Now, We Are Breaking Up dan Betapa Modisnya Orang Korea

Apa Benar Orang Korea Se-fashionable Karakter di Now, We Are Breaking Up_ terminal mojok

Drama Korea Now, We Are Breaking Up telah memasuki pekan kedua penayangannya. Drakor ini mengisahkan jalan berliku bagi pasangan Ha Young Eun, seorang desainer pakaian dari brand terpandang, dan Yoon Jae Kook, seorang fotografer lepas yang selalu jadi incaran merek fesyen karena kemampuan memotretnya yang keren abis.

Pada episode kedua minggu lalu dari Now, We Are Breaking Up, tampak salah satu rutinitas Ha Young Eun sebagai seorang desainer pakaian. Dia dan beberapa rekannya turun ke lapangan untuk menyaksikan secara langsung tren pakaian yang sedang digandrungi oleh orang-orang Seoul. Young Eun akan langsung mengambil gambar beberapa orang yang cara berpakaiannya cukup menginspirasi.

Ketika menyaksikan bagian ini, saya langsung merasa takjub. Gimana nggak, orang-orang Seoul yang tampil dalam drakor tersebut terlihat begitu fashionable. Bahkan untuk sekadar keluar rumah barang sebentar mereka berdandan rapi dan menjadikan jalanan ibukota sebagai runway. Pakaian-pakaian yang mereka kenakan pun sangat trendy dan segar.

Paris memang kiblat fesyen dunia, tapi tahukah kalian bahwa Seoul juga cukup modis untuk dilirik? Selain karena sekarang banyak anak muda yang menggemari gaya berpakaian ala Korea, ada beberapa alasan lain yang membuat Korea Selatan nggak kolot soal tren busana.

#1 Budaya

Korea Selatan, khususnya Seoul, memang mempunyai appearance-based culture. Berdasarkan sebuah survei mengenai penampilan dan operasi plastik di Korea Selatan, di tahun 2020, sebanyak 61 persen orang dewasa di Korea Selatan mengaku bahwa mereka memedulikan penampilan fisik diri sendiri.

Sebagian besar penduduk Korea Selatan memang memperhatikan penampilan mereka. Kalau ditilik dari sejarahnya, Korea Selatan dulunya termasuk negara dengan ekonomi terbelakang. Pada masa setelah perang, masyarakat Korea Selatan hidup dalam keterbatasan. Boro-boro punya baju bagus, untuk makan saja mereka harus berupaya sekuat tenaga. Maka dari itu ketika perekonomian Korea Selatan semakin stabil dan sebagian besar masyarakatnya mampu menjangkau barang-barang yang mereka inginkan, menjaga penampilan menjadi hal yang cukup diperhatikan.

Ditambah lagi dengan adanya ajaran Konfusianisme yang menganjurkan bagi setiap manusia untuk menjaga tubuh mereka sebaik mungkin, semakin sayanglah orang Korea Selatan pada penampilan. Ya meskipun dampak dari kultur ini menciptakan standar kecantikan yang ketat banget.

#2 Pergantian musim

Selain karena budayanya, kesadaran orang Korea Selatan terhadap penampilan ini juga didukung sekaligus dituntut oleh perubahan musim. Korea Selatan termasuk negara yang mengalami empat musim dalam setahun. Musim berganti, tren fesyen pun ikut berubah.

Sebagian besar orang Korea akan memperbarui pakaian di lemari mereka setiap musim. Yah, bayangkan saja berapa banyak pengeluaran mereka karena harus update gaya secara rutin. Dan di sinilah peran desainer pakaian seperti Ha Young Eun dalam Now, We Are Breaking Up. Ha Young Eun dan desainer-desainer lain harus menciptakan tren baru tapi juga harus tahu apa yang diinginkan oleh masyarakat. Salah satu caranya adalah turun ke lapangan buat melihat model pakaian yang sedang hot di masyarakat.

Kalau dipikir-pikir, rasanya nggak mungkin juga mengenakan outfit tebal yang terbuat dari wol di musim panas.

#3 Ketetapan yang memotivasi

Nggak hanya pakaian kasual yang selalu baru tiap musim, seragam sekolah pun begitu. Di sebagian besar sekolah di Korea Selatan, umumnya seragam yang dikenakan oleh para pelajar akan berganti tiga kali setahun. Kalau pelajar Indonesia ganti seragam setahun sekali karena bertumbuh tinggi, pelajar Korea Selatan bergonta-ganti seragam mengikuti musim.

Di musim dingin, mereka akan mengenakan seragam bernama dongbok. Satu setel dongbok berisikan blazer, kemeja, dan celana panjang atau rok. Ketika musim dingin berakhir, para siswa akan mengenakan chunchubok atau seragam musim semi dan gugur. Pakaiannya lebih simpel karena hanya berupa kemeja, knitted vest, dan bawahan berupa celana atau rok. Seragam di musim panas, yang disebut sebagai habok, akan jadi lebih sederhana lagi dengan kemeja dan celana atau rok pendek saja.

Selain punya warna dan nuansa sendiri tiap musim, seragam di Korea Selatan pun diproduksi oleh brand yang cukup prestisius. Mungkin kalian pernah dengar brand seragam kayak SMART dan Skoolooks. Mereka rutin bikin desain dan teknologi baru dalam seragam, misalnya dulu sempat ada seragam yang didesain nggak akan kotor meski ketumpahan jus. Bahkan brand ini sampai berkolaborasi dengan idol K-Pop, seperti BTS, TXT, dan EXO.

Bahkan seragam yang notabene adalah kewajiban saja se-up to date dan sekeren ini, apalagi pakaian kasual yang bisa dikombinasikan sesuka hati. Maka nggak heran kalau banyak imigran yang datang ke Korea Selatan dan merasa inferior karena penampilan mereka nggak semodis orang-orang di negara tersebut. Salah satunya adalah seorang YouTuber asal Inggris, UnJaded Jade, yang pernah menjalani studi di Korea Selatan.

Jade merasa bahwa masyarakat Korea Selatan sangat stylish. Pakaian yang dikenakan oleh masyarakat Korea Selatan ini punya tren yang sangat spesifik. Misalnya rok di musim semi punya model dan skema warna tertentu yang memang sedang digandrungi oleh kebanyakan orang. Busana yang dipakai oleh orang Korea Selatan membuat kota jadi lebih cerah dan berwarna.

Rupanya orang-orang Korea Selatan memang stylish di kehidupan nyata. Maka nggak perlu heran lagi jika pengeluaran mereka untuk busana lumayan banyak. Mungkin juga mereka nggak terlalu memikirkan bujet ketika membeli brand berkelas seperti SONO atau merek milik rival Ha Young Eun, Lucia.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version