Mitos Dilangkahi Adik Menikah Bikin Seret Jodoh Itu Menyebalkan

pernikahan jawa terhalang weton mitos mbangkel ponorogo suro mojok.co

pernikahan jawa terhalang weton mitos mbangkel ponorogo suro mojok.co

Orang Jawa terkenal punya segudang mitos yang berkembang dan dipercaya secara turun temurun. Seperti pamali jangan duduk di depan pintu, nggak boleh tidur saat maghrib, sampai kalau nyapu harus bersih, kalau nggak nanti suaminya brewokan. Ya kalo brewokan kayak Chris Evans siapa yang mau nolak coba? Bodo amat dengan kebersihan, penting rabi karo Captain America.

Bagi kita yang udah berumur 20 tahun ke atas, ada salah satu mitos yang bikin overthinking tiap malam. Lebih tepatnya mitos kalau dilangkahin adik alias adik menikah duluan, nanti kita seret jodoh.

Nah perihal jodoh bagi anak bungsu atau anak tunggal is not big deal ya. Nggak bakal ada cerita deadline nikah umur sekian dan bla blab bla dari ortu. Tapi masalah kalo kakak yang punya adik, apalagi kakanya cewe (jomblo), selisih umur tipis udah pasti tanggungan hidup semakin membesar. Iya intinya Kakak yang masih jomblo terus adiknya udah kebelet nikah, aduh ini sih penyebab insomnia akut tiap malem. Adik yang tiba-tiba ngomong “kak aku pengen nikah, kakak kapan? Buruan dong?” dan serentetan pertanyaan lainnya. Bagaikan sambaran kilat ditengah siang hari bolong.

Kakak yang jomblo pasti akan merasa galau mendengar adeknya yang kebelet nikah. Kebelet doang mah bodo amat. Lha kalau mulai nanya-nanya “Kakak kapan nikah?” itu yang jadi beban. Kadang orang itu memikirkan nikahan itu sesepele pergi ke rental PS. Ada PS kosong? Gas! Rental penuh? Pindah!

Padahal tanpa ditanyain dan disuruh buru-buru pun, kakak-kakak itu udah berusaha. Kalau nemu pun, kadang masih kebentur tetek bengek yang lain. Kadang pekerjaannya nggak cocok, kadang wetonnya nggak pas, dan alasan lainnya.

Mitos tentang dilangkahin menikah ini dampaknya buruk lho bagi dua belah pihak. Bagi kakaknya, dia bisa dicap nggak laku dan kena tekanan hebat. Bagi adik, bisa jadi dihantui rasa bersalah dan berpengaruh kepada keharmonisan rumah tangga.

Masalah lain yang udah pasti muncul adalah nyinyiran orang-orang yang suka ikut campur masalah ini. Padahal dalam agama yang saya anut, rezeki, jodoh, dan kematian sudah ditetapkan oleh Tuhan. Mau sengebet apapun, kalau belum dikasih ya nggak bakal dapet.

Perkara menikah didahului adik sebaiknya menjadi tanggung jawab kedua belah pihak antara si kakak dan si adik. Perlu adanya diskusi intens untuk memutuskan hal ini. Antara kakak dan adik harus ada yang secara rela mengalah. Baik si kakak yang harus rela dilangkahi adik menikah atau adik yang harus menunda untuk menikah.

Orang tua juga berperan dalam menengahi kasus ini. Sebaiknya orang tua bijak dalam memutuskan agar tidak terjadi kesenjangan serta kecemburuan antar saudara. Tapi kalau sudah kadung “melangkahi kakak menikah”, apa boleh buat. Asalkan kakak secara ikhlas mengizinkan adiknya menikah duluan.

Namun dalam tradisi di Jawa ketika seseorang mendahului sang kakak menikah terdapat prosesi yang harus dipenuhi. Tujuan prosesi ini adalah untuk menghindari nasib buruk menimpa sang kakak. Sang adik harus memberikan hadiah sesuai dengan permintaan kakak atau ada mitos juga yang menyebutkan bahwa sang kakak harus dihadiahi perlengkapan yang sama seperti perlengkapan lamaran sang adik. Kemudian disediakan pula sembilan tumpeng atau tumpeng sindula pengasih dan juga bokor berisi air bertabur bunga. Setelah persyaratan tersedia, lalu dilakukan proses meminta izin kepada sang kakak sekaligus permintaan maaf. Entah siapapun yang menikah jangan sampai mengorbankan persaudaraan. Perlu adanya keikhlasan satu sama lain karena kita tak tau siapa dahulu yang akan mendapatkan jodoh.

Dan karena ini merupakan sebuah mitos jadi tidak sepenuhnya benar. Jadi buat kakak yang yang didahului adik menikah hanya satu kata yang saya berikan “Ikhlas”. Kali aja besok dilamar Nicholas Saputra kan heheheh.

Kali aja.

AMIN.

BACA JUGA Teror Andong Pocong di Sidoarjo.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version