Menebak Alasan Kenapa Ada Tiga Durian di Balik Logo Korek Api Kayu Cap Tiga Durian

Menebak Alasan Kenapa Ada Tiga Durian di Balik Logo Korek Api Kayu Cap Tiga Durian Terminal Mojok

Sebagai seorang perokok, saya sering kehilangan korek api saat nongkrong dengan kawan-kawan. Saya kemudian berpikir gimana caranya agar tidak kehilangan korek lagi. Terbesit di benak saya untuk membawa korek kayu. Dan benar saja, korek api kayu cap tiga durian yang sering saya bawa tidak pernah hilang. Lagi pula, buat apa kawan-kawan saya mencuri korek tersebut, wong harganya saja hanya Rp 500.

Keseringan membawa korek api kayu cap tiga durian membuat saya berpikir ketika memperhatikan logonya. Apa sih maksud di balik logo korek kayu ini? Kenapa hanya ada tiga durian? Saya yakin, kalian juga penasaran.

Nah, setelah seharian bertanya-tanya kepada kawan-kawan tongkrongan, lalu melakukan riset ke sana kemari dan hasilnya tidak menemukan jawaban apa-apa, maka pengin rasanya menebak alasan kenapa hanya ada tiga durian di balik logo korek api kayu tersebut. Begini tebakan saya:

Pertama, mungkin untuk mengingatkan kalau makan durian itu cukup tiga buah dalam satu minggu. Soalnya begini, kata orang mengonsumsi durian secara berlebihan ada kaitannya dengan masalah kesehatan.

Dulu saya juga pernah mendengar pernyataan ini dari para pecinta durian. Menurut mereka, buah durian mengandung lemak dan glukosa yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Jadi, ketika seseorang mengkonsumsi durian secara berlebihan, bukan tidak mungkin orang itu dapat mengalami efek samping seperti masalah pencernaan, peningkatan gula darah, hingga peningkatan berat badan.

Mungkin korek api kayu cap tiga durian secara tidak langsung ingin mengingatkan para pecinta durian untuk makan durian tiga buah saja dalam satu minggu. Soalnya kadang-kadang orang suka khilaf, mentang-mentang makanan yang dikonsumsinya enak, eh malah memakannya secara berlebihan.

Kedua, mungkin ini ada kaitannya dengan daerah Duren Tiga yang berada di Jakarta Selatan. Inilah alasan kedua yang muncul di pikiran saya. Ditambah lagi daerah Duren Tiga diyakini oleh banyak orang bahwa di tempat itu (dulu) terdapat tiga pohon durian besar yang berbuah lebat. Tak jarang orang membandingkannya dengan nama daerah lain seperti Duren Sawit dan Tanjung Duren yang konon juga memiliki banyak perkebunan durian.

Lebih dari itu, dengar-dengar di daerah Duren Tiga pernah ada pabrik korek api. Pabriknya terletak di pinggir Jalan Duren Tiga Raya yang saat ini menjadi pabrik timbangan. Nah, korek api yang diproduksi pabrik itu berupa korek yang berwarna hitam. Korek api ini usut demi usut sangat bermasyarakat.

Jadi, saya menduga gambar tiga durian di belakang korek ini ada kaitannya dengan daerah Duren Tiga. Dan mungkin, apakah korek api kayu cap tiga durian ini memang awalnya diproduksi di daerah Duren Tiga???

Ketiga, mungkin ini ada hubungannya dengan tiga jenis durian di Indonesia yang paling populer. Pertama, durian monthong yang berasal dari Thailand yang berhasil dibudidayakan para petani di Indonesia. Jenis durian ini kemudian diberi nama durian montong yang memang sudah tersebar luas di pasar tradisional Indonesia.

Kedua, durian petruk yang berasal dari Jepara. Sejak 1980-an durian ini kerap disebut sebagai Jeep Durian Ara. Pohon durian petruk menjadi salah satu pohon unggulan Nasional yang rentan diganggu hama dan mudah untuk dibudidayakan. Ketiga, durian Medan yang tak kalah eksistensinya dengan durian montong dan durian petruk. Durian ini cukup populer di negara kita. Dan saat ini, banyak sekali makanan dan minuman yang terbuat dari durian Medan seperti sup durian dan krim durian.

Jadi, tiga durian di balik logo korek api kayu ini secara tidak langsung memberi tahu kepada kita bahwa hanya ada tiga jenis durian yang paling populer di negara kita.

Keempat, mungkin logo korek api kayu cap tiga durian ada kaitannya dengan dunia pendidikan di Indonesia. Coba kalian perhatikan di sekeliling gambar tiga durian. Di situ ada lambang putih yang melingkari tiga buah durian yang persis seperti lambang Tut Wuri Handayani. Tut Wuri Handayani merupakan satu dari tiga semboyan yang diterapkan Ki Hajar Dewantara. Tiga semboyan itu adalah Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.

Nah, dulu saat saya MOS pernah dapat hukuman dari kakak kelas saya terkait korek kayu ini. Waktu itu, saya disuruh bawa korek api cap empat durian. Saya bingung mencarinya, adanya kan cuma korek api kayu cap tiga durian. Saya beli saja dua korek, lalu korek yang satunya lagi saya gunting gambar duriannya, dan saya tempelkan ke korek yang satunya lagi sehingga ada empat durian. Mungkin ini ada kaitannya dengan dunia pendidikan?

Sumber Gambar: Pinterest

BACA JUGA Mengumpulkan Tipe-tipe Orang yang Makan Cilok dan tulisan Muhammad Ridwansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version