Luwak Kopi Murni Premium, Kopi Bubuk Kemasan Murah dan Beraroma Mewah, Bisa Jadi Pengganti Kapal Api!

Luwak Kopi Murni Premium, Kopi Bubuk Kemasan Murah dan Beraroma Mewah, Bisa Jadi Pengganti Kapal Api!

Luwak Kopi Murni Premium, Kopi Bubuk Kemasan Murah dan Beraroma Mewah, Bisa Jadi Pengganti Kapal Api!

Bisakah Luwak Kopi Murni menjadi pilihan utama buat saya yang masih setia dengan Kapal Api? Kembali lagi, kalau harganya tetap murah dan ada di mana-mana, ada kemungkinan bisa

Untuk sekarang, merek kopi hitam yang menjadi nomor satu di kepala orang Indonesia adalah Kapal Api. Paling nggak sebagian besar dan saya bisa menjamin itu. Yang saya sedang bicarakan adalah kopi bubuk murni. Selain Kapal Api, ada juga Kopi Tubruk Gadjah. Merek yang tergolong baru di dunia perkopian. 

Saya pernah mencoba Kopi Tubruk Gadjah. Sebagai peminum yang nggak pilih-pilih, mulut saya sih terima-terima saja. Tapi, entah kenapa, ujung-ujungnya saya balik lagi ke Kapal Api. Sampai hari ini, kopi yang saya minum setiap pagi pun masih Kapal Api. Jika ada pendatang baru, kemungkinan besar pasti saya coba. Tapi, sejauh ini, belum ada yang bisa menggantikan. 

Kemarin, saya lihat di minimarket brand kopi Luwak ternyata juga menjual kopi bubuk murni. Yang tertera di kemasannya adalah “kopi murni premium”. Hanya bubuk kopi, murni, tanpa campuran apapun. Jujur saya terkejut karena selama ini saya lebih familiar dengan White Koffie punya Luwak. Apalagi setelah hadir varian less sugar. Seperti sebuah tanda pengukuhan bahwa juaranya white coffee yang merek Luwak. 

Karena tertarik dengan varian yang baru dari Luwak, langsung saja tanpa pikir panjang saya beli dan coba. 

Aroma yang berbeda dari biasanya

Saya harus mengatakan dengan jujur bahwa aroma kopi kemasan ya begitu-begitu saja. Nggak ada yang spesial. Rasanya juga monoton. Saya, atau kita suka karena dipaksa suka. Saya memilih tetap minum kopi kemasan karena dua alasan. Pertama, harga. Kedua, kemudahan. Harga yang murah dan ada di mana-mana buat saya bisa mengalahkan rasa yang enak. 

Meski Luwak bilang bahwa kopinya adalah kopi premium, saya nggak langsung percaya. Saya beli murni karena kepo dan ingin mencicipi saja. Saya nggak punya ekspektasi apa-apa sama kopinya. Setelah saya perhatikan, ada yang berbeda dari kopi bubuk kemasan biasanya. Di tulisan komposisi, tertera bahwa dalam satu sachetnya terdapat 50% kopi Jawa, 30% kopi Toraja, dan 20% kopi Gayo

Waktu diseduh, saya merasakan aroma yang berbeda dari Luwak kopi muruni, jika dibandingkan dengan kopi bubuk kemasan lainnya. Ada aroma yang lebih kecut yang menyegarkan. Sebuah pertanda baik. Aroma yang muncul dari kopi ketika disiram air panas bukan hanya aroma hangus atau gosong yang biasa muncul dari kopi bubuk kemasan.

Saya sih nggak begitu terkejut karena Luwak sudah berani mencantumkan berbagai macam kopi di komposisi. Sebuah jaminan yang bisa dipercaya. 

Harga Luwak Kopi Murni sangat bersahabat

Varian sachet Luwak kopi murni yang saya beli adalah varian sachet mini. Kemasan 6.5 gram. Sengaja memang, saya lebih senang beli yang satuan ketimbang ukuran besar. Menakar porsinya lebih gampang. Sehari-hari, saya juga minum Kapal Api versi mini. Ukuran kemasannya sama, yaitu 6.5 gram. Satu sachet Kapal Api 6.5 gram harganya Rp1000. 

Kemarin, saya beli Luwak Kopi Murni Premium dengan harga diskon Rp7500 satu pak. Isinya 14 sachet kopi bubuk 6.5 gram. Tulisannya sih 9 sachet plus 4 sachet. Seandainya kemasan aslinya 9 sachet, harga per sachetnya masih lebih murah ketimbang Kapal Api yang ukurannya sama. 

Jelas harga Rp7500 per 14 sachet ini kelewat murah. Itu saja masih dibandingkan dengan Kapal Api varian sejenis. Apalagi kalau dibandingkan dengan jenis lain. Misalnya yang sudah ditambah gula atau krimer. Buat saya, harga semurah ini sangat layak beli tanpa perhitungan apapun. 

Nggak usah bicara rasa

Seperti saya bilang, saya nggak pernah punya ekspektasi apa-apa sama kopi bubuk kemasan. Aroma yang agak beda adalah satu-satunya hal yang bisa saya garis bawahi dari Luwak Kopi Murni Premium. Selebihnya, sepanjang saya minum kopinya sampai habis, rasanya ya begitu-begitu saja. Sengaja saya sampaikan di akhir karena saya pribadi kalau beli kopi kemasan nggak begitu mengutamakan rasa. 

Pertanyaannya, bisakah Luwak Kopi Murni menjadi pilihan utama buat saya yang masih setia dengan Kapal Api? Kembali lagi, kalau harganya tetap murah dan ada di mana-mana, ada kemungkinan bisa. Untuk sekarang, saya lumayan goyah untuk beralih, tapi perlu beberapa waktu dan pengalaman lagi untuk benar-benar berpindah hati. 

Penulis: Ahmad Dani Fauzan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Alasan Saya Suka Luwak White Koffie Less Sugar, Kopi Sachet Rendah Gula Terbaik di Kelasnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version