Mengenal Tipe Vespa Matic yang Harganya Overpriced

Vespa

Vespa LX 125 (Shutterstock.com)

Semua tipe Vespa matic harganya selalu pricy!

“Mahal banget woy. Gilakkk,” keluh saya saat melihat harga Vespa Matic di dealer yang baru buka di Kota kecil tempat saya bertempat saat ini. Rasanya cat glowing serta bodi yang ikonik itu tetap tak bisa mewajarkan harganya, yang memang bisa dibilang sudah overprice itu. Yah, walaupun ketika “riding” menggunakan motor yang namanya berarti “lebah” ini bakal merasa congkak dan punya wah-nya sendiri sih.

Saya datang ke dealer Vespa bukan karena perkara mau membeli unitnya, melainkan karena ada undangan interview kala itu. Berhubung datang kecepetan dan ternyata harus menunggu dengan waktu yang bisa dibilang sangat lama, akhirnya berkeliling melihat beberapa Vespa matic yang harganya pricy menjadi opsi. Dan tentu saja saya sambil menghampiri mbak-mbak sales sekalian modus, wkwkwk.

Ternyata, dari sekian banyak nama-nama Vespa matic dari yang Primavera, Sprint hingga banyak lainnya, sebenarnya bisa diklasifikasikan jadi tiga kelas berdasar dari kapasitas mesin yang dipasang di tiap tipe Vespa matic.

Kubikasi mesin Vespa

“Mas tahu nggak? Sebenarnya Vespa dibagi dalam tiga varian kapasitas mesin loh. Ada yang berkubikasi 125 cc, terus 150 cc, dan top of the box mempunyai mesin yang cukup gede yakni 300 cc, Mas,” terang Cici salah satu sales di dealer ini. saya manggut-manggut saja karena dari pertama sudah gagal fokus.

Kemudian kami bergeser ke depan Vespa yang bodinya lebih mungil. Itu kalau dibandingkan sama jajaran Vespa lain yang di-display di situ. Kalau dilihat-lihat bodinya lebih ramping juga sih.

“Kalau yang ini namanya Vespa LX sama S, Mas. Dua tipe ini sama-sama dibekali mesin 125 cc saja, dan tentu saja sudah injeksi lho ya. Dijamin cukup irit. Bodi belakang dari dua Vespa ini terlihat lebih boxy, mengotak bikin kesannya makin retro,” Tuturnya.

”Ah, irit apaan. Perasaan teman-teman saya yang pakai Vespa bilang konsumsi bahan bakarnya nggak irit-irit amat,” saya senyum saja sambil mbatin ketika mendengar penjelasan Cici.

“Selain itu, sebenarnya ada Vespa lain yang juga serupa kapasitas mesinnya yakni Vespa LX-V. Secara bodi memang sama, cuman stangnya telanjang saja. Nah kalau beda LX sama tipe S ada di model lampu. Yes, model lampu tipe LX itu bulat, sementara tipe S malah kotak yang bikin auranya lebih sporty,” tutur Cici.

Harga nggak murah, fitur nggak wah

Tapi tak lepas dari penjelasan Cici, sependek yang saya lihat. Vespa bermesin 125 cc ini juga memakai lingkar roda yang bikin posturnya makin mungil saja yakni hanya 10 inci saja. Pun fitur-fitur yang disematkan nggak wah-wah banget kalau dibandingkan motor Jepang. Sebut saja varian harga termurah Vespa LX dan S yang berkisar di Rp40 jutaan. Nggak bangetnya karena masih memakai anak kunci konvensional belum keyless. Ya meski kunci Vespa immobilizer sih. Sama-sama aman sebenarnya, anti curanmor. Tapi 2023 lho ini, masak masih kudu memasukkan anak kunci, helooo.

Terus soal tarikan mesin nggak ada yang spesial juga. Yaaa kayak motor matic kebanyakan cuman beda di riding position plus rasa jumawanya yang sudah melekat di setiap unit.

“Kemudian ada Vespa Primavera sama Sprint nih, Mas. Harganya tentu lebih mahal dari tipe yang tadi. Karena memang kapasitas mesinnya lebih gede kan, satu unitnya dihargai Rp50 jutaan Mas. Primavera dan Sprint sama-sama bermesin 150 cc tiga valve 4 tak.”

Baca halaman selanjutnya

Beda Primavera dengan Sprint

Beda Vespa Primavera dengan Sprint

“Kalau dijejerin dengan yang yang mesinnya 125 cc, baik Primavera maupun Sprint bakal ketara banget perbedaannya. Dari bodinya saja beda dan Vespa Primavera dan Sprint memakai ban yang berdiameter 12 inci. Lebih besar dari LX atau S yang hanya 10 inci. Pun, yang 150 cc bodinya cenderung meruncing. Lihat saja bodi belakang keduanya yang kompak agak lancip plus sudah memakai lampu LED semua di stoplamp dan lampu seinnya.

Modelnya jok juga beda banget, kalau yang ini (sambil nunjuk Vespa Primavera berwarna green relax) joknya lebih mengikuti, maaf, bentuk pantat sehingga nyamannya lebih dapet. Kalau yang LX atau Vespa S, kan, nggak. Cuman datar saja gitu. Pokoknya Primavera atau Sprint lebih premium banget deh Mas,” lanjut si Cici.

Jangan tanya kenapa saya nggak banyak tanya dari tadi. Karena ya itu, emang nggak niat beli. Toh, saya udah salting dari tadi. Jadi ya saya manggut-manggut doang.

Motor seharga 150 juta

“Ada yang lebih mahal lagi nih. Meski sama-sama punya mesin 150 cc, seri GTS punya selisih harga dan bodi lebih gembul jika dibanding Vespa Primavera atau Sprint. Versi termurahnya saja, yang punya nama GTS SUPER 150 harus ditebus dengan uang Rp70 juta. Tapi tenang, masih dapet kembali Rp100 ribu kok. Lumayan bisa buat beli bensin, hehehe.”

“Murah ya banget ya Mbak, masih dapet kembalian lagi,” saya tersenyum ketus mendengar harganya. Belum selesai si Mbak Cici bikin saya shock lagi.

“Mau tahu yang lebih mahal nggak Mas? Namanya GTS juga, tapi yang itu (sambil mengarahkan pandangannya pada Vespa berwarna abu-abu dengan bodi bongsor, lebih bongsor dari varian yang lain) punya kapasitas mesin 300 cc, namanya GTS SUPER TECH 300. Harganya Rp150 jutaan saja.”

“Soal fitur nggak perlu saya jelaskan detail lah yaaa. Yang pasti lebih stabil dan enak kalau jarak jauh karena bodinya gede, ban besar ukuran 130/70 rata depan belakang dengan diameter 12 inci. Pun panel speedometer sudah full digital. Lampu-lampu yang dipakai juga LED. Nah, remnya sudah ABS dual channel. Tangki lebih gede 1,5 liter, fullnya jadi 8,5 liter lebih banyak dari tipe Vespa lain yang hanya 7 liter tok.

Waduh, harganya malah bikin saya makin meriang, Ci, hehehe. Sahut saya.

“Oh iya, Masnya jadinya beli Vespa apa?” Tanyanya.

“Hah? Oh, nggak, Mbak, saya mau interview di sini kok. Hehehe.”

Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Melihat 4 Hal Repotnya Punya Motor Matik dari Perspektif Perempuan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version