Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Pasar Buku Bekas Kwitang: Dahulu Berjaya, Kini Nyaris Lenyap

Muhammad Arifuddin Tanjung oleh Muhammad Arifuddin Tanjung
5 Oktober 2023
A A
Pasar Buku Bekas Kwitang: Dahulu Berjaya, Kini Nyaris Lenyap

Pasar Buku Bekas Kwitang: Dahulu Berjaya, Kini Nyaris Lenyap (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi yang sudah lama tinggal di Kota Jakarta, jika mendengar kata “Kwitang”, tentu ada tiga hal yang terlintas di pikiran kalian. Hal tersebut yaitu pasar buku bekas, Toko Buku Gunung Agung, dan seorang ulama terkenal Abad 20 yang bernama Habib Ali Kwitang.

Di sini, saya akan membahas hal yang pertama. Sebab, bagi saya sendiri, memang Kwitang ikonik gara-gara kaitannya dengan buku bekas.

Pasar buku bekas terkenal

Kwitang sejak dahulu memang terkenal menjadi pusat penjualan buku-buku bekas. Saya kurang tau persis dari mana buku-buku tersebut berasal, tetapi yang pasti, berbagai jenis buku dijual di tempat ini. Dapat dikatakan koleksinya lengkap Mulai dari novel (baik dari dalam maupun luar negeri), komik, buku kumpulan-kumpulan soal SD hingga SMA, buku agama, hukum, akuntansi, ekonomi, politik, sosiologi, sejarah, matematika, sampai buku resep masakan, semua bisa ditemukan di sini.

Harganya pun tergolong murah dan bisa ditawar asalkan kita mahir dalam negosiasi. Bahkan, kalau sudah langganan, pedagang umumnya memberikan harga spesial yang lebih murah. Sekalipun ada buku yang mahal, buku tersebut bisa dijamin langka. Jadi ya, wajar mahal.

Oleh karena harganya yang serba murah serta koleksinya yang lengkap itulah, orang-orang mencari buku bekas ke Kwitang. Sebagian dari mereka adalah mahasiswa yang sedang mencari buku referensi untuk kepentingan perkuliahan (termasuk saya sendiri). Namun, mengenai harga buku di tempat ini yang murah perlu diingat satu hal; tidak semua buku yang dijual itu buku asli. Jadi, harus bijak dan jeli dalam memilih.

Apa pun alasannya, jangan beli buku bajakan.

Kwitang yang merana

Sayangnya, sekarang ini, kondisi pasar buku bekas Kwitang tidak lagi ramai seperti dulu. Saya ingat pada 2017 ketika saya masih SMP, saya pergi ke tempat ini dan melihat Kwitang masih dipenuhi pemburu buku bekas. Para pedagang berjualan dengan semangatnya. Terdapat pula satu atau dua orang yang bertindak sebagai “calo” yang membantu pembeli menemukan buku yang dicari, lalu terjadilah tawar-menawar harga.

Jumlah toko buku bekas yang buka pun masih sangat banyak. Para pedagang berjualan secara bersama-sama di dalam ruko-ruko tua mulai dari samping Flyover Senen lalu berbelok ke arah Jalan Kramat Kwitang. Kini, ruko-ruko itu banyak yang tutup, menandakan sudah banyak pula toko buku bekas beserta pedagangnya yang berhenti berjualan. Jumlahnya berkurang drastis.

Baca Juga:

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

Pantauan saya pada tanggal 27 September 2023 lalu, hanya tersisa tiga ruko saja. Saat saya mengunjungi Kwitang pada tahun 2021 lalu, kondisinya belum sesepi sekarang. Masih ada lima toko buku bekas di dalam ruko yang buka dan trotoar di depannya dipenuhi sepeda motor pembeli.

Singkatnya, pusat buku bekas Kwitang yang dulunya hidup, kini telah nyaris mati. Sebuah pemandangan yang memilukan hati.

Mencari alasan “kematian”

Saya rasa ada dua faktor penting yang menyebabkan sepinya pusat penjualan buku bekas Kwitang sekarang ini. Pertama, faktor Pandemi Covid-19. Saya rasa tak perlu saya jelaskan begitu detil, sebab kita semua tahu tentang hal ini. Kedua, anak-anak muda zaman sekarang telah melek teknologi. Mereka lebih suka yang serba praktis dan cepat, termasuk dalam dunia literasi. Tinggal beli buku lewat e-commerce, kita bisa langsung mendapatkan buku yang dicari tanpa perlu keluar rumah.

Selain itu, anak-anak muda juga lebih memilih untuk membaca buku elektronik alias e-book yang hanya memakan sedikit memori pada perangkat. Bikin nggak ribet dan nggak perlu bawa buku fisik yang berat. Kemajuan teknologi ini membuat toko buku offline telah kehilangan para pembelinya, seperti yang dialami oleh para pedagang buku bekas Kwitang. Hal serupa juga terjadi pada Toko Gunung Agung Kwitang dan cabang-cabangnya di tempat lain, yang saat ini telah tutup mata untuk selamanya.

Begitulah riwayat terkini dari pusat penjualan buku bekas yang ada di Kwitang. Kondisinya sekarang jauh berbeda dibandingkan dahulu. Sangat disayangkan melihat toko-toko buku bekas yang telah berjasa dalam menyediakan segala literatur yang kita cari, kini telah nyaris mati.

Formula kematian ini, terulang di mana-mana. Yang berjaya di masa lalu, mati karena tak mampu mengejar teknologi. Kwitang tak luput dari terkaman masa kini. Dalam sepi, ia menunggu ada yang mengulurkan tangan, agar riuh-riuh yang ada kembali terdengar di tempat yang makin sepi ini.

Penulis: Muhammad Arifuddin Tanjung
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jakarta Adalah Tempat Terbaik untuk Menemukan Ketenangan Melebihi Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2023 oleh

Tags: Jakartakwitangpasar buku bekas kwitangsenen
Muhammad Arifuddin Tanjung

Muhammad Arifuddin Tanjung

Pemula yang haus akan ilmu.

ArtikelTerkait

5 Alasan Masuk Akal untuk Tidak Tinggal di Jakarta

Bagi Orang Cikarang, Jakarta Itu Surga Dunia

23 April 2023
5 Tempat di Jakarta yang Sebaiknya Tidak Dikunjungi terminal mojok.co

5 Tempat di Jakarta yang Sebaiknya Tidak Dikunjungi

3 Desember 2021
PRJ Surabaya, Sebuah Usaha Meniru PRJ di Jakarta yang Maksa Banget

PRJ Surabaya, Sebuah Usaha Meniru PRJ di Jakarta yang Maksa Banget

24 Oktober 2023
Di Mata Saya, Kebiasaan Orang Jakarta Sarapan Mie Ayam Nggak Terlalu Aneh Mojok.co

Di Mata Saya, Kebiasaan Orang Jakarta Sarapan Mie Ayam Nggak Terlalu Aneh

17 Juni 2024
Riang Prasetya, Ketua RT Rasa Kepala Daerah

Riang Prasetya, Ketua RT Rasa Kepala Daerah

27 Mei 2023
4 Hal yang Bikin Kerja di Jakarta Itu Perlu Disyukuri Terminal Mojok.co

4 Hal yang Bikin Kerja di Jakarta Itu Perlu Disyukuri

9 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.