Our Beloved Summer Tamat, Banyak Cara Kreatif untuk Memulai Kembali

Our Beloved Summer Tamat, Banyak Cara Kreatif untuk Memulai Kembali Terminal Mojok

Our Beloved Summer Tamat, Banyak Cara Kreatif untuk Memulai Kembali (Instagram Netflix Indonesia)

Our Beloved Summer telah merampungkan keenam belas episodenya semalam. Rasanya masih belum rela ditinggal mereka di saat saya sedang sayang-sayangnya dengan drama Korea satu ini. Terlepas dari akhir yang bahagia untuk semua karakter, sejujurnya saya ingin sekali ngopi bersama penulis Lee Na Eun untuk membuatkan episode khusus—atau mungkin spin-off—bagi Kim Ji Ung, Jung Chae Ran, Gu Eun Ho, Lee Sol Yi, dan NJ. Namun, saya tahu itu tidak mungkin. Maka dari itu, satu dua minggu ke depan saya akan terus membicarakan Our Beloved Summer.

Ada satu tajuk episode yang cukup menggambarkan Our Beloved Summer selain judul utamanya, yaitu Begin Again. Judul tersebut diambil dari film musikal populer arahan John Carney yang juga cukup membekas bagi saya.

Memulai kembali adalah apa yang para karakter Our Beloved Summer putuskan di akhir drama ini. Sepanjang usia kehidupan mereka, satu-satunya hal yang tidak mereka benar-benar tahu adalah perihal “memulai”. Kapan mereka mulai mengenal diri sendiri, apa mimpi mereka, haruskah mereka bersiap sebelum memulai sesuatu atau cukup menjalaninya, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang tumbuh dari penyesalan. 

Choi Ung tidak pernah benar-benar memulai apa pun dalam hidupnya, dia hanya menjalaninya. Kook Yeon Su pun begitu, dia selalu hidup untuk orang lain, mengemban beban yang bukan miliknya. Kim Ji Ung hidup dalam kesepian dan selama hidupnya mati-matian berpura-pura kuat. Dia tidak tahu untuk apa dan untuk siapa dia hidup. NJ terpenjara oleh keterpaksaan. Gemerlapnya dunia selebritas tidak membuatnya bahagia. Senyumnya di depan publik nyaris selalu palsu. Saking seringnya dia tersenyum begitu, orang berpikir dia baik-baik saja. Mereka menjalani hidup yang tidak mereka harapkan. Untuk itu, mereka harus memulai kembali.

Our Beloved Summer adalah tentang “mengenang” hari-hari yang sudah berlalu, hari-hari yang mereka jalani tanpa menyadari banyak hal dalam diri mereka. Pada latar masa kini, semua karakter menengok ke belakang dan menyesali banyak momen. “Seandainya aku begini dan tidak begitu, mungkin sekarang aku tidak berada dalam kondisi menyedihkan ini” terus mengendap di benak mereka. Namun, waktu tak seperti roda yang bisa diputar semau kita. Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah berdamai dengan penyesalan mereka—lalu memulai kembali. 

Seperti Gretta James dan Dan Mulligan yang saling menyembuhkan, karakter-karakter Our Beloved Summer pun begitu. Sebelum memulai kembali, luka harus sembuh. Choi Ung dan Yeon Su saling menyembuhkan dengan meluruhkan ego masing-masing, Kim Ji Ung menyembuhkan dirinya dengan berdamai dengan ibunya yang hidupnya tak lama lagi, dan NJ menyembuhkan dirinya dengan mencintai dirinya sendiri lebih baik lagi. Tentu, semua itu butuh waktu dan keberanian, juga kesadaran. 

Tidak ada yang namanya Buku Panduan Memulai Kembali, tidak juga jasa “penyembuh luka”. Masing-masing karakter menyadari kebutuhan mereka untuk memulai kembali hidup mereka adalah sebuah fase pendewasaan. Perlu tidaknya mereka memulai kembali bergantung pada seberapa besar ketakutan dan penyesalan mereka, sebab pada akhirnya, hidup tidak dijalani hanya karena ingin. 

Our Beloved Summer bagi saya adalah surat cinta. Surat cinta bagi mereka yang merasa hidupnya tidak berarti, mereka yang hidup dalam keterpaksaan, dan mereka yang tidak cukup berani untuk mengakui bahwa diri mereka sedang tidak baik-baik saja. Bahwa kadang hidup hanya perlu “di-nggak apa-apain” dan tidak pernah ada kata telat untuk memulai kembali. Penyesalan tidak akan berubah, selamanya akan jadi penyesalan. Lewat Our Beloved Summer, kita diajak untuk legowo dan fokus pada diri kita sekarang dan nanti. 

Bersamaan dengan Our Beloved Summer, saya juga sedang membaca ulang buku kumpulan puisi karya Wesley Johanes dan Theoresia Rumthe berjudul Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai. Lalu, saya teringat drama Korea yang dimainkan Choi Woo Shik dan Kim Da Mi itu. Selalu ada keklisean baik dalam drama televisi maupun kehidupan nyata. Untuk memulai kembali, kita tak perlu kreatif. Kita hanya perlu melakukannya.

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version