Marlboro Filter Black: Rasanya Nikmat, tapi Bikin Dompet Sekarat

Marlboro Filter Black

Marlboro Filter Black

Harga rokok memang sedang melambung dari biasanya dan lebih sering daripada harga BBM saat ini. Tapi, bagaimana pun hal itu tidak menyurutkan para pejuang sebat untuk tetap membakar tembakau. Hal ini pun membuat banyak produsen rokok yang membuat rokok dengan harga yang jauh lebih murah daripada rokok yang saat ini beredar.

Berbicara tentang selera, pasti berbeda-beda. Cuma, untuk soal cita rasa, pastinya nggak ada yang bisa mengalahkan Marlboro Filter Black. Walaupun harganya bisa cukup buat beli makan dari pagi sampai malam, nggak ada yang bisa menyaingi sensasi rokok yang satu ini.

Sebagai perokok yang masih muda, saya pernah mencoba beberapa rokok dari berbagai produsen. Mulai dari Forte yang ukurannya lebih kecil daripada kelingking saya, lalu ada Magnum yang bikin tenggorokan kesetrum, sampai Sampoerna Mild yang baru bisa kerasa setelah mengisap tiga batang atau lebih.

Akhirnya, hati saya berhenti di Marlboro Filter Black. Awalnya sih coba-coba, cuma lama kelamaan jadi terlena. Di samping harganya yang mencapai Rp30 ribu untuk versi 20 batang, rasa dari rokok ini terbilang awet. Berbeda dengan Forte, 20 batang itu bisa habis satu hari, nggak ada rasanya. Sekali isap bisa sampai setengah batang!

Rokok yang identik dengan warna merah dan hitam ini memiliki kesan yang lebih berat dibandingkan rokok lain. Nggak seberat ketika mengisap rokok kretek, dan tidak seringan mengisap Sampoerna MIld. Pokoknya, rokok ini paling ideal, cuma harganya saja yang fantastis.

Kalau ngomong soal harga, masih ada kok versi 12 dan 16 batang yang harganya ada di kisaran Rp18-24 ribu doang. Masih murah itu daripada Sampoerna Mild, kan? Tapi, kalau ngomongin harga emang nggak ada habisnya, ya disesuaikan saja dengan kebutuh dan kemampuan, hihihi.

Tapi, sebagai mahasiswa yang punya gaji jauh di bawah UMK Kabupaten Cianjur, ada saja rezekinya buat beli rokok. Rokok ini pun cukup unik, soalnya di tengah-tengah filter ada semacam lubang, gitu. Mungkin itu yang bikin rokok Marlboro Filter Black tetap ringan ketika diisap.

Cuma, saya punya banyak pengalaman buruk ketika merokok Marlboro Filter Black. Saya kerap kena percikan puntung rokok yang suka terbang ke sana-ke mari (dan tertawa). Baju saya yang kadang tiba-tiba jadi bolong, atau tangan saya yang kena luka bakar adalah hal biasa.

Rokok ini pun cukup awet, bagi saya yang seorang perokok semi-berat. Saya bisa menghabiskan satu bungkus Marlboro Filter Black 20 batang dengan jangka waktu lima hari. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh para perokok yang ringan atau masih pemula. Cuma, bagi saya yang mendekati berat pun bisa sangat awet. Boros-boros ya diminta teman tongkrongan.

Ketika mengisap satu batang rokok Marlboro Filter Black, rasa rokoknya masih menempel. Cukup kuat untuk menahan diri kembali membakar satu batang lainnya. Berbeda dengan Sampoerna Mild yang bisa merokok 16 batang secara berturut-turut. Gila, kan!

Marlboro Filter Black pun kini punya kemasan yang berbeda walaupun nggak beda-beda amat dengan yang pertama. Selain itu, rokok ini juga punya kemasan limited edition yang dijual hanya di Indomaret. Harganya pun lebih murah dua ribu dari bungkus yang biasa.

Ya, yang namanya selera memang nggak ada yang sama. Tapi, buat yang memang ingin merasakan rokok dengan rasa tembakau yang kuat, tapi nggak mau belepotan kayak mengisap kretek. Rasanya, sangat cocok memilih Marlboro Filter Black buat jadi pilihan.

Saya bilang gini bukan karena saya sales, ya. Tapi, ini pengalaman saya sebagai warga sipil yang membantu negara meningkatkan pendapatannya dengan membeli rokok. Setinggi apa pun harga rokok, pasti akan sebat juga. Jangan lupa sambil ngopi, biar tongkrongan makin asyik.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version