Menelusuri Alasan Orang Lebih Memilih Baca Scanlation Ketimbang Beli Komik Asli

Menelusuri Alasan Orang Lebih Memilih Baca Scanlation Ketimbang Membeli Komik Asli terminal mojok

Setelah menulis soal proses panjang dan berliku di balik terbitnya satu volume manga/manhwa di Indonesia, saya jadi tergelitik untuk membahas lebih jauh mengenai manga/manhwa—yang katakanlah ilegal—dalam bentuk scanlation. Ada banyak pencinta manga/manhwa di luar sana yang membaca komik kesukaannya melalui scanlation.

Harus diakui, saya sendiri nggak murni-murni amat. Saya juga suka baca chapter terbaru Detektif Conan melalui situs-situs online yang menyediakan layanan scanlation, sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli komik asli begitu diterbitkan oleh Elex Media. Orang-orang seperti saya ini banyak. Biasanya kami tetap membeli komik fisik lantaran sudah telanjur cinta berat dan memang mengoleksi komiknya. Istilahnya, kalau belum pegang fisiknya tuh nggak afdal. Saya sering menjumpai tipe ini di berbagai komunitas pencinta manga/manhwa. Kami memang “cuma” penasaran saja dengan chapter selanjutnya, dan mumpung belum terbit volume aslinya, baca duluan saja melalui scanlation. Sudah pasti versi scanlation beredar duluan, kan?

Menariknya, ada pula sebagian orang yang lebih nyaman membaca scanlation dan memilih untuk nggak membeli komik aslinya. Adaaa. Dan saya tahu jumlahnya juga banyak. Jadi, sebenarnya apa alasan mereka lebih memilih untuk baca scanlation ketimbang beli komik asli?

#1 Jauh dari toko buku

Saya tahu Indonesia itu wilayahnya luas sekali, dan toko buku ternama dan besar seperti Gramedia saja belum tentu mampu menjangkau banyak daerah pelosok di Indonesia. Keterbatasan akses menuju toko buku ini sering jadi alasan seseorang enggan membeli komik asli dan memilih baca lewat situs penyedia layanan scanlation. Ibarat kata nggak usah repot-repot ke toko buku di kabupaten sebelah, mending buka internet, masuk ke situsnya, baca dari rumah. Kelar.

Walau sekarang sudah banyak toko buku online bertebaran dan bahkan buku-buku Gramedia sendiri pun bisa dibeli secara online, tetap saja repot. Mahal ongkirnya pula. Bukankah lebih hemat baca versi bajakannya saja?

#2 Judul komik favorit tidak diterbitkan di Indonesia

Dulu saat masih bekerja sebagai editor komik, saya sering menjelajahi forum-forum komunitas pencinta manga dan mendapati beberapa “request” mereka soal judul manga/manhwa yang harusnya diterbitkan di Indonesia. Sayangnya, memilih judul nggak semudah request para manganiak itu juga. Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan judul komik yang hendak terbit di Indonesia. Selain melihat potensi pasar, isi komik juga jadi concern dalam pemilihan komik yang akan diterbitkan.

Lah bayangkan saja, kalau yang direquest adalah manga gore kan apa nggak amsyong pas proses editing? Bisa-bisa retouch dan modifikasi sana-sini. Kalau gambarnya serba dimodifikasi nanti pembaca protes. Tapi kalau nggak dimodifikasi dan diloloskan begitu saja nanti nggak lolos uji sensor. Hahaha. Serba salah, deh, ya.

Selain itu, penerbit komik di Indonesia kebanyakan menerbitkan manga atau komik Jepang. Manhwa sendiri sudah jarang saya temui. Terakhir yang saya tahu, Ruler of The Land jadi satu-satunya manhwa yang masih diterbitkan Elex Media hingga kini. Sementara manhua pun porsinya juga nggak sebanyak manga dan manhwa. Jadi, wajar saja jika penikmat manhwa dan manhua nggak bisa baca komik incaran mereka yang telah diterbitkan secara legal di Indonesia.

Makanya, orang-orang yang nggak bisa membaca manga/manhwa asli lantaran nggak terbit di Indonesia lebih memilih membaca versi scanlation-nya.

#3 Harga komik mahal

Harga komik Detektif Conan 98 yang terbit bulan Maret 2021 kemarin mencapai Rp28 ribu. Mungkin bagi sebagian orang harga segitu sepele, tapi bagi sebagian lainnya? Bayangkan kalau yang membaca komik Conan adalah seorang siswa SMP atau SMA yang nggak punya uang jajan berlimpah, atau seorang pengangguran kayak saya dulu sebelum direkrut sama Mojok, apa nggak sayang tuh duit segitu cuma buat beli komik? Huhuhu.

Ya memang sih kalau sudah ngefans dan koleksi bakal dibela-belain buat beli, tapi kan ada juga yang punya mindset mending baca scanlation. Sudah nggak perlu bayar, cuma modal numpang WiFi-an, bisa deh baca komik gratisan. Peduli setan sama harga komik yang naik terus-terusan, yang penting tetap update chapter terbaru, Mylov~

Ketiga alasan di atas merupakan alasan terbanyak yang saya temui dari orang-orang yang memilih jalan untuk membaca scanlation ketimbang beli komik asli. Saya nggak bisa mengatakan baca scanlation itu dosa dan haram karena saya pun baca. Akan tetapi, alangkah bijak jika kita turut mendukung mangaka kesayangan dengan beli komik aslinya. Kalau alasannya nggak punya duit, ya bisa lah nabung dulu sebelum beli komik fisik. Kalau alasannya nggak ada toko buku yang dekat, ya bisa lah beli online, ongkirnya tentu dari hasil nabung juga. Sementara kalau alasannya karena komiknya nggak diterbitkan di Indonesia, ya sudah beli versi asli Jepangnya saja. Kabooor…

BACA JUGA Proses Panjang Penerbitan Komik di Indonesia yang Jarang Diketahui Para Pencinta Manga dan tulisan Intan Ekapratiwi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version