Mempertanyakan Pembangunan Terminal Sritanjung Banyuwangi: Terminal kok Jauh dari Pusat Kota dan Ekonomi, buat Apa?

Mempertanyakan Pembangunan Terminal Sritanjung Banyuwangi: Terminal kok Jauh dari Pusat Kota dan Ekonomi, buat Apa?

Mempertanyakan Pembangunan Terminal Sritanjung Banyuwangi: Terminal kok Jauh dari Pusat Kota dan Ekonomi, buat Apa? (Pixabay.com)

Sebagai perantauan yang tinggal di Banyuwangi sejak 2017, saya paham betul seluk beluk darah ini. Termasuk yang bikin saya nggak habis fikri, seperti posisi Terminal Sritanjung Banyuwangi yang pembangunannya di luar nalar. Kenapa coba bikin terminal yang jauh dari pusat kota dan warga?

Siapa coba yang bakal membutuhkan aksesibilitas dan kemudahan ketika kita mendapati terminal di tempat yang jauh dan sulit dijangkau? Terminal dibangun, tapi mobilitas terhambat dan merusak ekonomi lokal. Gimana-gimana?

Mari kita mulai dengan keputusan yang brilian dengan menempatkan terminal Sritanjung di lokasi yang jauh dari pusat kota. Saya tak paham maksudnya gimana. Jika ingin menempatkan Terminal Tipe A ini di Kecamatan Kalipuro mengapa pembangunan terminal tidak didekatkan saja dengan Pelabuhan Ketapang dan Stasiun Ketapang, yang merupakan pusat kegiatan ekonomi dan akses transportasi utama.

Kalau jauh dari semua landmark, saya justru bingung, apa tujuan terminal dibangun?

Abai lokasi

Apakah tidak terbesit untuk membangun Terminal Tipe A yang strategis dan nyaman seperti di pusat Kota Banyuwangi? Apa mungkin pemerintah berpikir untuk mengabaikan lokasi yang strategis? Harusnya nggak mungkin. Sebab, dengan mengabaikan hal itu, artinya malah memindahkan kemacetan ke tempat lain. Soalnya bus dan angkutan lain jadi berdesakan di tempat lain.

Lambat laun PO Bus akan berpikir untuk tidak memilih terminal ini. Seperti yang kalian lihat sekarang Terminal Sritanjung akhirnya ditinggalkan bus-busnya. Kalian mau menghabiskan waktu berjam-jam di terminal yang sepi, menunggu bus yang tak kunjung datang?

Bagi saya, keputusan untuk membangun Terminal Sritanjung amat jauh dari pusat kota dan ekonomi ini suatu kesalahan fatal. Saya jadi bingung, untuk siapa terminal ini dibangun kalau bukan buat warga? Kalau memang buat warga, kenapa malah tidak mendukung mereka sama sekali?

Tanpa efisiensi

Perkembangan dunia transportasi yang semakin maju, idealnya perlu memikirkan kenyamanan dan efisiensi setiap perjalanan. Tapi pemerintah justru tidak memikirkan dampak pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi dan masyarakat lokal. Terminal Sritanjung jadi bukti yang sahih. Kita harus bersyukur atas pembangunan yang begitu luar biasa ini, karena tidak ada yang lebih menyenangkan daripada membuat hidup lebih sulit dan menyusahkan pengguna jalan.

Apakah tidak ada studi kelayakan untuk pembangunan sebuah terminal jika melihat kondisi Terminal Sritanjung saat ini yang mati suri. Padahal dengan melakukan studi kelayakan yang komprehensif untuk menentukan posisi ideal terminal yang dapat memenuhi kebutuhan aksesibilitas, konektivitas, dan efisiensi transportasi. Studi ini dapat menjadi parameter pembangunan, tentunya harus dengan melibatkan pemangku kepentingan seperti masyarakat setempat, pengusaha transportasi, dan ahli transportasi dari akademisi.

Tidak hanya itu keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait lokasi terminal sebenarnya jadi solusi. Melalui forum diskusi dan konsultasi publik, pendapat dan masukan dari masyarakat dapat dihargai dan dipertimbangkan. Hal ini akan membantu memahami kebutuhan dan preferensi masyarakat terkait lokasi terminal sehingga posisi pembangunannya tidak sembrono.

Perlu diversifikasi layanan

Selain itu penyesuaian infrastruktur juga harus dilakukan jika Terminal Sritanjung tetap ingin menjadi pilihan. Yang jelas, perlu penyesuaian infrastruktur di sekitarnya. Misalnya, membangun jalan akses yang lebih baik, memperluas jalur transportasi, dan memastikan konektivitas yang baik antara terminal dengan pusat kota dan pusat ekonomi agar memudahkan mobilitas warga.

Pemerintah juga perlu melakukan diversifikasi layanan. Bisa dengan menyediakan beragam transportasi dari terminal Sritanjung untuk meningkatkan daya tarik dan penggunaan terminal. Hal itu dapat melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak seperti perusahaan transportasi, agen perjalanan, dan otoritas terkait untuk mengoptimalkan pemanfaatan terminal.

Pemerintah juga harus melakukan kampanye promosi yang intensif untuk meningkatkan kesadaran dan memperkenalkan Terminal Sritanjung kepada masyarakat jika sudah berbenah. Harapannya dengan mengkomunikasikan manfaat dan fasilitas yang ada di terminal, diharapkan minat dan penggunaan terminal dapat meningkat.

Pun penyediaan fasilitas pendukung juga harus dilakukan guna memastikan tersedianya fasilitas pendukung yang memadai. Hal tersebut akan meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pengguna terminal.

Pemangku kebijakan juga harus memperhatikan masukan dari masyarakat dan melakukan langkah-langkah strategis. Untuk memastikan terminal Sritanjung dapat beroperasi dengan efektif dan memberikan manfaat yang optimal.

Saran saya mungkin terlalu banyak dan mungkin Anda bilang saya berisik. Tapi, meski bikin kita bertanya-tanya, rasa-rasanya tetap tidak menyenangkan melihat terminal yang mati suri.

Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Aib Banyuwangi: Wisata Jeglong Sewu hingga Masalah Sampah yang Tak Ada Habisnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version