Tolong yang suka banget membunyikan klakson sampai bikin orang kaget mbok ya sadar. Naik motor di tengah terik matahari yang lagi semangat-semangatnya ditambah kemacetan tentu suatu perpaduan yang memuakkan, apalagi jika serasa diburu waktu. Jika ditambah kelakuan orang serampangan, rasanya kok penderitaan makin lengkap.
Apalagi kalau sudah tahu macet, nggak bisa jalan cepat, nggak bakal langsung lancar dengan hanya membunyikan klakson. Lha ini kok jarinya kayak nggak berdosa, terus saja membunyikan klakson. Apa nggak ada perasaan buat sedikit menghargai pengendara lain juga?
Apa nggak mikir bahwa ada orang yang kagetan kayak saya, yang saat mendengar suara klakson cukup keras bisa saja saya shock terus oleng, kan, bahaya. Meskipun hampir terjadi, untungnya saya nggak jadi oleng, takut sakit dan baret di badan, perih.
Membunyikan klakson motor atau mobil sangat umum dan baik dilakukan untuk memberi tanda ke pengendara lain. Tapi, mbok ya nggak usah lebay sampai dibunyikan berkali-kali. Bikin pengendara lain jadi budeg. Empatinya dipakai dong, jangan semena-mena kayak udah mbayarin pajak semua pengendara aja.
Bukan saja para pengendara motor, mobil dan truk pun tak jarang yang keranjingan buat membunyikan klakson dengan serampangan dan ngawur, sudah kayak debat Pilpres aja, ramai tapi nggak jelas esensinya.
Saya akui, membunyikan klakson itu suatu hal yang wajar bahkan wajib dilakukan di beberapa situasi. Misalkan saja seperti di bawah ini.
Pertama, ketika ingin memasuki tikungan. Yups, membunyikan klakson pas memasuki tikungan baik tajam atau biasa saja sebaiknya dilakukan untuk memberi isyarat ke pengendara dari arah berlawanan. Tak jarang ada pengemudi tanpa pikir panjang dan cenderung nekat, seringnya ugal-ugalan pas nikung dan hal ini bisa membahayakan. Barangkali hal tersebut karena terinspirasi beberapa adegan menikung mantan di ajang balap sekelas MotoGP.
Tak sedikit yang akhirnya nubruk, ndlosor, menghela napas gara-gara mau beradu banteng di tikungan. Untuk itu, penggunaan klakson sungguh tepat ketika memasuki tikungan daripada saling bikin kaget. Tapi, tolong jangan coba-coba membunyikan klakson ke pengendara lain yang lagi santai di lajur kiri. Hanya karena mau nyalip lewat kiri jadi tanpa rasa salah malah terus memencet klakson. Cuy, mau menyalip tuh pakai lajur kanan bukan kiri, dasar kaum kiri karbitan.
Kedua. Saat ingin menyalip. Ini adalah salah satu bentuk unggah-ungguh yang sebaiknya terus dilestarikan. Jika masyarakat zaman dulu sampai turun kendaraan dan memberi salam ketika ketemu orang yang lebih tua. Maka sama halnya ketika ingin menyalip (nyalipnya nggak dari lajur kiri lho ya), membunyikan klakson sekali menjadi pertanda pun sebagai penghormatan ke pengendara lain. Tapi, yang kudu diingat, bunyikan sekali saja. Tak usah berkali-kali, lha mau kampanye po?
Ketiga. Ya tentu saja, gunakan klakson ketika ketemu teman, keluarga, atau bahkan mantan. Klakson ada kalanya diciptakan sebagai alat buat saling menyapa kenalan. Daripada teriak-teriak nggak jelas, tentu cukup tekan tombol. Jangan sampai hanya perihal nggak mengklakson ketika papasan di jalan malah dicap orang yang sombong.
Selain ketiga hal tersebut, cobalah untuk membunyikan klakson barang satu kali pencet jika ingin memberi isyarat ke pengendara lain. Pokoknya, please, nggak usah lebay. Bikin kuping jadi budeg.
Jadilah pengendara yang lebih peduli lagi sama orang-orang kagetan kayak saya ini. Nggak usah pencet-pencet klakson kebanyakan seolah itu hobimu, apalagi sampai membunyikan klakson panjang dan lama banget, hadeeeh berisik woy. Jangan sampai urusan beginian malah jadi ladang dosa buat Anda sekalian, soalnya bikin pengendara jalan lain mangkel.
Beberapa pengendara bahkan secara serampangan membunyikan klakson tepat setelah lampu merah berubah menjadi hijau. Seolah pengendara di depannya itu nggak bisa lihat lampunya dan nggak butuh waktu buat narik gas. Sabar dong, sebentar kemudian juga jalan. Kayak keburu-buru mau ngapain sih? Klakson yang dipencet secara bijak sebenarnya bisa menggambarkan seberapa sabar si pengendara. Semakin serampangan, semakin emosian dan nggak sabaran pula orang itu. Hadeeeh, mending jauh-jauh sama orang begini.
BACA JUGA Pengalaman Saya Memakai Honda Scoopy yang Jauh dari Ekspektasi dan tulisan Budi lainnya.