Tidak sulit bagi saya untuk jatuh cinta kepada Nissan X-Trail sejak pertama kali melihatnya. Kesan tangguh, futuristik, serta nyaman tergambar jelas pada desain mobil berjenis SUV ini. Saya merasa beruntung saat mengetahui salah satu ipar memiliki Nissan X-Trail generasi kedua, bertransmisi otomatis dengan daya 2500 cc, mobil yang sudah saya idam-idamkan sejak lama.
Alasannya sederhana. Selain bisa memandang kapan pun sesuka hati, saya juga bisa menjajal serta merasakan secara langsung betapa tangguh dan nyamannya Nissan X-Trail saat dikemudikan. Baik saat dengan kecepatan normal, maupun sedikit ngebut. Ia betul-betul menawarkan sensasi berkendara yang nyaman secara paripurna.
Meski terbilang memiliki bentuk fisik yang bongsor, mobil ini punya mesin yang sangat bandel dan responsif. Untuk mobil dengan transmisi automatic, mobil ini punya akselerasi yang mumpuni. Dan akan semakin maksimal jika dirawat dengan sangat paripurna. Baik dari sisi pergantian oli secara berkala, maupun jenis bahan bakar yang digunakan.
Salah satu hal yang membuat pengendara merasa nyaman saat mengemudikan Nissan X-Trail adalah, mobil ini minim guncangan karena punya diameter ban yang terbilang besar dan bodi yang kokoh. Untuk mempertahankan kenyamanan ini, ada baiknya tetap menggunakan ukuran ban sesuai pabrikannya saja, yakni 225/60 R17, diameter 66.1 offset 40 atau 225/55 R18 dengan diameter dan offset yang serupa.
Selain itu, mobil ini memiliki interior yang cukup besar, lega, dan memanjakan para penumpangnya. Berkapasitas 4-5 orang (termasuk pengemudi) dengan muatan bagasi belakang yang sama leganya.
Untuk penggunaan bahan bakar, sulit dimungkiri bahwa Nissan X-Trail terbilang cukup boros. Sedikit bisa dimaklumi karena mobil ini punya daya mesin yang besar. Jadi, salah satu konsekuensinya, harus siap mengalokasikan dana khusus untuk bahan bakar.
Meski pada awalnya saya sempat kaget karena bensinnya boros, tapi secara perlahan bisa dipahami dan tinggal dipersiapkan budget-nya saja. Budget yang menyesuaikan dengan seberapa jauh perjalanannya. Akan lebih baik jika bisa diisi penuh kurang lebih sebanyak 65 liter, sesuai dengan kapasitasnya.
Selama saya menggunakan Nissan X-Trail, baik untuk perjalanan jarak jauh ataupun dekat, sensasinya sama-sama menyenangkan dan nyaman. Hal ini sulit disangkal karena mobil ini memiliki kursi pengemudi dan penumpang yang sama-sama punya desain ergonomis.
Untuk mobil keluaran tahun 2008-2011, Nissan X-Trail juga memiliki fitur keselamatan yang cukup mumpuni. Kendaraan berbadan bongsor ini memiliki dual airbags untuk penumpang depan dan pengemudi. Fitur ini membuat para penggunanya semakin merasa aman dan nyaman saat berada di dalam kendaraan selama perjalanan.
Sepengalaman ipar saya menggunakan Nissan X-Trail dan selama kami telaah bersama, salah satu kendala yang pernah dialami ada pada klakson. Ketika terjadi kerusakan, biayanya terbilang mahal karena harus bongkar semuanya dan ganti beberapa komponen sekaligus karena saling terhubung sama lain. Dan saat di-service, montir memberi tips ketika memutar setir saat berbelok, usahakan jangan sampai mentok untuk meminimalisir komponen setir dan klakson tetap padu dan terawat dengan baik.
Sebagai pesaing terberat Honda CR-V pada masanya, mobil ini betul-betul mendobrak pasaran. Bahkan untuk kondisi second sekalipun, kondisi Nissan X-Trail masih terbilang cukup baik dan masih mampu bersaing dengan jenis SUV lain di kelasnya. Oleh karena itu, nggak heran jika sampai dengan saat ini, Nissan X-Trail generasi pertama (T30) dan kedua (T31) masih banyak peminatnya. Lah gimana, secara bentuk fisik dan interior terbilang kece. Ia tetap bersaing dengan beberapa mobil keluaran terbaru.
Harga Nissan X-Trail generasi kedua (T31) second pun masih bersaing. Berkisar di angka Rp100 juta-Rp150 juta, tentu dengan variasi kondisi yang sangat beragam. Dengan harga yang masih terjangkau untuk mobil berjenis SUV juga beberapa fitur mutakhirnya, wajar saja jika Nissan X-Trail T31 masih banyak diburu oleh para penggemarnya.
Lantaran Nissan X-Trail T31 memiliki bentuk fisik yang sederhana tapi tetap terkesan futuristik, saya pikir, mobil ini nggak perlu banyak modifikasi. Kalaupun ingin memaksimalkan fitur, bisa dengan mengganti sound yang lebih mumpuni agar bisa mendengarkan musik dengan asyik saat berkendara.
BACA JUGA Pengalaman Absurd Saya Saat Numpang di Mobil Polisi dan artikel Seto Wicaksono lainnya.