Kata orang bijak, setiap orang di dunia ini memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan. Ada yang sejak lahir memang ditakdirkan menjadi pemimpin, influencer, hingga petani. Tanpa maksud memandang mana peran yang lebih hebat daripada yang lain. Akan tetapi, setiap peran tersebut saling mengisi satu sama lain dalam membentuk simpul kehidupan yang kompleks ini. Saya rasa peran semacam itu juga jatuh ke sosok Paman Tat atau biasa dikenal Pamannya Boboho (Ng Man Tat) yang beberapa hari lalu dikabarkan telah meninggal dunia.
Pria yang menutup usia di umur 70 tahun ini sangatlah ikonik mengisi berbagai film China yang selalu diisi dengan humor yang menggelitik perut. Sebagai anak kelahiran 90-an (meski mepet lahir di 1999), saya dulu sering menonton film-film beliau di ANTV. Seingat saya, film-film Boboho selalu disiarkan kisaran jam setengah dua hingga agak sore.
Paman Tat selalu hadir di sana sebagai tokoh orang dewasa yang nggak kalah konyolnya dengan Boboho dan kawan-kawan yang lain. Sejujurnya, terakhir kali saya menonton film-film beliau mungkin sudah beberapa tahun silam. Saat film Shaolin Soccer (2001) ditayangkan entah sudah berapa kali di TransTV. Namun, tetap saja filmnya begitu jenaka dan menghibur.
Mungkin saya bukanlah penggemar yang sudah menonton semua film-film beliau. Saya pun mengakui hanya segelintir dari semua film beliau yang sudah saya tonton, mayoritas saya tonton pada waktu kecil dulu. Akan tetapi, kabar duka meninggalnya paman Tang membuat saya ingin bercerita tentang satu film yang begitu saya ingat hingga sekarang yaitu Trouble Maker (1995).
Sebagai bentuk penghormatan sekaligus nostalgia, saya coba cari film Trouble Maker kemudian saya tonton ulang setelah sekian tahun. Lantas, saya menulis untuk menceritakan apa saja yang saya dapat selama bernostalgia dengan beliau melalui salah satu filmnya tersebut.
Paman Tat si melankolis
Jika ada yang lupa ataupun belum mengenal film Trouble Maker, saya coba ceritakan sedikit tentang film ini agar nggak spoiler banget. Film ini bercerita tentang paman Tat seorang penjaga sekolah yang sehari-hari nyambi kerja serabutan untuk mengumpulkan sedikit uang agar bisa dibelanjakan seikat bunga di toko bunga yang dimiliki seorang perempuan cantik yang tuna netra.
Ia terus membeli bunga tersebut sembari berbohong bahwa ia merupakan orang kaya nan tampan. Uniknya, setiap bunga yang dibeli paman Tat selalu diberikan kembali ke si penjual itu. Kalau kata anak zaman sekarang sih sebagai ucapan, “Terima kasih sudah berjuang untuk hari ini”. Tentu si penjual sangat senang dengan pemberian tersebut dan tampak ada sedikit bibit romansa di dalamnya.
Singkat cerita Paman Tat bertemu dengan Sang (Boboho) si anak gemas yang usil ini. Mereka mulai bekerja bersama, mengerjai polisi bersama, dan ya layaknya anak-bapak yang sangat akur. Sampai di satu titik, Paman Tat termotivasi untuk mencarikan uang guna mengobati kebutaan yang diderita oleh si penjual dan di sinilah cerita utamanya dimulai.
Cerita bermula dari keberadaan kelas 5D yang terkenal sangat bandel dan bobrok. Sampai-sampai semua guru yang pernah mengajar kelas tersebut dipajang fotonya sebagai “bentuk penghormatan” telah mau mengajar mereka. Nggak peduli itu guru baru atau kepala sekolah sekalipun, semuanya kena ulah jahil dan kejam mereka. Saking putus asanya, kepala sekolah menawarkan gaji yang begitu besar bagi siapa pun yang mau menjadi guru mereka dan mampu membantu mereka untuk mendapatkan hasil ujian yang bagus.
Melihat kesempatan ini, Paman Tat sedikit berminat karena melihat nilai gaji yang fantastis itu dan berharap dapat memberikannya ke si penjual bunga. Akan tetapi, ia sadar bahwa masuk ke kelas 5D sama dengan bunuh diri. Akhirnya, dengan sedikit dorongan dari si Boboho, mereka belajar kungfu dengan segala ke absurdannya dan kembali dengan percaya diri untuk mengajar para berandalan kelas 5D.
Paman Tat yang Jenaka sekaligus penuh pesan moral
Seingat saya, hampir semua film yang diaktori beliau memiliki suatu kesamaan yaitu unsur jenakanya terlihat mendominasi, tetapi hampir selalu ada nilai moral yang tersimpan di dalamnya. Saya baru tersadar saat sudah dewasa dan mengingat film-film beliau yang pernah saya tonton. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk menonton ulang film Trouble Maker ini.
Benar saja, sisi melankolis Paman Tat dan kombinasi konyolnya dengan Boboho, tak berhenti membuat saya nyengir dan sesekali tertawa terbahak-bahak. Padahal film ini umurnya bahkan lebih tua dari saya. Dan sosok Paman Tat di sini diperlihatkan mampu mendorong sekaligus mengubah para berandalan kelas 5D menjadi sosok yang lebih baik dan mampu mencapai hasil ujian yang baik. Tentu dengan semua metode pembelajaran aneh dan lucu yang diperlihatkan.
Kalimat, “Tidak ada orang bodoh sejak lahir yang ada enggan berusaha,” terlihat dalam film ini. Upaya keras Paman Tat untuk mengubah para siswa kelas membuahkan hasil manis, bahkan bukan sekadar nilai yang berubah, kepribadian mereka pun berubah menjadi lebih baik.
Penggambaran kedekatan Boboho dan Paman Tat pun diperlihatkan begitu kental, meski nggak ada hubungan darah sama sekali. Terakhir, dalam film ini kita diperlihatkan bahwa kedermawanan merupakan hal yang sangat mahal, meski terkadang dibalas dengan hal yang nggak sesuai harapan. Tetapi, tetap saja namanya hal baik akan terus menjadi hal baik.
Terima kasih Paman Tat, telah hadir dan menghibur saya dan banyak orang lainnya.
Sumber Gambar: YouTube Miramax
BACA JUGA Daftar Kombinasi Tokoh Anime yang Cocok Jadi Paslon Kepala Daerah dan tulisan Daffa Prangsi Rakisa Wijaya Kusuma lainnya.