Penerapan Sistem One Way Ponorogo Cenderung Maksa dan Bikin Ruwet

Penerapan Sistem One Way Ponorogo Cenderung Maksa dan Bikin Ruwet

Penerapan Sistem One Way Ponorogo Cenderung Maksa dan Bikin Ruwet (Pixabay.com)

Kurang lebih, sudah satu minggu ini saya selalu menggerutu setiap kali hendak pergi kerja. Semenjak Dishub Ponorogo melakukan uji coba one way di beberapa jalan protokol pada 14 Februari 2024 lalu, saya harus mengambil rute yang memutar untuk sampai di tempat kerja. Sama sekali tidak pernah saya bayangkan, berkendara di Ponorogo akan semenyebalkan ini.

Sebelumnya, saya akan jelaskan secara singkat tentang beberapa perubahan semenjak one way Ponorogo diberlakukan. Setidaknya, ada 5 jalan yang semula dua arah, diubah menjadi searah. Salah satu jalan tersebut adalah Jl. Sultan Agung yang tiap hari saya lewati saat berangkat kerja. Tidak hanya itu, beberapa jalan juga mengalami perubahan arah, misalnya Jl. HOS Cokroaminoto. Jalan yang sempat di-face off mirip Malioboro ini semula searah dari utara ke selatan, namun sekarang sebaliknya. 

Semua jalan tersebut merupakan jalanan yang sibuk dengan banyak fasilitas umum di sekitarnya, seperti bank, sekolah dan rumah sakit. Sudah pasti lalu lintas di jalan ini sangat padat, apalagi di jam-jam tertentu. Nah, kira-kira sudah mulai terbayang belum ruwetnya one way Ponorogo?

Tapi, beneran deh, penerapan sistem one way ini, selain ruwet, menurut saya juga cenderung maksa.

One way Ponorogo memaksa pengendara berputar-putar

Pertama-tama, penerapan one way Ponorogo memang membuat semua pengendara, mau tidak mau, harus mengambil rute memutar. Mungkin, saya termasuk beruntung karena tidak harus memutar terlalu jauh. Juga, setidaknya, dalam sehari saya hanya perlu sekali melewati rute memutar saat berangkat kerja. Tapi, hal ini tentu tidak berlaku untuk para ojek online.

Meskipun terhitung sebagai kota kecil, Ponorogo sudah ramai dengan berbagai layanan ojol. Tidak sulit menemukan ojol Grab, Gojek, hingga Shopee di jalanan. Sepanjang hari mereka mungkin harus berkali-kali mengambil rute memutar imbas penerapan one way. Bahkan, saya pun sempat menemukan sebuah curhatan seorang ojol yang mengeluh karena biaya bensin hariannya membengkak setelah one way Ponorogo diberlakukan.

Padahal, penerapan one way ini salah satunya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Lah ini, belum apa-apa sudah mengganggu kestabilan ekonomi masyarakat yang penghasilannya tidak menentu tiap hari.

Baca halaman selanjutnya

Kebijakan buat siapa?

Imbas one way tidak berhenti di situ. Jalanan satu arah yang luas, entah mengapa justru membuat banyak pengendara jadi sering ngebut dan ugal-ugalan. Akibatnya, laka lantas pun tidak terhindarkan. Ya, di sekitar situ ada dua rumah sakit besar, sih. Tapi, lek ngene iki kan yo ndak mashok. Bahkan, selama kurang lebih seminggu uji coba, saya sudah menemukan lebih dari 5 informasi laka lantas. Kebanyakan, terjadi saat pengendara hendak berbelok ke jalan alternatif yang memang sempit.

Kebijakan buat siapa?

Ya, jalan alternatif, meskipun sempit, memang jadi pilihan bagi para pengendara untuk cepat sampai di tujuan tanpa perlu memutar jauh. Namun, saking banyaknya pengendara yang memilih opsi ini, lalu lintas di jalan-jalan alternatif jadi terlampau ramai, bahkan tidak kondusif. Sampai-sampai, ada lho warga yang protes hingga menggelar demo karena jalan di lingkungan mereka macet. Bahkan, baru-baru ini juga muncul sebuah petisi untuk membatalkan pemberlakuan sistem one way yang dinilai lebih banyak merugikan masyarakat.

Berbagai kondisi tersebut mungkin menjadi pertimbangan Pemkab Ponorogo melakukan evaluasi terhadap pemberlakuan sistem one way ini. Katanya sih, sudah mulai evaluasi, tapi hasilnya saya nggak tahu.

Tapi yang saya jelas tahu adalah, one way ini merugikan siapa pun yang melewatinya. Jadi, ya, kebijakan ini sebenarnya buat siapa?

Penulis: Titah Gusti Prasasti
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ponorogo, Kota dengan Sejuta Julukan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version