Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Pengalaman Bertemu Suku Kajang yang Katanya Bisa Bikin Kepala Orang Lembek

Andi Ilham Badawi oleh Andi Ilham Badawi
11 September 2021
A A
Bisa Bikin Kepala Lembek_ Stigma tentang Masyarakat Adat Suku Kajang yang Perlu Kamu Hapus terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Bertemu suku Kajang merupakan pengalaman yang menyenangkan!

Suatu hari jelang Iduladha tahun 2019, datang pesan WhatsApp dari seorang kawan, sebut saja Imran. Katanya ia dan rombongan pemuda desanya hendak mengunjungi kawasan adat Ammatoa Kajang dan membutuhkan seorang yang bisa menjadi penerjemah cum penunjuk jalan.

Kebetulan si Imran ini tahunya bahasa Bugis, bahasa yang jamak digunakan di sebagian wilayah Bulukumba bagian Barat. Sedangkan saya fasih bertutur Konjo, bahasa yang mendominasi perbincangan masyarakat di wilayah Bulukumba bagian timur.

FYI, kawasan adat Ammatoa Kajang terletak di wilayah timur Kabupaten Bulukumba. Secara administratif, merupakan bagian dari Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Lokasinya bertetangga dengan kecamatan tempat saya tinggal. Butuh sepenanakan nasi dari rumah menuju kawasan tersebut dengan menggunakan sepeda motor.

Singkat cerita, kami sepakat bertemu di pintu masuk kawasan adat sehari setelah perayaan Iduladha. Sebelum memasuki kawasan, pengunjung wajib lapor kepada kepala desa dengan menyebutkan maksud dan tujuan kedatangan. Sekalipun kawasan adat dibuka untuk para wisatawan, adab bertamu wajib dijunjung tinggi.

Kawasan adat Ammatoa Kajang memiliki wilayah yang terpisah dengan daerah di luarnya. Penandanya sederhana, peralatan modern seperti listrik dan kendaraan bermotor dilarang memasuki wilayah adat. Pengunjung wajib mengenakan pakaian serba hitam dan mesti berjalan tanpa alas kaki selama berada di dalam kawasan. Kalau di Jawa, mungkin mirip-mirip masyarakat Baduy kali, ya.

Ketika rombongan kami melangkah menuju rumah Ammatoa yang memang biasa digunakan untuk menerima tamu, saya bertanya kepada Imran, kenapa secara mendadak ingin berkunjung ke sini.

“Bukan saya yang mau sekali ke sini, ka pernah ma saya. Ini anak-anak ka ee, belum pi pernah masuk di sini. Ada juga anak-anak yang katanya penasaran karena sudah na baca di artikel, Kajang beng terkenal doti-doti-nya (santet), bisa bikin lembek kepalanya orang,” katanya panjang lebar.

Baca Juga:

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Sop Saudara, Kuliner Makassar yang Namanya Bikin Salah Paham tapi Rasanya Bikin Ketagihan

Saya yang mendengar jawaban Imran tidak kaget-kaget amat. Memang, suku Kajang sering dilekatkan pada hal-hal berbau mistis. Cerita ini banyak beredar di wilayah luar Kajang dan diterima begitu saja sebagai sebuah kebenaran. Makanya, jika ada orang Bulukumba bepergian ke luar daerah dan menyebutkan berasal dari Kajang, meskipun kadang tidak berasal dari situ, orang-orang bakal takut. Nanti dibikin lembek kepalanya. Hehehe.

Ada raut ketakutan di sebagian wajah kawan-kawan saya yang masih memercayai stigma itu. Apalagi suasana lembap kawasan adat dengan hutan di sebelah kanan, rumah-rumah panggung yang berjarak, dan awan mendung bikin suasana terasa kaku dan agak mencekam. Namun, sesampainya di rumah Ammatoa, perasaan kawan-kawan saya tiba-tiba berubah.

Memasuki pintu rumah, usai menaiki sejumlah anak tangga dari kayu, kami dipersilakan duduk. Rumah adat Ammatoa Kajang memiliki tata ruang yang unik. Dapur ditempatkan bersebelahan dengan ruang tamu yang bermakna: apa yang dimakan oleh tuan rumah sama dengan para tamu. Ada prinsip kamase-mase atau kesederhanaan, sekaligus penghargaan bagi para pengunjung. Tidak membeda-bedakan apakah yang datang hanya warga biasa atau seorang pejabat dari kota.

