Kompetisi Liga 2 Indonesia dalam waktu dekat akan kembali bergulir. 24 tim siap merebutkan 3 slot promosi ke kasta tertinggi. Dari tahun ke tahun, kompetisi Liga 2 Indonesia atau dulu bernama Divisi Utama memang selalu menarik perhatian publik, bukan hanya soal kemenangan atau kekalahan tapi di kompetisi kasta kedua ini banyak sekali terjadi hal-hal unik atau orang bilang “Indonesia banget”.
Mulai dari pertandingan sepak bola yang berkolaborasi dengan kungfu, wasit yang dikejar-kejar, hingga praktik pengaturan skor yang memang seakan menjadi budaya di kasta kedua ini. Ya mungkin yang paling diingat hingga saat ini adalah sepak bola gajah yang terjadi di kompetisi Divisi Utama tahun 2014. Dari kejadian tersebut bisa menjadi gambaran betapa buruknya kompetisi kasta kedua Indonesia pada saat itu. Kini, Liga 2 berbenah dan jadi lebih baik. Hal-hal negatif yang dulu terjadi makin berkurang, setidaknya lebih mendingan ketimbang dulu.
Tahun ini Liga 2 akan memasuki laga perdana. Persis Solo dan AHHA PS Pati menjadi dua tim yang berkesempatan mengawali kick off kompetisi Liga 2 Indonesia di Stadion Manahan Solo, 26 September 2021. Tentu di laga pembuka saja sudah menyajikan partai menarik, Persis Solo yang sekarang “di-backup” oleh Brader Kaesang akan menjajal tim pendatang baru milik Sultan Atta Halilintar dan Putra Siregar.
Selain Persis Solo dan AHHA PS Pati, ada beberapa tim yang juga menjadi daya tarik di Liga 2. Tentu kiprah RANS Cilegon FC menjadi perhatian, tim hasil akuisisi Cilegon FC dengan RANS Entertainment ini melakukan persiapan yang beda dari tim lain. RANS CFC melakukan tour pramusim ke Turki pada beberapa waktu yang lalu. Ini tentu menjadi hal yang “antimainstream” bagi tim dari kasta kedua Liga Indonesia, melakukan persiapan hingga luar negeri. Apakah perjalanan ke luar negeri tersebut benar-benar memberi hasil pada kompetisi atau sekadar gimik? Kita lihat nanti.
Ada juga Dewa United Tangerang. Tim yang sebelumnya Martapura FC ini sekarang berubah nama dan berpindah home base di Tangerang. Dewa United yang sebelumnya hanya dikenal di dunia esports secara mengejutkan berani untuk bertarung di Liga 2. Bahkan keseriusan itu tergambar ketika Dewa United mengontrak pemain-pemain ternama di Liga Indonesia dan menunjuk Kas Hartadi sebagai pelatih. Dewa United juga sudah mempersiapkan training ground pribadi serta melakukan kontrak jangka panjang terhadap stadion Indomilk Arena Tangerang. Sebuah bukti nyata dari tim baru yang memang memiliki visi misi untuk bisa profesional.
Klub-klub sultan mungkin memiliki daya tarik tersendiri, tapi klub-klub legendaris dan sudah malang melintang di persepakbolaan tanah air masih menjadi kandidat terkuat untuk bisa promosi ke Liga 1. Tim seperti Sriwijaya FC, Semen Padang, PSMS Medan, Mitra Kukar, Persiba Balikpapan, Persis Solo, PSIM Yogyakarta tentu saja memiliki tekad kuat untuk mengembalikan kejayaan dan kembali tampil di panggung tertinggi sepak bola Indonesia.
Mungkin tim sultan punya uang tak terbatas, tapi dalam sepak bola uang bukanlah segalanya. Mentalitas dan pengalaman menjadi senjata bagi tim-tim legendaris untuk bisa melawan hegemoni si anak baru. Harus diingat, di setiap kompetisi pasti punya kuda hitam, termasuk di Liga 2 kali ini. Jangan kau pandang sebelah mata tim macam Persekat Kabupaten Tegal, Persijap Jepara, PSKC Cimahi, Hizbul Wathan FC, AA Tiga Naga, walaupun hanya berstatus tim promosi dari Liga 3 tapi semangat tanpa beban bisa saja menjadi senjata ampuh bak nuklir untuk bisa mengejutkan di Liga 2 musim ini. Faktanya memang di Liga 2 edisi sebelumnya, Persik Kediri menjadi tim non-unggulan yang mampu juara dan promosi ke Liga 1. Padahal saat itu Persik Kediri hanya berstatus tim promosi dari Liga 3. Tak ada yang tidak mungkin, bisa saja cerita Persik Kediri bisa terjadi lagi musim ini.
Siapa pun yang menang, siapa pun yang juara, siapa pun yang promosi, bagi saya itu menjadi hal ke sekian. Yang terpenting adalah kompetisi Liga 2 bisa berjalan dengan baik dan berjalan dengan profesional. Liga 2 menjadi panggung yang nyata bagi para pemain muda dan pemain lokal. Liga 2 adalah awal karier bagi mereka yang berstatus sebagai pemain muda atau akhir karier bagi pemain senior yang sudah merasakan asam garam sepak bola Indonesia.
Iklim sepak bola yang baik bisa terbentuk jika kompetisi profesional dari kasta paling bawah hingga kasta paling atas mampu dijalankan benar-benar secara profesional. Semoga kompetisi Liga 2 musim ini menjadi pelecut semangat untuk semua elemen yang terlibat dan menjadi patokan seperti apa Liga yang profesional. Kita harus bangga tiap tahun ada perbaikan dan peningkatan, tapi kita juga tak boleh terlena karena semuanya masih belum sempurna. Liga 2 Indonesia sudah berada di jalur yang benar!