Bersama Muslik kita sama-sama menartawai palung kegaringan dari sebuah joke bapak-bapak. Paling tidak, kita bisa melupakan masalah dunia barang sejenak.
Warga Twitter kembali dibuat ramai, setelah kemarin sibuk dengan perayaan listrik mati kini mereka sama-sama kembali merayakan hadirnya jokes bapak-bapak. Barangkali, jokes bapak-bapak ini memang sudah menjadi legenda. Ia bisa ada di mana-mana, sering dijumpai di dalam lingkungan keluarga, mulai merambah grup WhatsApp sampai kini memasuki dunia Twitter.
Namun, viralnya jokes bapak-bapak nggak lahir dari Twitter. Kali ini, Twitter harus merelakan singgasananya sejenak sebagai pencetak jokes viral. Adalah Tik Tok, aplikasi yang sempat diblokir oleh pemerintah ini mencuat sebagai pencetusnya.
Ada ungkapan terkenal di dalam ilmu kehidupan: ketenaran hanya berlangsung sementara. Semboyan ini juga masuk dalam dunia internet. Setelah Tik Tok tenar dengan goyang dua jari dedek-dedek gemes SMA kini giliran video jokes bapak-bapak yang ramai dibicarakan.
Saya mencari akun Tik Tok yang sedang ramai. Dia bernama Muslik dengan ID Tiktok: muslikmojokertotensis. Luar biasa, perlu waktu satu menit sebelum bibir ini berkerut, saya baru menyadari mojokertotensis diambil dari manusia purba yang ada di Mojokerto—Pithecanthropus Mojokertensis. Nama yang kreatif.
Muslik adalah seorang bapak dengan fans sebanyak 69.600 dan total sudah mengunggah 47 video dengan total likes 591.200—mantap djiwa! Saya lalu mencoba menelusuri setiap inchi dari setiap lelucon yang tertanam pada setiap videonya. Inilah beberapa lelucon favorit saya.
Perbuatan dosa selalu disukai setan, tapi ada perbuatan dosa yang tidak disukai oleh setan yaitu apa? Menggoda istrinya setan
Saya ini kan pengusaha sapi perah. Saya punya pegawai baru. Pagi-pagi, subuh-subuh masih gelap dia merah sapi. Lalu satu jam setelah itu, dia datang ke saya tanya, “Pak, sapi yang satu ini saya perah, satu jam nggak ada susunya” Terus saya tanya, “sapi mana yang kamu perah?” “Kandang nomor satu,” “Kamu ini gimana kalo kandang nomer satu itu kan sapi jantan!”
Ada juga video saat Muslik memegang botol minuman. Di sini ditulis, habis minum mohon ditutup dengan rapat. Maksudnya abis minum, kita pembubaran panitia gitu?
Mungkin di titik ini kamu akan mengernyitkan dahi, sungguh punchline yang sempurna. Nggak diragukan lagi keaslian jokes bapak-bapaknya. Memang nggak perlu kejelian khusus dalam menangkap jokes bapak-bapak. Cukup dengan menikmati setiap olah katanya, lalu saat sampai di punchline rasakan kedahsyatan absurdnya.
Muslik adalah seorang bapak-bapak yang baik, ia begitu tulus dalam menyampaikan leluconnya. Itulah salah satu sebab Muslik menjadi tenar, ia bisa jadi sudah mengetahui bahwa dirinya telah viral, Komentar dari netizen yang masuk ke akun Tik Toknya selalu ia jawab. Muslik tentu nggak mau dibilang star syndrome karena sombong nggak mau balas komentar netizen.
“Di Tik Tok banyak komentar yang mengatakan bahwa saya mirip gambar pahlawan yang ada di gambar sepuluh ribuan. Memang bener saya sama. Mungkin generasinya aja yang beda kali ya.” Ucapnya di salah satu videonya
Muslik nggak hanya lihai dalam membuat video lelucon khas bapak-bapak. Maklum ia memang sudah bapak-bapak. Tapi, ia juga mulai membagikan tips-tips penting, terutama untuk kalangan ibu-ibu. Ah, pintar sekali bapak ini menggaet audiens.
Salah satunya ia membuat video tentang tips memilih Buah Manggis. Caranya cukup mudah, hitunglah bintang yang ada di pucuknya. Menurut beliau, jumlah bintang menandakan isi dari buah manggis.
Selain itu ia juga membuat video tentang membedakan telur matang dan mentah. Caranya cukup mudah, putar telur di atas meja, jika telur itu bisa berdiri maka sudah bisa di pastikan itu adalah telur matang.
Sungguh, pengetahuan yang di luar kebiasaan. Nggak ada nih di SKS kuliah ataupun kurikulum terbaru dari Mendikbud.
Pak Muslik sudah berada di pusat ketenaran, sekarang mulai banyak bapak-bapak lain yang ingin mengajaknya kolaborasi. Ya, itung-itung mencoba mencari celah agar bisa ikutan tenar.
Sayangnya, partner kolaborasi yang berhasil meluluhkan hati Pak Muslik kurang greget. Dalam lelucon nasi gudeg, terlihat bapak bertopi hijau masih membaca naskah dari kertas kasbon yang sengaja ditaruh di atas meja. Mungkin sudah saatnya pak Muslik ini mempunyai manajer agar kejadian serupa nggak lagi terulang.
Ketika melihat Pak Muslik ini viral, saya jadi teringat dengan bapak saya sendiri. Bapak saya dulu sering sekali menggunakan lelucon serupa ketika saya anak-anak, waktu itu tentu saja saya tertawa terbahak-bahak.
Sampai sekarang pun bapak saya masih membuat dad joke ketika di obrolan keluarga, meski tawanya kini nggak lagi sekencang dulu. Barangkali bapak saya, Pak Muslik dan bapak-bapak yang lain masih menginginkan perasaan itu datang kembali, ketika kita bisa tertawa lepas mendengar dad joke seperti dulu kala.
Di tengah kehidupan yang fana ini, Pak Muslik dan jokes bapak-bapaknya hanya ingin menghibur kita gaes. Itu saja. (*)