Bagi sebagian orang, mengonsumsi gosip artis bisa jadi salah satu alternatif hiburan. Lambe Turah sebagai penyedia daily dose gosip dan julid kadang jadi tempat yang dituju buat mencari informasi tentang artis. Kalau Lambe Turah merupakan “local pride” asli Indonesia, Korea Selatan juga punya media serupa bernama Dispatch. Bagi yang sudah lama jadi budak cinta oppa-eonni Korea, nama Dispatch bukan lagi hal yang asing di telinga. Apalagi setiap tahun baru Dispatch selalu menghiasi jajaran trending topic Twitter saking banyaknya K-Popers yang kepingin tahu siapa pasangan baru yang terciduk media berita yang juga populer secara internasional itu.
Dispatch awalnya didirikan oleh para mantan reporter media Sport Seoul yang pengin berinovasi. Mereka nggak mau lagi dibatasi dalam berkreasi dengan hanya menulis berita berdasarkan topik yang lagi hangat diperbincangkan. Mereka beranggapan kalau media konvensional sudah banyak yang melakukan hal itu, dan di saat yang sama persaingan antarmedia semakin besar. Berkat keputusan mereka itulah Dispatch sekarang hadir dan melegakan kehausan para netizen akan gosip dan skandal.
Baru-baru ini Dispatch bikin gempar jagat hiburan Korea Selatan. Bukan sekadar merilis nama dua aktor dan aktris ternama Korea, Kim Jung-hyun dan Seo Yea-Ji, yang pernah pacaran beberapa tahun lalu, Dispatch juga mengungkapkan hal yang mengejutkan lainnya. Di tahun 2018, Kim Jung-hyun sempat jadi sorotan gara-gara perilakunya yang dingin kepada kru dan sesama pemeran drama Korea Time, menghindari adegan kontak fisik dengan lawan mainnya, Seo-hyun, hingga minta skrip dramanya direvisi. Dispatch menelusuri fakta bahwa Seo Yea-ji adalah dalang di balik itu. Disebut sebagai pacar yang posesif, ia nggak ngebolehin Kim Jung-hyun bersikap ramah maupun punya adegan skinship sama Seo-hyun. Nggak main-main, Dispatch sampai nge-spill chat Seo Yea-ji dan Kim Jung-hyun di tahun itu. Edan, kok bisa ya mereka dapet info seperti itu?
Cara kerja Dispatch yang paling sering mereka lakukan adalah dengan menguntit artis ke tempat tertentu. Agen-agen Dispatch bekerja layaknya detektif yang mengamati perilaku para artis dari jarak jauh. Ketika artis yang bersangkutan melakukan hal-hal yang mencurigakan, kamera yang para agen bawa siap untuk membidik dan menangkap gambar. Peliputan ala-ala paparazzi untuk saat ini baru dipegang oleh Dispatch, satu-satunya. Tapi bukan berarti mereka selalu dapat gambar dan cerita bagus yang menarik buat dirilis. Kadangkala, agen Dispatch kudu pulang dengan tangan hampa lantaran artis yang mereka ikuti nggak melakukan apa-apa alias bersih dari skandal.
Nah, gimana dengan hal-hal yang privasi banget kayak tangkapan layar obrolan di aplikasi, jadwal pribadi artis, dan sebagainya? Kabarnya, Dispatch ini jejaring sosialnya luas banget, Mylov. Mereka mendapatkan banyak informasi dari staf, orang yang kerja langsung di agensi, atau dekat dengan orang-orang di sekitar si artis. Mereka juga nggak mungkin tahu tempat tujuan si artis yang akan mereka buntuti tanpa informasi dari orang dalam, kan?
Meski identik sebagai tukang spill skandal percintaan artis Korea, nyatanya Dispatch juga pernah mengungkap skandal-skandal besar di luar itu. Ingat kan sama skandal Burning Sun yang kompleks banget dan melibatkan banyak nama-nama besar nan kondang di industri hiburan Korea? Atau kasus mantan presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, dengan Choi Soon-sil? Dispatch punya andil dalam terungkapnya kasus itu. Jadi, mereka nggak sekurang kerjaan itu ngikutin artis Korea 24/7. Mereka (((kadang))) juga berjasa buat masyarakat luas.
Sumber pendapatan dan konten yang dibuat oleh Dispatch nggak melulu soal skandal sebenarnya. Mereka juga bikin photobook bernama DICON yang isinya berupa kompilasi foto-foto cakep dari idol tertentu. Mereka pernah merilis DICON yang berkolaborasi sama BTS, IZ*ONE, dan artis-artis lain. Di channel YouTube milik mereka pun kebanyakan berisi video di balik layar pemotretan, wawancara, sampai momen kedatangan artis Korea dari luar negeri.
Dispatch juga pernah santer dituduh sebagai kaki tangan pemerintah Korea Selatan gara-gara ada anggapan kalau Dispatch merilis skandal dari para artis Korea sebagai pengalihan isu. Setiap kali ada kasus besar yang menimpa pejabat atau nama-nama kondang yang nggak berasal dari industri hiburan hampir selalu diikuti dengan kabar skandal dari artis. Akan tetapi, nggak sedikit pula yang berprinsip kalau Dispatch nggak lebih dari sekadar media yang berusaha menangkap momen yang-yangan artis Korea dan mereka nggak ada hubungannya dengan pemerintah. Untuk kebenarannya, hanya Tuhan dan staf Dispatch yang tahu.
Kalau dilihat secara jeli, cara kerja Dispatch yang mengambil foto artis tanpa izin ini termasuk ilegal. Apalagi di Korea Selatan ada yang namanya “chosang-kwon” atau hak atas foto diri. Setiap orang di sana punya hak untuk melindungi privasinya, termasuk dengan melindungi foto wajahnya agar nggak disebarkan ke publik. Tapi kalau ilegal, kenapa mereka nggak disuruh balik kanan bubar jalan, ya?
Masyarakat Korea Selatan sebenarnya pernah membuat petisi di laman kepresidenan yang menuntut agar Presiden menutup Dispatch. Sebanyak 210 ribu orang ikut menandatangani petisi yang mana melebihi target untuk bisa mendapatkan respons dari staf kepresidenan. Namun, Presiden Korea Selatan memilih untuk nggak menutup Dispatch lantaran melakukan penutupan pada suatu media sama saja dengan melakukan pembungkaman atas hak untuk berpendapat.
Dispatch juga tetap makmur dan nggak gulung tikar karena kita ikut membantu mereka agar tetap dapet uang, lho. Setiap rilisan skandal yang mereka lakukan selalu kita beri panggung. Gimana nggak tambah banyak tuh cuan mereka dari setiap klik dan share yang kita lakukan?
Sumber Gambar: YouTube Berita Kpop Indonesia
BACA JUGA Lambe-lambean dan Komoditas Baru di Indonesia dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.