Mengenal Pagar Alam, Kota Kecil di Tengah Indahnya Pemandangan Alam Sumatera Selatan

Mengenal Pagar Alam, Kota Kecil di Tengah Indahnya Pemandangan Alam Sumatera Selatan

Mengenal Pagar Alam, Kota Kecil di Tengah Indahnya Pemandangan Alam Sumatera Selatan (Febi Andika Valendra via Wikimedia Commons)

Pagar Alam merupakan nama salah satu kota yang berada di Provinsi Sumatera Selatan. Dibilang kota besar, nggak juga, tapi ada banyak hal positif yang bisa kalian temukan di daerah ini.

Dulunya, Pagar Alam merupakan bagian dari Kabupaten Lahat. Namun sejak tahun 2001, daerah ini memisahkan diri dan menjadi kota sendiri. Lantaran tinggal di Lahat, saya jadi sedikit banyak tahu soal kota ini karena beberapa kali pergi ke sana. Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui soal kota ini:

Gunung Dempo

Bicara soal Pagar Alam tentu tak bisa lepas dari Gunung Dempo. Masyarakat Sumatera Selatan pasti tahu yang namanya Gunung Dempo. Bahkan, gunung ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Sumatera Selatan sampai begitu ramai dikunjungi saat musim liburan.

Fakta lain terkait Gunung Dempo adalah gunung ini merupakan gunung berapi aktif tertinggi di Sumatera Selatan. Gunung Dempo memiliki ketinggian sekitar 3159 mdpl.

Ketika Anda berkunjung ke sini, Anda akan mendapati hamparan kebun teh yang sangat luas. Tempat ini memang cocok dijadikan latar belakang untuk berfoto ria, namun nggak untuk dirusak, ya. Kebun teh tersebut sudah ada sejak zaman Hindia Belanda dan saat ini dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII).

Tidak padat penduduk

Fakta lain dari Kota Pagar Alam adalah daerah ini secara populasi penduduknya nggak terlalu banyak. Maka saya sangat merekomendasikan jika Anda tertarik untuk tinggal di kota ini. Anda nggak akan merasakan kemacetan atau berdesak-desakkan di dalam transportasi publik layaknya di kota-kota besar lain di Indonesia.

Dengan luas wilayah 633,66 kilometer persegi, kota ini memiliki populasi penduduk sekitar 143.840 jiwa (data BPS 2020). Berarti tingkat kepadatan penduduk di sini hanya sekitar 1,69%.

Penghasil kopi Robusta

Selain merupakan penghasil teh di Sumatera Selatan, kota ini juga merupakan penghasil kopi Robusta yang sangat lezat. Data BPS menunjukkan hingga tahun 2020, luas lahan perkebunan kopi di Pagar Alam mencapai 8.327 hektare dan mampu memproduksi sampai 12.782 ton kopi per tahun.

Anda suka ngopi? Datang saja kemari. Anda nggak akan kekurangan kopi kualitas terbaik di sini.

Punya bandara

Eits, jangan salah ya, meskipun kota kecil, Pagar Alam juga punya bandara walau hanya melayani penerbangan domestik. Yah, setidaknya ada yang bisa dibanggakan warga sini dan diceritakan ke anak cucu mereka kalau di kota kelahiran mereka ini ada bandara.

Bandara yang diberi nama Bandara Atung Bungsu ini melayani penerbangan dari dua maskapai lokal, yakni Wings Air dan Susi Air. Saya harap, semoga ke depannya makin banyak maskapai yang membuka rute penerbangan dari dan ke kota ini.

Sayuran segar berlimpah

Nggak usah khawatir susah mencari sayur-sayuran di kota ini. Justru Pagar Alam merupakan surganya sayuran segar di Sumatera Selatan. Terletak di dataran tinggi, berbagai jenis sayuran tumbuh subur dengan mudah di daerah ini. Sebut saja kubis, cabai, dan lain-lain berlimpah ruah di sini.

Bahkan kebanyakan pasar tradisional di Sumatera rata-rata mengambil sayuran dari kota ini. Saya pun pernah merasakan makan sayuran yang langsung datang dari Pagar Alam. Rasanya memang segar sehingga terasa enak ketika disantap.

Itulah beberapa fakta seputar Kota Pagar Alam yang sebaiknya Anda ketahui. Selain hal-hal di atas, kota ini juga memiliki beberapa destinasi wisata menarik seperti Air Terjun Curup Embun, Curup Mangkok, Curup Tujuh Kenangan, Situs Megalitikum, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Siapa pun yang tinggal di kota ini pasti merasa nyaman. Udaranya masih sejuk dan segar serta berada di tengah-tengah pemandangan alam Sumatera Selatan yang sangat indah. Meski bukan kota besar dan nggak familier seperti Palembang, kota ini cukup menyenangkan untuk ditinggali. Semoga kota ini semakin maju ke depannya.

Penulis: Firdaus Deni Febriansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Penderitaan yang Saya Rasakan ketika Tinggal di Kayuagung, Sumatera Selatan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version