Memiliki jerawat, khususnya di area wajah tentu sangat menjengkelkan. Baik pria atau perempuan saya rasa akan sepakat, bahwa penyakit kulit yang satu ini cukup membuat kadar percaya diri sedikit menurun. Saya menyangka, bahwa segerombolan jerawat ini sungguh tak tahu malu, sudah diusir kayak apa pun pasti bakal datang lagi datang lagi. Dan tiap kali jerawatan itu, tangan rasanya gatel banget pengen mencetin.
Setelah frustrasi menggunakan obat ini obat itu, dari pengobatan medis hingga tradisional maka berakhirlah pada sebuah obat yang katanya amat sangat mujarab khasiatnya—menikah. Banyak orang tua zaman dulu yang percaya, setelah orang menikah itu, jerawat akan hilang sendirinya.
Sebenarnya ini tips yang cukup amat menyakitkan bagi para jomblo. Apa sebegitu hinanya para jomblo hingga ada tips menghilangkan jerawat dengan cara menikah? Ini namanya rasis kan ya. Menyindir dengan cara halus tapi menghujam dengan begitu dalamnya.
Saya awalnya juga nggak percaya dengan teori semacam ini. Hingga akhirnya saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa hal itu memang benar adanya. Bukan sekadar mitos belaka.
Jadi—yang pertama—saya itu punya tetangga, dia seorang pria yang dari zaman puber sampai dewasa itu wajahnya selalu dipenuhi dengan jerawat. Jerawatnya pun tak tanggung-tanggung—jerawat batu. Kadang saya sering melihat dia selalu menundukan wajahnya tiap kali bicara karena kurang pede. Dan dia bahkan tak pernah mau foto selfie—soalnya dulu belum zaman kamera jahat yah.
Setelah dua tahun menikah, saya begitu terkejut melihat perubahan pada tetangga saya ini. Wajahnya mulus tanpa jerawat. Setelah saya tanya-tanya macam wartawan selebriti, saya mendapatkan jawaban yang cukup mencengangkan. Jadi, dia itu tak melakukan perawatan apa-apa dan tidak pula menggunakan obat apa pun untuk mengusir jerawatnya itu. Oh amazing!
Kedua—saya mendapat cerita dari ibu saya. Bahwa sebelum menikah itu bapak saya juga juragan jerawat katanya. Hal itu dikarenakan bapak sangat hobi sekali makan kacang bawang, hingga si jerawat itu tumbuh subur di wajah bapak saya. Namun kata ibu, setelah menikah, jerawat pada bapak mendadak sirna. Saya sendiri bahkan dari kecil hingga besar seperti ini belum pernah melihat sekali pun bapak jerawatan. Dulunya saya sempat meragukan keaslian cerita ibu ini, bahkan setelah ibu menunjukan foto muda bapak, saya bahkan sampai tak mengenali kalau lelaki berjerawatan di foto itu adalah bapak saya.
Ketiga—teman sekolah saya juga mengalami hal serupa. Sejak awal masuk sekolah, saya sudah mendapati teman saya ini menjadi perempuan yang berlangganan jerawat. Kadang tiap lihat dia jerawatan dan nggak lekas dipencet itu rasa-rasanya jari saya ini terpanggil untuk mencetin jerawat yang melambai-lambai itu. Segala obat telah digunakan, ia bahkan sampai berkonsultasi pada dokter dan mengahabiskan uang secara mubazir. Namun hingga kami lulus dan bahkan sampai jadi sarjana, jerawat itu masih setia pada wajahnya yang putih.
Setelah satu tahun menikah, tanpa sengaja saya kembali bertemu dengannya di sebuah reuni kecil. Betapa kagetnya saya mendapati teman saya ini kini tak lagi bersama jerawat-jerawatnya. Saya yang berjiwa kepo akut, tentu saja langsung bertanya, dan dia lagi-lagi berkata pada saya bahwa dia tak melakukan apa-apa pada wajahnya.
Sungguh aneh tapi nyata. Mau gak percaya tapi kok sudah banyak buktinya. Jadi sepanjang saya hidup di muka Bumi ini, saya sudah menyelidiki bakti-bukti dan keterangan para saksi lainnya yang juga mengalami hal serupa seperti tiga contoh yang saya ceritakan tadi.
Meski kedengarannya mustahil, namun ada ilmu kedokteran yang meng-iya-kan peryataan tersebut. Disinyalir, setelah menikah hormon pada perempuan itu semakin stabil. Ada yang bilang, efek dari rutinnya berhubungan intim membuat sirkulasi darah pada perempuan semakin lancar. Hal itu juga membuat wanita lebih bahagia, tenang, dan rileks. Efek lainnya, dia jadi tak gampang stres dan itu cukup ampuh untuk mengusir jerawat.
Jerawat sendiri pada beberapa kasus terjadi karena pola makan dan gaya hidup yang kurang baik. Sehingga setelah menikah, biasanya pola makan dan gaya hidup pria jauh lebih teratur dibanding saat masih jomlo. Hal ini mau tak mau cukup memengaruhi perginya jerawat pada wajah.
Meski semua itu berpengaruh, namun kembali lagi pada diri masing-masing. Jika setelah menikah, tapi tidak memperhatikan kebersihan wajah, pola makan, dan pola gaya hidup, semua itu akan sama saja. Jadi menikahlah karena sudah siap—jangan menikah karena cuma sudah frustrasi sama jerawat ya! ehehe