Apa kalian percaya mitos nasi goreng beli di luar lebih enak daripada nasi goreng rumahan? Saya sangat percaya. Bagi saya, pernyataan itu adalah fakta, bukan lagi mitos. Mau dimakan di tempat atau dibungkus, nasi goreng pinggir jalan tetap terasa enak. Saya rasa banyak orang yang sepakat dengan hal ini. Buat yang nggak sepakat, nggak masalah, itu urusan klean.
Meskipun nasi goreng pinggir jalan rasanya lebih enak, sejujurnya saya suka memasak sendiri di rumah. Alasannya apalagi kalau bukan terpaksa demi penghematan biar nasi sisa semalam nggak kebuang sia-sia. Ibu saya pun demikian. Blio bahkan hanya memasakkan kami nasi goreng, namun jarang menyentuhnya. Katanya blio nggak sreg dengan nasi goreng rumahan mau semewah apa pun topingnya. Rasanya tetap nggak mampu menyaingi nasi goreng di pinggir jalan.
Kira-kira kenapa ya nasi goreng pinggir jalan bisa senikmat itu? Begini analisis saya:
#1 Bahannya lengkap dan tepat
Pedagang nasi goreng pinggir jalan memang menyiapkan bahan-bahan yang niat untuk bikin menu satu ini. Ya iyalah, namanya saja jualan, mosok asal-asalan? Nasinya memang betul-betul disiapkan untuk “digoreng”, pasti pera sekalipun bukan nasi sisa semalam. Pilihan toping yang tersedia juga banyak. Pakai telur saja rasanya sudah enak, namun sentuhan toping lainnya tentu akan membuat kuliner satu ini lebih kaya rasa. Bumbu yang dipakai pun komplet. Ada yang pakai baceman bawang putih, kecap manis, kecap ikan, kecap inggris, saus tiram, penyedap rasa, dan sederet bumbu rahasia lainnya. Pokoknya proper banget lah!
Coba bandingkan dengan nasi goreng rumahan yang seringnya tercipta tanpa sengaja. Dibuat dari bahan-bahan sisa dan cenderung seikhlasnya. Nasgor rumahan punya tekstur yang pulen sehingga cocok untuk dimakan bersama sayur dan lauk pauk. Nasi semacam ini tentu saja kurang pas buat dibikin nasi goreng. Sedangkan bumbunya kebanyakan hanya pakai bumbu dasar, nggak sekomplet penjual di pinggir jalan. Apalagi kalau orangnya nggak hobi masak, koleksi bumbu di dapur pasti cuma sekadarnya.
#2 Alat masaknya sesuai
Oke, mungkin kita bisa mengusahakan bahan-bahan yang semirip mungkin dengan yang dipakai penjual nasi goreng pinggir jalan. Tapi, wok dan kompornya sulit untuk ditiru. Sekalipun bumbunya identik dan tekstur nasi sudah benar, kita bakal memasak nasgor menggunakan kompor rumahan dan teflon atau wajan berbahan tipis.
Coba deh perhatikan, para penjual nasgor itu biasanya menggunakan wok tebal yang tahan panas sehingga nggak mudah gosong saat terkena suhu tinggi. Sementara itu kompor yang digunakan bisa mengeluarkan api yang besar sekali agar nasgor bisa matang merata dalam waktu singkat. Aroma bumbu yang dioseng bisa keluar secara maksimal, tapi nggak jadi gosong. Wok dan kompor inilah yang jarang dimiliki oleh rumah tangga karena memang nggak penting buat dimiliki.
#3 Memang dimasak oleh ahlinya
Ternyata butuh keterampilan khusus untuk memasak nasi goreng yang lezat, lho. Diperlukan keterampilan mengatur besar kecilnya api untuk mendapatkan sensasi wok hei yang paripurna. Sebab, batas antara smokey dan gosong itu sangat tipis.
Feeling untuk menentukan kapan wajan siap digunakan juga penting. Tujuannya agar bahan-bahan nggak lengket di wajan, aromanya bisa keluar secara maksimal, tapi nggak berisiko gosong. Selain itu perlu juga keterampilan menakar bumbu, biar rasa nasi goreng bisa konsisten mau sebanyak apa pun porsinya.
Sesekali juga perlu dilakukan tossing. Itu lho yang wajannya digoyang-goyangin terus nasinya bisa terlempar-lempar ke udara. Teknik tossing pan bukan sekadar keren-kerenan, lho, namun bisa membuat bumbu dan tingkat kematangan nasgor merata. Tossing ini nggak gampang, Gaes, saya pernah mencobanya dan berakhir nggak jadi makan karena nasinya tumpah. Tentu saja skill penjual nasi goreng sudah terasah oleh jam terbang mereka yang tinggi.
#4 Lebih praktis
Sepertinya semua makanan yang dimasakin orang lain cenderung lebih enak, deh. Membeli masakan jadi terkadang menjadi opsi yang menyenangkan karena praktis dan nggak perlu banyak usaha. Kita tinggal pesen, bayar, beres. Harganya juga bervariasi, cenderung bersahabat. Kisarannya masih belasan ribuan dan porsinya mengenyangkan, malah ada yang bisa dimakan ramai-ramai.
Kita juga nggak perlu capek-capek preparasi bahan atau bahkan cuci piring. Selain itu, menghirup aroma masakan selama kita memasak cenderung bikin kita kenyang duluan sebelum makan. Bisa jadi juga masakan orang lain terasa lebih nikmat karena kita menikmati cita rasa baru yang lain daripada masakan buatan kita sehari-hari.
Terjawab sudah kan kenapa nasi goreng yang kita beli di pinggir jalan terasa lebih enak daripada bikinan sendiri di rumah? Kalian tim nasgor abang-abang atau nasgor rumahan, nih?
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Nasi Goreng Paling Enak Tercipta dari Olahan Nasi Sisa Semalam.