Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Percayalah, Jakarta Selatan Bukan Tempat yang Ideal bagi Perantau yang Mulai dari Nol, Hidupmu Bakal Sengsara di Sini!

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
5 Juni 2025
A A
Percayalah, Jakarta Selatan Bukan Tempat yang Ideal bagi Perantau yang Mulai dari Nol, Hidupmu Bakal Sengsara di Sini!

Percayalah, Jakarta Selatan Bukan Tempat yang Ideal bagi Perantau yang Mulai dari Nol, Hidupmu Bakal Sengsara di Sini! (Fiqih Alfarish via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta Selatan adalah salah satu kawasan di DKI Jakarta yang bisa dibilang punya peradaban yang cukup modern. Yah setidaknya nggak jomplang-jomplang amatlah sama Jakarta Pusat. Saya pun menuliskan artikel khusus di Terminal Mojok tentang bagaimana Jakarta Selatan bisa jadi opsi ideal bagi perantau. Tapi tulisan itu hanya fokus perihal aspek tempat tinggal. Lalu bagaimana soal pekerjaan?

Kalau soal pekerjaan, saya pribadi punya pandangan yang sedikit bertolak belakang dengan tulisan saya sebelumnya. Pasalnya, memilih tempat tinggal dan tempat bekerja itu dua perkara yang berbeda. Apa yang saya sebut ideal dari kaca mata tempat tinggal, tidak otomatis ideal secara tempat kerja. Nah bagi saya, Jakarta Selatan bukanlah kawasan ideal untuk mencari pekerjaan. Saya akan ulas satu per satu alasannya.

Gaji nggak sebanding dengan biaya hidup di Jakarta Selatan

Jakarta Selatan itu diisi banyak sekali perusahaan swasta tingkat lokal, NGO, dan startup kemarin sore yang kebanyakan dari mereka memberi gaji di bawah UMR. Gaji UMR yang kalian harapkan itu hanya berlaku di kawasan tertentu seperti SCBD dan Kuningan, selebihnya ya harus siap-siap menerima gaji seadanya kalau memaksa kerja di kawasan Jaksel.

Lebih parah kalau kerjanya di startup atau agensi baru yang sistemnya “exposure dulu, cuan belakangan”. Bersiaplah untuk kerja keras bagai kuda. Banyak yang jual mimpi tentang “kerja seru, fleksibel, ngantor di coworking space, free coffee” tapi aslinya mah slip gajinya nominalnya tipis, setipis tempe goreng yang dijual di Jakarta.

Jam kerja yang nggak ngotak dengan budaya hustle yang toxic

Jam kerja yang keliwat nggak normal di Jaksel biasanya ada di agensi kreatif. Labelingnya sih kerja fleksibel, tapi implisitnya overtime. Bayangkan ada teman saya yang kerja dari pagi, kemudian lanjut meeting berkedok nongkrong tiap malam. Pada akhirnya itu membuat perantau yang niat kerjanya buat survive, jadi kelelahan secara mental karena ritme kerjanya yang nggak memberikan jeda ke para pekerja.

Kerja dari pagi sampe magrib aja udah capek loh. Ini masih ditambah meeting sama klien yang permintaannya suka di luar nalar. Sudah begitu, uang lemburnya sangat minimalis untuk sebuah tempat kerja yang katanya berorientasi pada kreativitas.

Budaya kerja Jakarta Selatan yang konsumtif

Karena brandingnya Jaksel itu glamor, modern, dan hedon, hal itu kemudian terbawa juga pada budaya kerja yang konsumtif. Maksudnya gimana tuh? Jadi Banyak jenis pengeluaran yang nggak perlu saat bekerja karena untuk mengimbangi stress atas tekanan kerja berat. Bagi para perantau yang datang dari daerah, nggak jarang mereka kesulitan beradaptasi dengan standar gengsi yang nggak semua nyaman untuk diikuti. Budaya ngafe, kongkow-kongkow, dan belanja kelengkapan outfit yang nggak perlu-perlu amat sering kali jadi pengeluaran yang nggak bisa dikontrol. Kalau nggak ikut arus, malah sering dianggap nggak nyambung sama lingkungan kantor.

Jenjang karier yang nggak jelas

Saya tekankan sekali lagi, pekerjaan di Jaksel itu kebanyakan datang dari perusahaan swasta lokal, LSM, startup kemarin sore, dan agensi kreatif. Sektor-sektor ini tuh bisnis modelnya mayoritas belum stabil. Seseorang karyawan bisa menanggung banyak sekali pekerjaan di luar jobdesknya, sudah begitu kebanyakan tidak menawarkan jenjang karier yang jelas.

