Sebagai pembaca manga dan penonton anime Attack On Titan, saya merasa berhak untuk membandingkan Monster #8 dengan mahakarya Hajime Isayama tersebut. Alasannya sederhana, Monster #8 berfokus pada masalah yang sama: terancamnya kemaslahatan manusia dari humanoid raksasa. Setidaknya, itulah premis awal cerita Eren dan kawan-kawan, sampai masalah soal ruwetnya politik dan pemalsuan sejarah mengemuka.
Bedanya, Naoya Matsumoto sebagai penulis Monster #8 seolah ingin menceritakan manga garapannya sebagai unsur gabungan antara gempa yang memang jadi bencana alam lazim di Jepang, dengan Godzilla sebagai monster raksasa penyebabnya. Tak hanya itu, tapi juga sekaligus konsep henshin ala Attack On Titan dan teknologi Ultraman yang seolah berlatar masa depan. Jadilah Monster #8, manga yang bisa dikatakan masuk kategori baru ini, kini kepopulerannya hanya kalah dari Jujutsu Kaisen.
Sebagai resensi singkat, Monster #8 atau Kaiju No. 8 ini mengisahkan dunia di masa depan yang selalu terancam oleh kedatangan monster raksasa menyerupai serangga atau hewan buas berbentuk aneh-aneh. Lantas, sebagai lawan makhluk-makhluk berukuran giga ini, dibentuklah pasukan pertahanan khusus (Defence Force), dengan baju perang khusus, dan senjata khusus yang mampu meningkatkan kemampuan fisik pemakainya.
Tentu saja, sisi lain dari pemusnahan monster ini adalah bangkai yang morat-marit mengotori kota yang hancur lebur. Di sinilah masuk karakter Kafka Hibino. Ia pemuda bangkot berusia tiga puluhan tahun yang kurang moncer kariernya. Hari-harinya dihabiskan dengan pekerjaan “kotor” di Monster Sweeper Inc, membersihkan sisa bangkai dan kotoran monster setelah dikalahkan pasukan Defence Force.
Sampai suatu hari, Kafka turut menyelamatkan rekan kerjanya dari serangan monster, dan mengalami luka yang cukup untuk membuatnya dirawat di rumah sakit. Saat di rumah sakit inilah semacam serangga masuk ke tubuh Kafka dan mengubah tubuhnya menjadi monster seukuran manusia.
Dalam wujud monsternya, Kafka kemudian jadi punya kekuatan super. Ia berkali-kali berhasil menyelamatkan kawan-kawannya dari serangan monster. Banyak hal yang menarik dalam perjalanan hidup Kafka, seperti bagaimana perjuangannya untuk lolos dalam rekrutmen Defence Force. Hingga akhirnya semua orang tahu bahwa Kafka adalah humanoid.
Nah, from this point forward, jalan cerita Monster #8 punya potensi jadi manga yang dark banget kayak Attack On Titan. Mungkin suatu saat seiring berkembangnya cerita, Monster #8 juga bisa disebut manga shonen rasa seinen. Salah satu alasannya karena manga yang satu ini juga mengikuti pola cerita paling populer dalam sepuluh tahun terakhir, yakni cerita tentang perjuangan anti hero.
Latar belakang mirisnya kehidupan Kafka di Monster Sweeper Inc dan suramnya nasib warga yang hancur lebur kotanya bisa jadi backstory yang kuat suatu saat. Lendir darah monster warna-warni berceceran sana-sini, bau menyengat tempat berkerumun lalat-lalat, dan pemukiman semi permanen yang luluh lantak.
Barangkali di chapter-chapter selanjutnya, Naoya Matsumoto akan membahas kengerian-kengerian itu dengan lebih jelas. Banyak sekali yang bisa dieksplorasi dari manga Monster #8 ini, dan semua rahasia masa lalu belum terungkap seluruhnya. Satu-satunya backstory yang masih samar adalah tentang masa kecil Kafka dan Mina Ashiro, yang kini seorang Captain dari First Division Defence Force.
Ada juga backstory tentang Kikoru Shinomiya, salah satu tokoh perempuan terkuat, anak Director General Defence Force. Dan tentu saja, sudah muncul musuh yang setara untuk wujud monster Kafka, humanoid lain yang punya kemampuan istimewa mengendalikan monster-monster.
Jadi, sambil nunggu anime Attack On Titan Final Season rilis lagi, lumayan lah Monster #8 ini buat selingan.
Sumber Gambar: YouTube QualityAnimeBro