Mengenal Penyebab Bibir Sumbing dan Kaitannya dengan Kesehatan Ibu Hamil

bibir sumbing clp janin kehamilan mojok

bibir sumbing clp janin kehamilan mojok

Bibir sumbing atau celah bibir (cleft lip/CL) menjadi cacat bawaan yang masih sering ditemukan di Indonesia. Selain cleft lip, sumbing juga bisa mengenai langit-langit mulut, dikenal dengan langit sumbing atau celah langit-langit (cleft palate/CP). Bila terdapat keduanya, maka disebut cleft lip palate (CLP). Dalam artikel ini, untuk memudahkan pembaca, bibir sumbing, langit sumbing, maupun gabungannya akan ditulis sebagai CLP.

CLP terjadi karena terganggunya proses pembentukan wajah janin, yang normalnya dimulai sejak usia kandungan 28 hari hingga 10 minggu. Oleh karena itu, trimester pertama kehamilan sangatlah esensial dalam proses pembentukan organ janin, termasuk bibir dan langit-langit mulut.

Secara garis besar, CLP terbagi menjadi dua, yakni sindromik dan nonsindromik. Dikatakan CLP sindromik, jika CLP dibarengi cacat bawaan lahir lainnya. Misalnya pada sindrom van der Woude yang memberikan tampilan klinis lain seperti hypodontia (ketiadaan satu gigi atau lebih), lip pits (lekukan di permukaan bibir), abnormalitas jantung, dan sebagainya. Sementara itu, CLP nonsindromik adalah CLP yang tidak disertai cacat bawaan lahir lainnya.

Penyebab bibir sumbing atau CLP ini sendiri multifaktorial. Faktor internal yang banyak dibahas adalah abnormalitas gen. Misalnya, mutasi gen IRF6 pada sindrom van der Woude. Selain faktor internal, juga ada faktor eksternal/lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, terutama pada trimester pertama, yang sebenarnya bisa dicegah.

Merokok

Paparan asap rokok ternyata meningkatkan insidensi CLP menjadi dua kali lipat. Ini bukan berarti hanya ibu hamil yang merokok saja yang menjadi perhatian, namun juga ibu hamil yang terpapar asap rokok dari lingkungan sekitar, misalnya dari suami yang tinggal serumah.

Faktanya, jadi perokok pasif nggak lebih baik daripada perokok aktif. Pesan untuk para calon ayah di luar sana, jangan segan-segan berhenti merokok saat sang istri sedang mengandung, bahkan kalau bisa jauh-jauh hari sebelumnya. Zat-zat yang terkandung dalam asap rokok dapat mengakibatkan mutasi gen TGF alpha.

Selain itu, merokok saat hamil menimbulkan gangguan oksigenasi janin yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan organ, termasuk pembentukan bibir dan langit-langit.

Alkohol

Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol juga terbukti meningkatkan risiko timbulnya CLP pada bayi baru lahir. Sejak lama, alkohol telah dinobatkan memiliki efek teratogenik yang amat besar, dapat mengganggu proses embriologi dan organogenesis janin. Efek teratogenik itu antara lain pembentukan celah rongga mulut, gangguan jantung, dan retardasi mental janin.

Kekurangan asam folat

Asam folat sangat berperan dalam pembentukan sel. Pada ibu hamil, kebutuhan asam folat meningkat karena terjadi pembentukan janin di kandungan. Bila asam folat tidak tercukupi atau mengalami penurunan dari jumlah normalnya, maka pembentukan sel otomatis akan terganggu, termasuk proses pembentukan bibir dan langit-langit janin. Penurunan asam folat juga dapat diakibatkan dari paparan zat-zat di dalam rokok.

Kebutuhan asam folat yang amat penting selama kehamilan, mendorong diberikannya vitamin ini bagi para ibu hamil yang mengunjungi fasilitas kesehatan seperti puskesmas. WHO merekomendasikan suplemen asam folat untuk ibu hamil sebesar 0,4 mg per hari. Selain terkandung pada buah-buahan dan sayuran hijau, asam folat juga terdapat pada susu. Tak heran jika banyak susu ibu hamil mengandung formula tinggi asam folat.

Obat-obatan

Konsumsi obat-obatan semasa hamil menjadi perhatian besar untuk para ibu hamil. Maka tak heran, jika segala jenis obat selama kehamilan harus diketahui dan didiskusikan dengan dokter. Hal ini untuk mencegah adanya efek yang tidak diinginkan dari obat-obat tertentu terhadap proses kehamilan.

Obat-obatan yang dapat memengaruhi timbulnya CLP antara lain obat antikejang seperti fenitoin dan asam valproat serta obat-obat kemoterapi seperti methrotrexate. Oleh karena itu, Food Drug Association (FDA) memasukkan obat-obat tadi pada kategori D dan X, yang artinya dilarang dikonsumsi selama kehamilan.

Jadi untuk para ibu hamil, sebisa mungkin konsultasikan kepada dokter jika memang punya riwayat penyakit yang mengharuskan mengkonsumsi obat-obat tertentu. Sehingga obat-obat yang harusnya berefek positif terhadap si ibu tidak menjadi bumerang bagi janin.

Pada saat bayi telah lahir, CLP atau bibir sumbing tidak hanya mengganggu secara estetika, namun juga dapat mengganggu fungsi bicara, minum, dan makan. Tata laksana medis CLP sendiri juga sangatlah kompleks, berlangsung bervariasi sejak bayi baru lahir hingga masa remaja. Penanganannya pun melibatkan beberapa profesi, seperti dokter spesialis bedah plastik, orthodontist, dokter spesialis THT-KL, speech therapist, dan dokter bedah mulut.

Insidensi celah bibir dan langit-langit yang besar kaitannya dengan status kesehatan ibu hamil seharusnya menjadi pesan penting untuk kita semua. Terutama untuk para ibu hamil, para suami, dan mereka yang sedang merencanakan kehamilan. Marilah kembali ke slogan “mencegah lebih baik daripada mengobati”.

BACA JUGA 10 Desain Masker Anti Mainstream yang Mampu Menghalau Kesedihan dan tulisan Maria Monasias Nataliani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Exit mobile version