Baca Juga:

Trenggalek Rasa Menteng: Derita Sobat UMR Surabaya Mencari Tanah di Durenan Trenggalek

7 Sisi Terang Jakarta yang Jarang Dibahas, tapi Nyata Adanya: Bikin Saya Betah dan Nggak Jadi Pulang Kampung

Ada seorang kawan yang sesama Jawa Tengah, pernah dibebankan pekerjaan lintas tanggung jawab, tapi gajinya telat sampe sebulan. Sudah begitu, statusnya masih tetap aja staf karyawan kontrak biasa. Padahal sudah hampir 4 tahun dia bekerja di sana.

Selain itu, banyak fenomena di sebuah Perusahaan terjadi pergantian posisi yang mendadak, tiba-tiba lay-off karyawan, dan perusahaan tiba-tiba tutup atau pivot tanpa kejelasan nasib para stafnya. Mengharap kepastian karier di daerah Jaksel seperti berharap janji kampanye para pejabat, heboh waktu awal, hilang waktu butuh kepastian.

Rute dan akses ke tempat kerja bisa menyiksa

Meskipun akses transportasi publik di Jakarta Selatan itu mudah dan banyak pilihan, tapi tetap saja menyiksa, apalagi saat waktu-waktu padat seperti berangkat dan pulang kerja. Kondisi berdesak-desakan di KRL, Trans Jakarta pada pagi dan sore hari akhirnya membuat fisik dan mental jadi bisa ngedrop kapan saja. Bagi para perantau baru, situasi seperti ini sangat menguras tenaga dan pikiran.

Di sisi lain, walaupun Jaksel punya beberapa stasiun induk MRT dan KRL, umumnya area perkantoran tetap butuh ojol lagi untuk menuju ke sana. Kondisi itu tentu bikin rute perjalanan jadi lebih panjang. Ambil contoh ketika seseorang kerja di TB Simatupang atau area Blok M, kalau kost-nya jauh dikit aja, bisa habis waktu 1,5-2 jam di jalan untuk pulang-pergi.

Itulah beberapa hal yang menurut saya membuat Jakarta Selatan jadi nggak ideal untuk para perantau yang mencari tempat kerja. Mungkin Jaksel itu ideal bagi mereka yang sudah siap secara mental, finansial, value, dan jaringan. Tapi buat perantau yang baru mulai dari bawah, bahkan dari dasar jurang, yang minim koneksi dan pengalaman, Jakarta Selatan adalah kubangan masalah yang penuh tekanan mental dan finansial.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Melihat Sisi Gelap Jakarta Selatan yang Terkenal Berkelas dan Elite

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2025 oleh

Tags: jakarta selatanjakselpekerjaperantauUMR
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Pengalaman Jadi Petugas Survei di Jaksel: Melihat Sisi Gelap Jakarta Selatan yang Terkenal Berkelas dan Elite Mojok.co

Melihat Sisi Gelap Jakarta Selatan yang Terkenal Berkelas dan Elite

30 Maret 2024
Juru Parkir Liar Blok M Meresahkan, Nongkrong Jadi Nggak Tenang Mojok.co

Juru Parkir Liar Blok M Meresahkan, Nongkrong Jadi Nggak Tenang

1 Juni 2024
Sulawesi Bikin Perantau dari Jawa Mengalami Culture Shock karena Transportasi Umumnya Tak Biasa

Sulawesi Bikin Perantau dari Jawa Mengalami Culture Shock karena Transportasi Umumnya Tak Biasa

23 November 2023
Banyumas yang Semakin Maju Bikin Warga Cilacap Iri

5 Hal yang Bikin Orang Banyumas Betah Merantau dan Nggak Mau Pulang: Loker Sulit, Tetangga Julid!

1 Agustus 2025
15 Istilah yang Sering Digunakan dalam Kegiatan Instansi Pemerintah PNS

Kita Sebaiknya Nggak Perlu Nyinyir PNS yang Menuntut Upah Layak

23 Mei 2022
Kopi Jago: Kopi Berkelas yang Nggak Jaksel Amat

Kopi Jago: Kopi Berkelas yang Nggak Jaksel Amat

19 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Saya Setuju Jika Tidak Boleh Menolak Pembayaran Uang Tunai, tapi Pembeli juga Harus Memperhatikan Hal Ini!

Saya Setuju Jika Tidak Boleh Menolak Pembayaran Uang Tunai, tapi Pembeli juga Harus Memperhatikan Hal Ini!

28 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.