Menjajal So Klin Korean Camellia untuk Nyuci Pakai Tangan: Worth The Hype?

Menjajal So Klin Korean Camellia untuk Nyuci Pakai Tangan: Worth The Hype? terminal mojok.co

Menjajal So Klin Korean Camellia untuk Nyuci Pakai Tangan: Worth The Hype? terminal mojok.co

Seperti yang semua orang ketahui, Korea melalui kebudayaan dan karya anak bangsanya betul-betul punya pengaruh di tanah air ini. Nggak mengejutkan lagi apabila efek gelombang Korea yang sudah menghantam Indonesia sejak dulu mendorong para produsen untuk menciptakan barang-barang yang berhubungan dengannya.

Apabila sebelumnya ada berbagai produk kecantikan yang ada sangkut pautnya dengan vibes ke-Korea-an, seperti parfum “berbau” istana Gyeongbok, hand and body lotion dengan wangi khas jeruk Jeju, hingga sabun mandi dari beras Korea, sekarang ada inovasi baru di bidang detergen. Baru-baru ini, seperti yang bisa kita tonton lewat iklan yang suka wira-wiri di TV ketika kita lagi khusyuk-khusyuknya nonton Si Gundul bikin kue dari cabe Dieng, So Klin menghadirkan varian baru detergen cair konsentrat dengan keharuman bunga camellia Korea.

Lengkap dengan huruf Hangeul dan badge “Special Edition”, kemasan detergen cair ini didominasi warna pink dan putih. Di kemasan belakang terdapat keterangan bahwa dasar penciptaan varian ini adalah berkat keindahan dan wanginya bunga camellia di Pulau Jeju. So Klin kepengin menginspirasi para ibu dalam menuangkan kasih sayang kepada keluarga lewat kesegaran bunga camellia. Hal ini didukung juga dengan foto seorang ibu dan anak perempuannya yang mengenakan hanbok dan berdiri di tengah padang camellia. Namun, agaknya So Klin harus memperluas target pasar karena demografi penyuka Korea cenderung didominasi oleh remaja hingga dewasa awal. Contohnya saya yang belum ibu-ibu malah tertarik buat menjajal varian bunga camellia ini.

Kebetulan karena saya memang pengguna setia detergen cair, saya akhirnya mencoba So Klin Camellia ini. Meskipun saya suka sama hal-hal yang berbau ke-Korea-an, saya ikutan beli produk yang menggandeng Keluarga Kimbab di virtual press launch-nya ini bukan karena embel-embel Korea-nya. Kalaupun mereka bikin versi lain, mau itu bunga sakura dari Jepang, tulip Belanda, hingga shamrock-nya Irlandia, saya mungkin akan beralih sejenak dari varian favorit saya untuk mencobanya. Biar nggak bosen, gitu.

Sebagai perbandingan, saya menggunakan detergen cair So Klin Liquid varian Violet Blossom yang kemasannya berwarna ungu. Bukan, saya pilih varian ini bukan karena BTS dan ARMY identik dengan warna ungu, tapi karena memang versi ini punya keharuman yang lembut dan nggak nyegrak. Intinya, si ungu ini baunya paling cocok di hidung saya.

Alasan saya pakai detergen cair meskipun kalau dihitung-hitung lebih boros daripada detergen konvensional karena detergen cair relatif nggak bikin tangan kasar dan tumit kaki pecah-pecah. Sebagai pencuci yang masih memanfaatkan tenaga tangan, saya sering kali merasa panas di telapak tangan saat nyuci pakai detergen biasa. Tumit saya juga dulunya pernah pecah-pecah karena berkontak dengan air detergen. Selain itu, memakai detergen cair buat nyuci membuat pakaian yang saya rendam jadi lebih wangi. Kalau saya lagi buru-buru dan nggak sempet ngasih pewangi, umbah-umbahan saya tetap bisa langsung dijemur tanpa meninggalkan bau khas detergen.

Apabila dibandingkan dengan si ungu, si Camellia ini beratnya lebih ringan, padahal di kemasan sachet-nya terpampang bahwa isi mereka sama-sama 22 gram. Setelah dituang, barulah ketauan bahwa si Camellia memang lebih cair. Si liquid berwarna ungu rupanya lebih kental daripada Camellia yang berwarna cyan. Ketika disiram dengan air–saya biasanya menuang detergennya di atas pakaian yang sudah saya tumpuk di ember, baru saya siram dengan air–varian yang ungu bakal langsung berbusa banyak. Berbeda dengan si bunga Korea ini yang agak pelit masalah busa. Mungkin kuantitas busa yang terbatas ini dipengaruhi dengan kurang kentalnya si cairan detergen. Entahlah, saya cuma menduga-duga. Akhirnya saya mengakalinya dengan menambahkan setengah sachet lagi. Bagi saya, bagaimanapun juga kalau nyuci pakai tangan, enaknya ngucek dengan busa yang melimpah.

Di bagian belakang kemasannya, So Klin Liquid selalu memberikan klaim bahwa detergennya ini punya wangi yang tahan lama. Namun, saya rasa hal ini nggak berlaku pada varian Camellia. Wanginya saya akui memang harum dan wajar, alias nggak bikin pusing. Sayangnya, wangi detergen ini langsung hilang setelah dibilas sekali. Harum bunga camellia-nya langsung jadi sangat samar dan saya harus menggunakan pewangi. FYI proses mencuci saya sudah sesuai dengan petunjuk pemakaian di belakang kemasan yang menyarankan agar jumlah pakaian yang dicuci sekitar 15-25 potong dengan air sebanyak 10 liter.

Untuk mengangkat noda, saya rasa si Camellia ini nggak berbeda dengan si ungu. Detergennya harus dituang langsung ke atas noda dan dikucek beberapa saat. Selama pakai varian ungu, noda di pakaian lumayan terangkat dengan bersih. Baju keponakan saya yang terkena es krim dan nodanya menempel selama seharian tetap bisa hilang. Ya, meski agak perjuangan karena nguceknya sampai telapak tangan memerah.

Setelah saya pertimbangkan, kayaknya saya memilih untuk setia pada varian Violet Blossom. Saya akan berusaha buat menghabiskan 26 sachet So Klin Liquid Camellia ini dulu karena kebetulan supermarket tempat saya beli mewajibkan konsumennya buat membeli serenteng full. Atau barangkali ada yang mau coba dan beli ecer di saya?

BACA JUGA Mengenang Detergen Boom dan Sabun Mandi Harmony yang Bikin Saya Dikasihani dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version