Memang Kenapa kalau Coldplay Dukung LGBT?

Memang Kenapa kalau Coldplay Dukung LGBT?

Memang Kenapa kalau Coldplay Dukung LGBT? (Pixabay.com)

Beberapa waktu belakangan, Coldplay jadi buah bibir di media sosial karena grup band asal Inggris ini akan menggelar konser pada 15 November 2023 di di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat. Sebenernya, nggak usah heran kenapa begitu Coldplay ngumumin bakal konser di Indonesia langsung pada heboh. Selain karena musikalitasnya yang luar biasa, bisa jadi, Coldplay nggak akan menggelar konser untuk kedua kalinya di Indonesia. Jadi semua penggemar musik bakal mati-matian biar bisa mendapatkan tiket konsernya.

Di tengah euforia tersebut, dilansir dari tvonenews.com, Persaudaraan Alumni (PA) 212 menolak keras konser Coldplay di Indonesia lantaran Chris Martin dan kawan-kawan merupakan pendukung kampanye LGBT. Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin nggak cuma mengimbau promotor dan panitia untuk membatalkan cara tersebut, tapi juga akan menggelar aksi besar dengan memblokir lokasi atau mengepung bandara.

Sebagai warga negara Indonesia, saya menghormati pernyataan mereka sebagai bagian dari kebebasan berpendapat. Makanya melalui tulisan ini saya mencoba menanggapi, karena pernyataan mereka membuat saya mengernyitkan dahi dan geleng-geleng kepala.

Manchester United juga dukung LGBT, tak lantas saya jadi gay

Sebelum sampai ke sana, saya cerita sedikit dulu ya. Saya sendiri bisa dibilang adalah salah satu fans Manchester United sejak lebih dari 25 tahun yang lalu. Sejak beberapa tahun yang lalu, Liga Primer Inggris memperlihatkan dukungannya kepada kesetaraan hak kaum LGBT. Salah satunya adalah mengampanyekan dukungan mereka lewat media sosial. Foto profil akun media sosial kesebelasan seperti Manchester City, Chelsea, Arsenal, dan Liverpool sempat bernuansa “pelangi” sebagai bentuk dukungan akan kaum LGBT.

Sebagai pendukung Manchester United dan penonton sepak bola, saya tidak ambil pusing ketika klub kesayangan saya maupun tim sepak bola yang saya tonton mendukung LGBT. Sekalipun seluruh pemainnya adalah gay, yang saya lihat kan permainan sepak bola mereka di lapangan, orientasi seksual mereka nggak pernah saya pikirkan. Itu urusan mereka masing-masing dengan Yang Maha Kuasa.

Apakah dengan menonton Manchester United bikin saya jadi gay? Kan tidak! Bikin stres sih iya karena permainannya masih jelek. ~wqwqwqwq

Saya juga bisa dibilang adalah penggemar grup musik Queen. Salah pentolan Queen, Freddie Mercury secara terbuka sudah mengakui dirinya bahwa ia adalah sebagai seorang biseksual. Apakah saya memboikot musik-musik karya Queen dan Freddie? Tidak! Apakah mendengarkan karya mereka membuat saya jadi gay? Juga tidak!

Coldplay dukung LGBT, lalu?

Atas dua alasan tersebutlah, izinkan saya berkata, memang kenapa kalau Coldplay dukung LGBT?

Saya yakin, sebagian besar orang yang datang ke konser Coldplay nanti cuma fokus mau nonton konser kok! Sama kayak saya yang cuma fokus nonton sepak bola ketika Manchester United atau tim sepak bolanya bertanding. Sama kayak saya yang cuma fokus mendengarkan musik ketika nyetel karya Queen di Spotify.

Contoh lain yang jauh lebih ekstrim, selama ini saya sering nonton serial macam Game of Thrones yang memperlihatkan adegan seksual kaum LGBT, tapi saya tetap seorang pria straight, nggak ikut-ikutan jadi kaum LGBT. Saya juga sudah belasan tahun memainkan gim penuh kekerasan macam Grand Theft Auto, tapi saya nggak berubah jadi pembunuh sadis, tuh.

Jadi rasa-rasanya sih PA 212 atau masyarakat Indonesia lainnya nggak usahlah mempermasalahkan Coldplay yang mendukung LGBT sampai-sampai mengancam mau besar dengan memblokir lokasi atau mengepung bandara segala. Masih banyak masalah lain yang harusnya jadi concern PA 212 atau masyarakat Indonesia lainnya macam pengentasan kemiskinan, ketersediaan lapangan kerja, atau pemerataan pendidikan. Saya rasa masyarakat juga bakal lebih respect ke PA 212 kalau kalian lebih concern ke sana alih-alih sekadar boikot konser Coldplay.

Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tips Menang War Tiket Coldplay Jakarta

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version