Pacaran di Kebun Raya Bogor Bikin Putus? Halah, Omong Kosong!

Kebun Raya Bogor Perlu Belajar dari Taman Safari Bogor agar Tidak Ditinggalkan Mojok.co

Kebun Raya Bogor Perlu Belajar dari Taman Safari Bogor agar Tidak Ditinggalkan (unsplash.com)

Kalian tahu Kebun Raya Bogor? Pasti banyak yang tahu ya, tapi apakah kalian tahu kalau ada mitos berpacaran di Kebun Raya Bogor akan membuat hubungan kandas? Banyak sekali teman saya yang percaya akan mitos ini, jadi setiap diajak jalan-jalan ke Kebun Raya, selalu menghindari membawa pasangan.

Jujur, saya nggak percaya akan mitos itu dan saya sudah mematahkan mitos tersebut. Saya berulang kali membawa pasangan saya saat masih pacaran, dan hubungan kami tidak kandas. Malahan, berlanjut ke tahap selanjutnya.

Kalaupun ada yang sampai putus, saya kira ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini. Tapi, bukan berarti ini menjadi validasi mitos ya, hanya saja untuk meluruskan kekeliruan dan supaya menjadi pencegahan agar tidak semata-mata langsung percaya ke mitosnya.

Kebun Raya Bogor itu luas, bikin capek untuk mengelilinginya

Kebun Raya Bogor itu sangat luas. Luasnya sampai 87 hektare di pusat Kota Bogor, lebih luas dari Vatikan. Kalau kamu berkunjung ke sini dan berniat menjelajahi dari ujung ke ujung, risikonya pasti akan capek. Kalau sudah capek, gampang emosi dan sensitif.

Di kondisi yang rapuh itu, manusia sering kali berbuat hal di luar pikiran dan kemauan dia. Kelihatan aslinya kalau kata orang dulu mah. Jadi, sering kali nggak berpikir logis. Karena hal ini, rentan berkelahi dengan pasangan. Kalau sudah berkelahi, rasanya pasti eneg bersama dengan orang lain.

Jadi berpikir berlebihan sampai merasa nggak cocok bersama dengan pasangan, karena sudah melihat sosoknya yang emosi dan kecapean. Ujung-ujungnya mikir nggak cocok karena tidak happy dalam kondisi tersebut.

Bawa persiapan biar nggak mudah capek dan kesal

Karena sudah tahu Kebun Raya Bogor itu luasnya naudzubillah, seharusnya mikir-mikir untuk mengelilingi hanya dengan berjalan kaki saja. Memang sehat, tapi kalau niatnya bukan buat olahraga pasti bakalan merasa capek banget. Lebih baik gunakan kendaraan yang bisa disewa di dalam Kebun Raya.

Ada skuter listrik sampai mobil golf. Kamu bisa gunakan untuk berkeliling Kebun Raya Bogor bersama pasangan tanpa perlu capek-capek jalan kaki. Keluar uang sedikit tidak masalah untuk kenyamanan, toh? Daripada jalan kaki, jatuhnya malah menyiksa diri dengan pasangan.

Jangan lupa membawa makanan dan minuman yang cukup. Kalau malas, ada kedai dan restoran di dalam yang bisa kamu kunjungi. Lapar dan haus juga menjadi salah satu alasan mudah emosi dan capek, tuh. Kalau nyaman dan kenyang, nggak mungkin ada drama yang berujung putus hubungan.

Mengalah dan dewasalah untuk orang tersayang

Kalau sudah telanjur berkelahi dan kesal dengan pasangan, lebih baik jangan malah dibiarkan saja. Memang terdengar klise, tapi mengalah dan dewasa untuk berdamai juga nggak apa-apa kali. Masa nggak bisa? Apalagi untuk pasangan sendiri. Kamu sayang ke pasanganmu, bukan?

Saya juga pernah berantem dengan pasangan sendiri saat kecapean di Kebun Raya Bogor, tapi saya memilih mengalah dan berpikir dengan kepala dingin. Saya langsung ingat niat awal ke Kebun Raya Bogor itu untuk bersenang-senang. Kalau malah jadi berantem, jadinya saya ingkar ke niat awal.

Malu ke tumbuhan di Kebun Raya Bogor. Masa karena capek dan berantem sedikit, malah putus hubungan. Padahal, memori indahnya lebih banyak dibandingkan dengan berantem. Begitu.

Sudah sering banyak acara di Kebun Raya Bogor, kalau mitosnya benar, pasti nggak laku itu acaranya

Sering kali ada acara di Kebun Raya Bogor. Mulai dari pameran kesenian sampai konser musik. Rata-rata yang datang mesti bawa pasangan, jumlahnya juga nggak sedikit. Kalau misalnya orang-orang tersebut percaya dengan mitos, pasti nggak pada datang ke acara itu.

Dengan banyaknya acara tersebut, membuktikan bahwa mitos itu nggak benar. Kalau setiap ada acara banyak yang putus hubungan, sudah jadi trending topic juga kali di media sosial. Acara di tempat tersebut juga jadi nggak laku. Kenyataannya, tetap laku-laku aja.

Jadi, jangan gampang percaya dengan mitos. Semuanya tergantung pada diri sendiri. Mitos seringkali muncul karena untuk mencegah perbuatan tidak menyenangkan di lokasi tersebut. Misalnya kayak putus hubungan di Kebun Raya Bogor, bisa jadi karena banyak yang pacarannya tidak senonoh, padahal tempat tersebut dibuka untuk publik.

Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kebun Raya Bogor Perlu Belajar dari Taman Safari Bogor agar Tidak Ditinggalkan 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version