Penampilan Christine Hakim di The Last of Us Memang Keren Banget, Kalian Nggak Usah Nyinyir!

Penampilan Christine Hakim di The Last of Us Memang Keren Banget, Kalian Nggak Usah Nyinyir Terminal Mojok

Penampilan Christine Hakim di The Last of Us Memang Keren Banget, Kalian Nggak Usah Nyinyir (Adit Redline via Wikimedia Commons)

Selama beberapa hari belakangan ini nama aktris kawakan Indonesia, Christine Hakim, tengah jadi perbincangan di media sosial dan banyak dicari di search engine Google. Pasalnya, Christine Hakim baru saja tampil memperlihatkan keahlian aktingnya dalam serial HBO, The Last of Us.

Sedikit tentang The Last of Us, serial yang satu ini merupakan hasil adaptasi video game dengan nama yang sama. Serial ini bakal membawa kita ke setting 20 tahun setelah adanya infeksi mutasi jamur massal dari genus Cordyseps. Infeksi ini menyebabkan pandemi global dengan mengubah korbannya menjadi semacam makhluk kanibal, sebelas dua belas kayak zombi.

Nah, Christine Hakim hadir di episode kedua The Last of Us. Beliau memerankan seorang mikolog dari Universitas Indonesia bernama Profesor Ratna. Profesor Ratna lah yang menemukan Cordyseps dari tubuh seorang wanita yang sudah kehilangan nyawanya. Oh iya, selain Christine Hakim, di episode kedua ini hadir pula aktor asal Indonesia lainnya, Yayu Unru. Di episode kedua bertajuk Infected itu dikisahkan bahwa Jakarta, tepatnya Universitas Indonesia, pada tahun 2003 merupakan awal mula kemunculan infeksi Cordyseps.

Seperti biasa, kalau ada suatu hal sekecil apa pun tentang Indonesia yang muncul di kancah internasional, warganet pasti terpecah belah jadi dua kubu. Kubu yang pertama adalah mereka yang mendukung, menyanjung, dan membanggakan Indonesia yang berhasil tampil dan menjadi perhatian warga global. Sebaliknya, ada pula kubu yang merasa bahwa hal kayak gitu biasa aja dan nggak perlu terlalu berbangga hati. Kubu yang satu ini yang selalu memojokkan para pendukung “Indonesia go international” dengan menuding bahwa mereka overproud.

Padahal nggak ada salahnya memuji seniman Indonesia yang sukses tampil dalam serial internasional seperti Christine Hakim dan Yayu Unru, lho. Bicara tentang Christine Hakim, jangan disangka beliau ini cuma modal bejo ya sampai bisa terpilih memerankan salah satu karakter dalam The Last of Us.

Christine Hakim, artis Indonesia peraih Piala Citra terbanyak

Christine Hakim adalah salah satu versatile actress yang membanggakan. Peran yang beliau ambil dalam setiap serial maupun film layar lebar selalu berbeda. Beliau pernah memerankan karakter dokter, psikolog, gubernur, orang tua para pahlawan, hingga bahadur Cut Nyak Dien. Bahkan beliau pernah jadi hantu di Perempuan Tanah Jahanam. Keren banget, sih!

Debut pertamanya dalam film Cinta Pertama pada tahun 1973 saja membuatnya langsung menyabet Piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik. Itu awal karier Christine Hakim di dunia akting, lho. Kalau diibaratkan di Korea Selatan, Christine Hakim ini baru debut langsung dapat anugerah Best Actress tanpa harus melewati tahap Best Newcomer atau Best New Actress terlebih dulu.

Nggak heran sih dengan kemampuan aktingnya ini beliau bisa menjadi artis Indonesia yang mempunyai koleksi Piala Citra terbanyak. Koleksinya ini disumbang dari kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik sebanyak lima piala dan tiga piala lainnya dari kategori Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik.

Berkecimpung di dunia internasional

The Last of Us juga bukan proyek internasional pertama bagi seorang Christine Hakim. Pengalaman membintangi film Hollywood pertamanya terjadi pada 2010 ketika ia tampil dalam film Eat, Pray, Love, sebuah film yang juga menghadirkan Julia Roberts.

Selain itu, Christine Hakim juga beberapa kali berkecimpung dalam dunia filmmaking sebagai seorang produser hingga juri festival film. Debut produsernya adalah melalui Daun di Atas Bantal pada 1998. Beliau juga membuat film dokumenter mengenai situs warisan dunia UNESCO di Indonesia, autisme, dan suku Dayak Kalimantan. Beliau pun menjadi juri kehormatan dalam Selection Officielle “Feature Films” dalam Festival Film Cannes 2002.

Puncaknya, Christine Hakim memperoleh penghargaan Lifetime Achievement pada Festival Film Indonesia (FFI) 2016. Setahun kemudian, lagi-lagi namanya berhasil mendapatkan Lifetime Achievement dari Indonesian Movie Actors Awards. Dahlah, beliau ini memang sudah banyak banget pengalamannya, baik sebagai aktris maupun produser.

Jadi, kalau dilihat dari rekam jejak beliau yang pasti bikin insecure kalau dirangkum dalam satu CV, Christine Hakim ini sudah berpengalaman banget. Beliau tampil di The Last of Us bukan hanya modal viral. Bahkan beliau dihubungi secara langsung oleh casting director lewat DM Instagram. Itu artinya kemampuan seorang Christine Hakim memang sekeren itu sampai-sampai di-notice casting director luar negeri.

Ikut syuting demi kemajuan perfilman Indonesia

Penampilan Christine Hakim di The Last of Us memang singkat. Tapi beliau mengorbankan banyak hal untuk itu. Beliau sempat ragu untuk pergi syuting ke Calgary, Kanada karena harus merawat ibu yang sudah renta dan suami yang memiliki penyakit komorbid. Apalagi syuting The Last of Us ini dilakukan dua tahun yang lalu ketika pandemi Covid-19 lagi tinggi-tingginya.

Suaminya akhirnya ikut meyakinkan bahwa memenuhi tawaran untuk main di The Last of Us nggak hanya bagus untuk menambah portofolio Christine Hakim sendiri, tapi juga untuk Indonesia dan dunia perfilman Indonesia. Aktrisnya sendiri saja berharap agar ada kemajuan untuk Indonesia dan dunia perfilmannya. ini bisa berdampak bagus buat negaranya, masa kalian yang cuma jadi penonton malah nggak mau ikut bangga dan malah ngata-ngatain overproud?

Bahkan setelah menyaksikan wawancara Insert kepada Christine Hakim, saya nggak henti-hentinya memuji beliau. Soalnya nggak hanya kemampuan aktingnya yang mengesankan, mindset beliau juga mindblowing. Beliau akhirnya mengiyakan tawaran untuk menunjukkan kepiawaian aktingnya di The Last of Us bukan untuk mencari popularitas maupun materi. Ia menganggap bahwa kehadirannya di serial HBO tersebut adalah sebagai bentuk pemenuhan amanah.

Aktris kayak beliau ini langka banget. Pencapaiannya banyak tapi beliau nggak sombong. Ayo dong lebih tulus berterimakasih dan memberikan pujian buat Christine Hakim atas aktingnya di The Last of Us tanpa embel-embel Indonesia overproud.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA The Last of Us: Beginilah Seharusnya Adaptasi Game Dibuat!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version