‘Need for Speed: Most Wanted’, Sekuel NFS Paling Memorable

need for speed most wanted mojok

need for speed most wanted mojok

Need for Speed adalah seri gim balapan yang dibuat oleh Electronic Arts. Need for Speed sendiri bisa dibilang sebagai franchise gim balapan paling sukses di dunia. Gim originalnya sudah terjual lebih dari 100 juta kopi. Sudah ada 24 gim Need for Speed yang beredar saat ini, mulai dari Need for Speed yang rilis pada 1994, hingga Need for Speed: Heat yang rilis pada tahun 2019. Dari 24 judul gim Need for Speed yang ada, ada satu gim Need for Speed yang menurut saya paling memorable, yakni Need for Speed: Most Wanted yang dirilis pada 2005 untuk konsol PlayStation 2, Xbox, dan PC. Gim ini pun kembali diremake Electronic Arts saat console Xbox 360 muncul.

Yang membuat gim ini sangat memorable bagi saya adalah BMW M3 GTR yang digunakan oleh kita, sebagai tokoh utama gim ini. Pada gim ini, kita akan berperan sebagai pengemudi BMW M3 GTR yang baru saja tiba di Kota Rockport. Bukan untuk merantau tentu saja, tapi untuk nantangin balap liar pengemudi yang ada di kota ini. Jagoan deh pokoknya!

Saat tiba di Kota Rockport, kita akan disambut oleh polisi korup bernama Sersan Nathan Cross yang berusaha keras untuk menangkap kita dengan tuduhan mobil yang kita gunakan adalah mobil tanpa STNK. Beruntung, saat itu Nathan Cross dipanggil oleh rekannya sesama polisi lewat radio. Pesan radio tersebut meminta semua polisi yang bertugas untuk mengejar pelaku balapan liar lainnya sehingga kita tidak jadi ditangkap.

Permasalahan kita sebagai tokoh utama belum selesai. Kita masih harus berhadapan dengan Clarence Callahan, atau lebih dikenal dengan Razor, sebagai pemeran antagonis dalam gim ini. Razor adalah pembalap nomor satu di Kota Rockport. Tidak saja jago balapan, dia juga buronan polisi nomor satu. Di tengah balapan, mobil BMW M3 GTR yang kita gunakan akan mengalami kebocoran oli sehingga kita kalah balapan. Tentu saja itu akal-akalan licik yang digunakan oleh Razor supaya bisa memiliki BMW M3 GTR yang kita gunakan.

Lalu, kita dipaksa untuk mengalahkan 15 orang buronan polisi Kota Rockport supaya bisa nantangin Razor dan merebut kembali mobil BMW milik kita lewat ajang balapan liar. Beruntung, kita ditemani oleh gadis cantik bernama Mia Townsend yang bakal nolongin kita selama di Kota Rockport. Kita betul-betul harus merangkak dari nol, beli mobil murah, memenangkan setiap balapan yang ada, memodifikasi mobil yang kita miliki agar performanya lebih bagus, lalu nantangin para jagoan balapan di Kota Rockport, baru bisa nantangin Razor. Dan tentu saja, kita harus sambil menghindar dari tangkapan polisi saat balapan.

Sejujurnya, gim-gim sekuel Need for Speed: Most Wanted tentu saja memiliki gameplay dan grafik yang jauh lebih baik. Namun, 15 sekuel gim ini saya pikir tidak ada “jiwa” sama sekali. Jalan ceritanya datar, dan hanya mengandalkan grafik yang jauh lebih bagus saja. Pada gim Need for Speed: Most Wanted, siapapun yang memainkan gim ini akan berusaha keras untuk menamatkan gim ini karena rasa dendam pada Razor. Kita juga akan dibuat kesal dengan perilaku oknum polisi korup seperti Nathan Cross yang menyalahgunakan kekuasaannya.

Tapi ya, jangan dibandingkan dengan gim zaman sekarang, nggak apple to apple. Di tahun 2005, gim Need for Speed: Most Wanted ini fenomenal banget. Grafik, suara, dan gameplay-nya revolusioner banget. Apalagi pemandangan yang ditampilkan dalam gim ini kayak dunia asli, dengan langit sore berwarna jingga yang dipadukan efek sepia. Mobil-mobilnya pun terlihat sangat asli, lengkap dengan suara mobil yang menggelegar, apalagi kalau kita main gim ini sambil menggunakan speaker yang mahal.

Yang rame dari gim ini pun adalah kita harus fokus balapan dengan pembalap lainnya, tapi sambil dikejar polisi. Saat itu gim Grand Theft Auto: San Andreas yang rilisnya hampir barengan sama gim ini aja tidak punya fitur secanggih itu. Balapan sambil dikejar polisi. Pada gim GTA: San Andreas, selama kita tidak nabrak polisi duluan, polisinya gak akan ngejar kita yang lagi balapan.

Polisi pada gim ini pun terus-terusan bertambah ganas seiring kenaikan nominal buronan kita. Mulai dari mobil polisi biasa yang kita lihat sehari-hari, sampai mobil polisi SUV, sampai kepolisian Kota Rockport pun niat ngejar kita dengan mengerahkan helikopter. Bahkan, Nathan Cross sampai turun tangan dalam operasi pengejaran kita, kalau nominal buronan kita udah tinggi. Dia niat banget ngejar kita pakai mobil Chevrolet Corvette miliknya.

Yang bikin gim ini rame bukan hanya unsur internal permainannya saja. Tapi, ada unsur eksternal permainannya juga. Waktu itu, belum banyak anak sekolah yang punya komputer atau PlayStation 2 milik sendiri, sehingga saya dan teman-teman saya suka nongkrong di rumah salah satu teman saya buat namatin gim ini di komputernya.

Mungkin saya terlalu bias ketika menuliskan tulisan ini karena memori masa lalu saya. Tapi kalau kalian cermati, ada begitu banyak YouTuber gaming dalam dan luar negeri yang memainkan gim ini pada kanal YouTubenya. Mereka semua betul-betul menikmati gim ini alih-laih gim Need for Speed terbaru dengan grafik dan gameplay yang lebih canggih karena gim-gim terbaru Need for Speed cuma di-milking developer gimnya untuk cari keuntungan semata tanpa ada “roh” dan “jiwa” seperti yang dimiliki Need for Speed: Most Wanted.

Hampir semua franchise gim, bahkan industri hiburan lainnya seperti sineas perfilman dan dunia televisi saat ini cuma bisa milking karya-karya yang sudah ada untuk meraih untung saja tanpa adanya “roh” dan “jiwa”, karena mindset mereka cuma buat cari uang alih-alih membuat mahakarya sempurna yang tak lekang oleh waktu seperti gim Need for Speed: Most Wanted. Saat ini, ide itu lebih mahal, soalnya kalau sekadar bikin gim dengan grafik dan gameplay yang bagus sekarang sih “gampang” banget.

Sumber gambar: YouTube ALEX

BACA JUGA Sebaiknya ‘Fast and Furious’ Dirampungkan saja, Ketimbang Makin Ngaco dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version