Nostalgia Tekken 3, Gim PS1 dengan Grafik Terbaik

Tekken 3 mojok

Tekken 3 mojok

Nggak ada gamer yang nggak tau Tekken atau nggak pernah memainkan Tekken. Kalau ada, dia bukan gamer beneran. Anggep aja gamer coret. Dari semua versi Tekken yang pernah saya jajal, Tekken 3 menjadi favorit saya. Saya sendiri sangat sering memainkan game tersebut selama PS1 saya masih hidup. Saking seringnya, berkali-kali saya membeli kaset Tekken 3 ketika ia sudah mulai macet dan juga berbaret.

Lebih lanjut, Tekken 3 menjadi game PS 1 terbaik di hati saya. Setidaknya ada beberapa alasan mengapa saya menobatkan game keluaran tahun 1997 tersebut sebagai yang terbaik. Anda boleh setuju atau tidak dengan penilaian saya ini. Saya sih nga peduli.

Grafik

Salah satu hal yang membuat saya jatuh hati dengan Tekken 3 adalah tampilan grafiknya. Gerakan dari setiap karakter maupun latar tempat pertarungan pada Tekken 3 terasa seperti nyata. Jika dikomparasikan dengan sebuah video di zaman now, gerakan dari para karakternya kurang lebih terlihat seperti video YouTube yang diputar dengan resolusi 720p60.

Untuk ukuran game di era 90-an, grafik dari Tekken 3 benar-benar terasa begitu advanced sekaligus unik. Hingga sekarang, belum pernah saya menemukan grafik seperti itu pada game PS1 lainnya.

Intro atau opening

Selain grafik, intro atau opening yang terdapat di dalam game Tekken 3 menjadi alasan mengapa saya jatuh cinta dengannya. Kemunculan Heihachi Mishima, Paul Phoenix, hingga Jin Kazama di dalamnya benar-benar terasa mantap dengan background music-nya yang bernuansa rock. Saking kerennya, sulit bagi saya untuk melupakan intronya di dalam benak.

Karakter

Dari segi desain, para karakter di gim ini terasa begitu keren. Baik dari segi fisik maupun pakaian yang dikenakannya. Tidak ada desain karakter yang tidak perlu alias lebay. Semuanya benar-benar terasa proporsional.

Favorit saya sih desain karakter Hwoarang dengan kaos buntung dan celana jeans hitam serta semacam goggles di atas dahinya. Gayanya benar-benar menggambarkan seorang petarung jalanan. Didukung dengan wajahnya yang tampan, membuat level kekerenan dari Hwoarang terasa maksimal.

Di samping itu, desain daripada final boss di gim ini terasa begitu badass sekaligus mengerikan. Dalam hal ini, karakter yang saya adalah maksud adalah True Ogre. Sayap mirip kelelawar plus satu lengannya yang berbentuk ular membuat ia terasa menakutkan.

Belum lagi dengan suasana di sekitarnya ketika True Ogre sedang bertarung. Khusus untuk karakter ini, tempat dari pertarungannya akan diselimuti kegelapan. Terkecuali di bagian lantainya saja. Hal tersebut pada akhirnya semakin menegaskan kengerian sekaligus ke-badass-an dari True Ogre.

Jurus atau combo

Ketika memainkan gim ini, saya tidak pernah merasa bosan. Ada banyak jurus maupun combo (kombinasi jurus) yang tersedia untuk dijajal. Jadi, tidak hanya mengandalkan tombol segitiga, kotak, bulat, dan X saja.

Beberapa karakter pada Tekken 3 memiliki jurus atau combo yang tombolnya tergolong rumit. Misalnya saja seperti King, sang pegulat yang menutupi wajahnya dengan topeng macan. Jika mampu menggunakannya, ada semacam kebanggaan tersendiri. Sayangnya, saya belum pernah bisa memaksimalkan potensi daripada King.

Well, dengan beberapa alasan yang telah disebutkan di atas, saya memberi nilai 90 dari skala 10-100 untuk game Tekken 3. Kok nilainya tidak sempurna? Ya, ada satu hal yang terasa kurang darinya.

Satu aspek yang saya rasa kurang tersebut adalah banyaknya karakter yang tersedia. Meskipun ada sekitar 21 karakter yang bisa dimainkan, saya merasa ada beberapa karakter yang seharusnya bisa dimasukkan. Misalnya saja seperti Sergei Dragunov, Feng Wei, dan Kazuya Mishima. Andai saja hal tersebut terjadi, barang tentu saya akan memberikan nilai 100 alias sempurna untuk game Tekken 3 ini.

Sumber Gambar: YouTube Kamran Techno Gamer

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version