kemampuan bernyanyinya hilang? Nggak juga kan?

Ekspektasimu yang terlalu tinggi sampai-sampai menganggap bahwa idolamu bisa melakukan segalanya. Sudah jelas yang kau idolakan manusia, kenapa malah menuntutnya untuk sempurna? Buat yang ngebecandain Jisoo, kalau bisa jangan sampai melewati batas. Dan buat BLINK, jangan terlalu lebay. Kalem aja. Santai.

Dan satu lagi buat fans fanatik K-pop di luar sana, bisa nggak sih, biasa aja mendukung idolanya?

BACA JUGA Perjalanan Fans K-Pop yang Bertobat dari Sifat Barbar dan tulisan Rizali Rusydan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version