Mas Gibran Rakabuming, tulisan ini saya buat sebagai bentuk perhatian saya terhadap jenengan. Saya adalah salah satu penggemar berat bapak jenengan alias Pak Jokowi. Dulu sih, sekarang? Masih, dikit. Makanya, saya tidak rela kalau anak idola saya dijadikan bahan rasanan di berbagai sudut media sosial.
Mungkin Pakde Jokowi agak nebah dodo, melihat berbagai sindiran, tulisan, dan hujatan soal jenengan yang ndak segera segera ngomong di depan publik untuk beradu gagasan dengan capres dan cawapres yang lain.
Saya sangat memahami mungkin sebagai cawapres jenengan sangat sibuk sekali. Makanya jarang tampil dan tidak bisa menghadiri undangan diskusi terbuka. Yang terbaru undangan dari PP Muhammadiyah kemarin. Tapi jujur saja, Mas, menurut saya ini bisa jadi blunder. Soalnya bisa bikin asumsi bahwa Mas Gibran nggak tahu apa-apa, plonga-plongo. Makin ditolak undangannya, makin liar lah bola tersebut.
Ayolah, Mas Gibran. Sesekali, muncul. Terutama, diskusi yang diadakan oleh mahasiswa. Jelaskan program jenengan dan Pak Prabowo. Seperti, 5 tahun ke depan ngapain, masalahnya apa aja. Sesepele itu saja.
Misal Mas nggak tahu mau jawab apa, kan bisa pakai AI-AI itu. Nggak apa-apa, mahasiswa juga pake gituan kok buat ngerjain tugas. Wong timses Mas juga pake AI kan buat artworknya? Hehehehe.
Nggak usah minder, Mas Gibran!
Jangan merasa minder, Mas Gibran. Meskipun capres dan cawapres lainnya sudah kelihatan nguasai saat ngomong dan praktik, itu semata karena mereka dah biasa tampil. Justru nggak ada yang spesial. Beda kalau Mas yang muncul. Mas ini kan pemuda yang spesial, jadi Mas misal tampil dan ada kelirunya dikit, nggak ada yang bakal ngerujak.
Sek, saya nggak begitu yakin. Tapi pokoknya muncul dulu lah, Mas Gibran.
Dalam hati kecil saya bertanya-tanya, kira-kira kenapa jenengan tak juga muncul menghadiri undangan-undangan tersebut. Ada dua jawaban dalam benak saya, yang pertama, apa ini juga jadi salah satu trik marketing jenengan biar ndak usah muncul muncul dulu biar publik penasaran. Nanti sekalinya muncul langsung whoooss ngomong sing apik-apik biar surveinya langsung naik teratas.
Pikiran nakal saya yang kedua, sampean belum muncul ini memang jenengan masih dalam rangka sinau dan nyinauni visi misi yang dibuat timses. Supaya pas tampil kelihatan nguasai medan. Takut kaaan kalau sampai blunder.
Kami semua menunggu jenengan muncul dan bebas diskusi dengan banyak orang, Mas Gibran. Minimal muncul dulu. Wong sudah biasa muncul sewaktu masih jadi Mas Wali, kan?
Pun ini bisa membuktikan bahwa Mas ini nggak kosong, seperti tuduhan orang-orang. rasanya aneh juga kalau cawapres kok kosong, hampir nggak mungkin. Jadilah diri sendiri, jangan selalu manut, dan genuine. Janganlah terlihat seperti orang penuh beban begitu.
Apa jangan-jangan Mas keliatan penuh beban gitu karena memikirkan kekosongan Mas?
Penulis: Dwi Arianti
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Prabowo Pilih Gibran: Jadi Bumerang karena Jadi Musuh Bersama