Cibubur adalah sebuah kawasan dengan wilayah yang membentang pada 4 daerah otonomi, yaitu Jakarta Timur, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi. Tak heran kalau kawasan ini menjadi sebuah fenomena di Indonesia sekaligus membuat sulit warga yang tinggal di sini.
Sebagai orang yang besar di Cibubur, saya sendiri merasakan keunikan dari kawasan ini. Kadang saya bisa merasa bangga dengan kondisi ini. Saya bisa memamerkan perjalanan melintasi berbagai daerah secara cepat dan instan, misalnya, “Di sini Jakarta Timur. Bawa motor sebentar sudah masuk Bekasi atau Depok, bahkan Kabupaten Bogor, lho!”
Walau Cibubur unik, ada juga penderitaan tinggal di kawasan ini. Apalagi buat orang-orang yang bekerja di Jakarta. Maklum, kawasan ini cenderung jauh ke mana-mana dan transportasi umumnya sulit.
Daftar Isi
Transportasi umum yang susahnya kebangetan
Sebagai warga kawasan Cibubur, tepatnya yang masuk di Kabupaten Bogor, transportasi umum yang memadai sulit saya rasakan di sini. Padahal sudah 20 tahun lebih saya hidup di sini. Impian untuk nggak mengendarai kendaraan pribadi ke mana-mana rasanya mustahil jika kita tinggal di Cibubur.
Misalnya saja untuk naik transportasi umum seperti kereta. Di Cibubur nggak ada stasiun kereta. Kalaupun ada stasiun yang dekat antara Stasiun Pondok Cina dan Stasiun Bekasi. Tapi untuk bisa sampai ke dua stasiun tersebut kita harus menempuh jarak 20 kilometer.
Sementara kalau mau naik bus, siap-siap saja menghadapi jalan yang macet. Selain itu, rute bus yang sedikit memutar membuat bus jadi lama tiba di tujuan.
Akhirnya naik kendaraan pribadi menjadi solusi terbaik bagi orang-orang yang tinggal di kawasan Cibubur. Walaupun harus melewati jalan yang macet, setidaknya rutenya nggak muter-muter seperti naik transportasi umum.
Lantaran banyak yang memilih naik kendaraan pribadi, akhirnya kemacetan pun semakin parah di sini dan sulit dihindari. Kemacetan biasanya terjadi di waktu orang berangkat kerja atau berangkat sekolah. Banyaknya kendaraan bermotor yang tumpah ruah di jalanan juga membuat polusi udara di kawasan Cibubur semakin parah.
Identitas yang nggak jelas
Sebagai warga Cibubur, saya selalu kesusahan ketika hendak memberitahu tempat tinggal saya pada orang lain. Fyi, waktu SD hingga SMP, saya sekolah di daerah Jakarta Timur. Ketika diminta untuk memperkenalkan diri, saya bilang kalau rumah saya di Kabupaten Bogor. Biasanya mendengar itu guru dan teman-teman saya kaget. Mereka berpikir bahwa rumah saya letaknya di Cibinong atau di Bogor kota, padahal ya nggak sejauh itu juga.
Kondisi ini juga menyusahkan saya saat SMA di mana ada kebijakan zonasi sekolah. Meskipun nilai UN saya cukup besar, saya nggak bisa lagi melanjutkan sekolah di Jakarta karena tempat tinggal saya berada jauh dari jangkauan zonasi sekolah yang saya incar.
Sisi terang Cibubur saat ini
Meskipun Cibubur masih banyak kekurangannya, sekarang kawasan ini mulai terlihat terang. Kehadiran mall bagus seperti Trans Studio Cibubur dan taman kota yang ada di Pondok Ranggon membuat kawasan ini terlihat sedikit modern. Selain itu untuk transportasi umum, kawasan ini juga sudah ada LRT. Mau bepergian ke Jakarta atau kota lainnya juga sudah mudah karena sekarang sudah ada tol.
Selain itu, beragam tempat wisata kuliner juga sudah hadir di kawasan Cibubur, tepatnya di Jalan Transyogi. Saya pikir berbagai spot untuk nongkrong juga sudah lengkap di sini. Coba saja lihat di sekitaran Kota Wisata, sudah ada beragam tempat wisata kuliner dan tempat nongkrong kekinian. Bahkan sekarang sedang ada proyek Mall Living World yang kelak kalau sudah selesai bisa menambah daftar pusat perbelanjaan di kawasan Cibubur.
Dengan banyak hal yang sudah terbangun di Cibubur dan sudah dirasakan penduduknya, ya walaupun masih butuh perjuangan untuk bisa mengakses tempat-tempat ini, namun saya sudah tidak perlu melakukan perjalanan yang besar untuk kesana.
Penulis: Dwiputra Juan Ambadatu
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Alasan Cibubur Jadi Kelurahan dengan Fasilitas Paling Lengkap.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.