Dilansir dari Wikipedia, Grammy Awards merupakan acara penghargaan pertama dan terbesar di antara tiga acara penghargaan musik yang digelar secara tahunan. Bagi para musisi, tentunya Grammy Awards merupakan acara penghargaan yang bergengsi karena pemenang dari tahun ke tahun merupakan musisi-musisi yang dikenal akan talentanya dalam industri musik. Sebut saja Beyonce dan Georg Solti, dua musisi yang mendapatkan penghargaan Grammys terbanyak sepanjang sejarah. Dengan banyaknya kategori serta ketatnya persaingan antara para nominasi, memenangkan satu kategori pada Grammys merupakan sebuah kehormatan bagi musisi.
Pada Grammy Awards 2021, Taylor Swift kembali mengantongi salah satu penghargaan yang sangat diantisipasi oleh masyarakat, yaitu Album of the Year. Dengan kemenangan ini, Taylor Swift memecahkan rekor sebagai musisi perempuan pertama yang memenangkan Album of the Year terbanyak dalam sejarah, setara dengan Frank Sinatra, Stevie Wonder, dan Paul Simon. Setelah dua dekade, ia berhasil mengukir sejarah dengan album kedelapannya, Folklore, yang ditulis hanya dalam waktu empat bulan. Saya tegaskan lagi, empat bulan saja saudara-saudara!
Taylor Swift sendiri merilis Folklore tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ia sukses membuat geger dunia melalui kejutan yang diberikannya pada tanggal 23 Juli 2020. Orang biasa mah ngasih surprise kue ketika ulang tahun, ini doi ngasih surprise-nya album, legend banget nggak, tuh? Dalam pesan pertamanya, blio mengaku bahwa karantina membuat imajinasinya liar dan Folklore merupakan buah dari imajinasi tersebut. Hal inilah yang menurut saya merupakan kunci yang membuat Folklore berbeda dari album-album sebelumnya. Dan kalau ditanya, apakah Taylor Swift pantas memenangkan Album of the Year untuk ketiga kalinya melalui Folklore, saya tanpa ragu akan menjawab “YA”. Berikut alasannya.
#1 Folklore merupakan perpaduan yang pas antara fiksi dan realita
Sebagian besar masyarakat mungkin sudah khatam dengan gaya penulisan lagu Taylor Swift. Yak, blio mendasari lirik dalam setiap lagu dari kisah pribadinya. Kemampuan storytelling Swift merupakan daya tarik terbesarnya karena dapat membuat pendengar terhanyut, tidak hanya dalam melodi yang indah, namun juga dalam situasi yang digambarkan melalui setiap liriknya.
Melalui Folklore, Swift mengalami peningkatan yang cukup drastis dalam menulis lagu. Dibanding menjadikan kisah pribadinya sebagai landasan setiap karyanya, ia kini mengambil rute berbeda dan menciptakan karakter-karakter fiksi melalui imajinasinya sendiri. Di dalam sebuah wawancara mengenai Folklore, Swift menyatakan bahwa ia menciptakan sebuah kisah antara tiga orang karakter yang terjebak dalam sebuah perselingkuhan, di mana ia menggambarkan sudut pandang dari setiap karakter dalam ketiga lagunya, yaitu “Cardigan”, “Betty”, dan “August”. Meski demikian, album ini tetap memiliki sentuhan personal yang menjadi ciri khas Taylor, menjadikan Folklore sebuah perpaduan antara dongeng dan sejarah pribadinya.
#2 Penggunaan referensi dari berbagai literatur klasik dalam liriknya
Seperti yang telah saya sampaikan, kemampuan storytelling Taylor Swift merupakan daya tarik utamanya, di mana lagu-lagunya penuh dengan metafora. Di dalam Folklore, Swift mencapai tingkatan yang baru dalam penulisan liriknya. Tidak hanya menggunakan metafora serta pengandaian, ia juga menggunakan referensi dari literatur-literatur klasik, sebut saja Jane Eyre, Peter Pan, hingga Emily Dickinson. Bahkan dalam salah satu lagunya, Swift secara eksplisit menceritakan kisah perjalanan seorang penulis bernama Rebekah Harkness, serta bagaimana Rebekah dan dirinya memiliki kemiripan satu sama lain. Sebagai penikmat sastra klasik, saya akui Taylor Swift berhasil memadukan literatur, kondisi modern, serta kisah pribadinya secara apik.
#3 Kaya akan detail, namun tetap easy listening
Menurut saya, Folklore merupakan karya terbaik Taylor Swift hingga saat ini. Meskipun memiliki lirik yang cukup dalam dan tidak dapat diartikan secara harfiah alias bikin mikir, Swift menyeimbangkannya dengan melodi yang laid-back. Ia kembali memberikan sentuhan country dalam sebagian besar lagunya, namun terkesan lebih samar karena dilebur dengan aksen pop dan folk. Hal ini membuat pendengar dapat menikmati melodi serta menerima pesan dari setiap liriknya secara bersamaan.
Kalau saya boleh berpendapat, Folklore memiliki lagu-lagu yang timeless. Saya tidak akan heran kalau dalam sepuluh hingga puluhan tahun ke depan lagu-lagu yang ditulis oleh Taylor Swift akan diteruskan ke generasi demi generasi.
Taylor Swift, the legend that you are today.
Sumber Gambar: YouTube Taylor Swift
BACA JUGA ‘Bintang di Surga’ Milik Peterpan Adalah Album Indonesia Paling Fenomenal dan Sulit Dilupakan.