Persaingan di jagat mie pedas semakin ketat. Antara Mie Djoetek, Kober, dan Gacoan, siapa yang paling dicintai masyarakat Kediri?
Beberapa waktu lalu, ketika berkumpul bersama kawan-kawan, tiba-tiba saja seorang kawan nyeletuk, “Enakan mana antara Mie Djoetek, Kober, sama Gacoan?” Dari pertanyaan itu saja jawabannya sudah berbeda-beda. Ada yang masih setia dengan Mie Djoetek, kuliner mie pedas paling sepuh di Kota Kediri. Ada yang lebih suka Mie Kober karena bumbunya lebih berasa. Tapi, ada juga yang menjawab Mie Gacoan dengan alasan minya lebih gurih, garing, dan variasi camilannya lebih enak.
Kebetulan beberapa kali mengecek Terminal Mojok, ada yang membahas kuliner mie pedas ini. Gara-gara banyaknya tulisan soal mie pedas, saya jadi teringat soal persaingan mie pedas di Kota Kediri.
Sebenarnya masih banyak kedai mie pedas lain di Kediri. Kebanyakan memang cuma dijual di pinggiran jalan atau kedai kecil dengan harga lebih miring, bahkan ada yang seporsi cuma Rp5.000. Tapi tentu saja yang paling mentereng adalah Mie Djoetek, Kober, dan Gacoan.
Daftar Isi
Persaingan ketat antara Mie Djoetek, Kober, dan Gacoan di Kediri
Eksistensi Mie Gacoan tentu sudah nggak usah diragukan lagi. Antrean panjang sepanjang kenangan bersama mantan selalu saja ditemui di tiap cabangnya. Ketika Mie Gacoan mulai masuk Kota Kediri, eksistensi dua outlet mie pedas yang sudah lebih dulu ada, Mie Djoetek dan Kober, mulai terancam. Banyak orang yang penasaran dan menjajal mampir ke Gacoan karena antrean panjang dan kualitasnya yang dianggap lebih baik.
Mie Djoetek yang awalnya bernama Mie Djoedes perlahan-lahan jadi sepi. Padahal kehadirannya di awal begitu dielukan. Bahkan antrean pengunjung yang datang di tiap cabang nggak main-main. Sampai-sampai tiap dine-in rasanya nggak tenang karena harus bergantian dengan pengunjung lain. Maklum, waktu itu Mie Djoetek masih menjadi satu-satunya kedai mie pedas di hati warga Kediri. Kalau cuma mie pedas tanpa nama besar sih sebenarnya sudah ada.
Justru yang sempat saya khawatirkan adalah Mie Kober. Pertama kali hadir di Kediri, outlet mie pedas ini juga nggak kalah ramai. Antrean panjang selalu terlihat di outletnya. Hadir dengan variasi mi yang cukup berbeda dari Mie Djoetek saat itu, Kober mendatangkan varian mi kecap pedas.
Sebenarnya hingga kini Mie Kober masih dikunjungi pelanggan setianya. Hal ini terlihat dari motor-motor yang terparkir di sana tiap kali saya lewat. Dengan tempat seluas itu, saya jarang melihat outlet Kober penuh dan terdapat antrean panjang seperti dulu. Bukti eksistensinya perlahan mulai meredup.
Sementara itu di Mie Gacoan tiada hari tanpa antrean. Sebenarnya dari penyajian, jenis camilan, dan mi antara Gacoan dan Kober memang ada perbedaan. Tekstur minya yang paling terasa beda, dan buat saya pribadi mi Gacoan cenderung lebih kering.
Cita rasa mi yang berbeda dan punya ciri khas masing-masing
Masing-masing kedai mie pedas di Kediri tentu punya ciri khas dan cita rasa masing-masing. Di antara ketiga nama besar: Mie Djoetek, Kober, dan Gacoan, nggak ada kesamaan dari segi tekstur hingga rasa. Seperti yang saya sebutkan di atas, bahkan teman-teman saya juga punya pendapat dan jagoan yang berbeda-beda.
Di lidah saya, Mie Djoetek memiliki tekstur mi paling pas. Minya nggak terlalu lembek dan nggak terlalu kering. Minyaknya juga pas bercampur dengan cabai sehingga pedasnya lebih nampol. Saat ini Mie Djoetek sudah punya varian mi dengan kecap. Varian ini cukup enak, tapi saya lebih suka mi kecap pedas versi Mie Kober.
Kalau ingin menikmati mie pedas dengan cita rasa manis, saya akan lebih memilih melipir ke Mie Kober. Bahkan sejak Mie Kober hadir, saya jadi lebih suka varian mie pedas dengan kecap. Bagi saya justru mi manis kecapnya ini yang unggul. Ditambah lagi camilan di outlet ini sangat beragam sampai ada sushi roll segala walau rasanya nggak persis kayak sushi roll ala kedai Jepang, sih.
Yang kurang saya suka dari Mie Kober adalah minya terlalu berminyak. Makanya untuk urusan tekstur mi, saya lebih suka Mie Djoetek. Selain itu, rasa pangsit di Kober biasa aja.
Sejujurnya di antara tiga kedai mie pedas di Kediri, Mie Gacoan berada di urutan buncit versi saya. Tekstur mi di sini terlalu kering dan tipis. Kalau dibungkus dan nggak segera dimakan, mi bakal menggumpal dan susah sekali dipisahkan. Cita rasa bumbunya juga biasa aja.
Selain itu, antrean di outlet Mie Gacoan bikin saya jadi hilang selera makan. Bahkan pesan melalui ojol aja harus rela menunggu hampir satu jam! Tapi harus diakui camilan di Gacoan enak semua. Bahkan pangsitnya paling unggul di antara pangsit di Mie Djoetek dan Kober. Makanya saya sering order pangsit Gacoan saja sebagai camilan teman di kala deadline kerjaan melanda.
Bisa jadi opsi jika malas antre di Mie Gacoan
Sejujurnya dalam hati kadang saya bertanya-tanya, kenapa Mie Gacoan bisa seramai itu? Sebab menurut saya, mie pedas yang menjadi menu utamanya rasa biasa aja. Tapi, mungkin selera orang berbeda. Kalau saya disuruh milih sih sebenarnya nggak mau juga harus antre sampai satu jam dan langsung buru-buru pergi setelah makan.
Kalau pengin cepat dan nggak antre lama, pilihannya jatuh pada outlet Mie Djoetek atau Kober. Udah nggak perlu antre lama, bisa leluasa menikmati makanan juga. Tapi kalau kalian oke-oke aja dengan Mie Gacoan dan nggak masalah mengantre lama, ya silakan aja dinikmati.
Hingga sekarang, ketiga outlet mie pedas ini masih berebut takhta di Kediri. Ketiganya masih berdiri kokoh dengan value masing-masing. Cuma dari pengamatan saya, yang kelihatannya struggle banget di Kediri ya Mie Kober. Eh, tapi siapa tahu setelah membaca artikel ini kalian jadi penasaran dan pengin menjajal ketiganya dan persaingan lebih seru akan terjadi. Kita tunggu aja.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mie Gacoan Bikin Saya Antre Nungguin Orang Lain Selesai Makan, Bukan Antre Nungguin Pesanan Datang.