Saat itu, kami berkesempatan bertemu langsung dengan pemimpin adat yang disebut Ammatoa. Sesuatu yang jarang didapatkan para pengunjung di hari-hari lainnya lantaran Ammatoa punya banyak kesibukan. Biasanya, para tamu-tamu hanya ditemui oleh Galla Puto yang didapuk sebagai juru bicara adat dan memang fasih berbahasa Indonesia.

Di hadapan kami dan beberapa tamu lainnya tersaji berbagai macam kue, dari yang tradisional hingga yang berkaleng Khong Guan. Ada juga minuman Sprite, Coca Cola, dan Fanta. Ammatoa secara langsung mempersilakan para tamunya mencicipi makanan dan minuman tersebut.

“Tabe’, kita minum dan makan mi ki. Kebetulan kan sudah lebaran di luar toh, jadi kami sediakan ini untuk para tamu,” ucapnya yang sudah saya alihbahasakan.

Ammatoa kemudian menanyakan kepada para tamu tujuan mereka berkunjung. Sebelum rombongan kami, seorang ibu menjawab dengan sopan. Ia meminta Ammatoa mendoakan anaknya yang baru lulus kuliah agar dimudahkan mendapatkan pekerjaan. Ada juga seorang bapak yang berharap doa dari Ammatoa memuluskan usaha perahunya yang sempat dilanda kebangkrutan.

Ketika mendapat giliran, saya mencolek seorang kawan yang penasaran tentang stigma bikin kepala lembek itu untuk bertanya. Namun, ia berbisik ke saya.

“Kamu mi saja yang bertanya, kayaknya salah itu artikel yang kubaca. Mana ada orang bisa bikin lembek kepala tapi na jamu tamunya dengan baik begini,” ucapnya.

Sambil tertawa dalam hati, saya akhirnya mengajukan pertanyaan yang umum saja seperti cara suku Kajang berhubungan dengan sesama manusia dan alamnya. Ammatoa menjawab dengan menyebutkan berbagai pasang (pesan). Lantaran kepanjangan kalau dijelaskan, lebih baik saya tuliskan di artikel lain saja. Intinya, masyarakat adat Ammatoa Kajang memiliki cara hidup yang begitu menghargai ciptaan Tu Rie’ A’ra’na (Tuhan Yang Masa Kuasa).

Perbincangan kami dengan Ammatoa tidak bisa berlangsung lama, sebab di belakang kami masih ada tamu lain yang hendak bertemu sang pemimpin adat. Rombongan kami pulang dengan perasaan lega dan diantar oleh senyuman ramah masyarakat adat suku Kajang di sepanjang jalan berbatu di dalam kawasan. Yah, kepala kami pun tak ada yang lembek, malah perut jadi kenyal karena diisi makanan dan minuman gratis.

Sumber Gambar: YouTube HashiTubeHD

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 September 2021 oleh

Tags: bulukumbamasyarakat adatstigmasuku kajangSulawesi Selatan
Andi Ilham Badawi

Andi Ilham Badawi

ArtikelTerkait

Tidak Ada yang Lebih Menggelikan ketimbang Milenial Fosil Wannabe yang Ngejekin Gen Z Tiap Saat, Situ Iri?

Tidak Ada yang Lebih Menggelikan ketimbang Milenial Fosil Wannabe yang Ngejekin Gen Z Tiap Saat, Situ Iri?

3 Oktober 2024
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare Kediri yang Bikin Kecewa

Nggak Semua Orang Pare Ngerti Bahasa Inggris, Bro! Kau Pikir Semua Orang Pare Hidup di Kampung Inggris?!

5 September 2023
Hentikan Stigma Mahasiswa Seni adalah Mahasiswa Haha Hihi Musik Metal Bukan Hanya Soal Vokalis yang Berteriak

Hentikan Stigma Mahasiswa Seni Adalah Mahasiswa Haha Hihi

27 Mei 2020
Menjawab Stigma Negatif yang Dilekatkan kepada Orang Palembang

Menjawab Stigma Negatif yang Dilekatkan kepada Orang Palembang

29 Juni 2022
Benarkah Orang Madura Tidak Bisa Kesurupan?

Benarkah Orang Madura Suka Main Dukun?

6 Februari 2023
Kota Palopo, Daerah di Sulawesi Selatan yang Nggak Menghidupi Motonya sebagai Kota Idaman Mojokco

Kota Palopo, Daerah di Sulawesi Selatan yang Nggak Menghidupi Motonya sebagai Kota Idaman

23 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.