Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Lidah Jawa Saya Kaget dan Menyerah Ketika Mencoba Dendeng Rusa dari Merauke

Nur Anisa Budi Utami oleh Nur Anisa Budi Utami
10 Desember 2025
A A
Lidah Jawa Saya Kaget dan Menyerah Ketika Mencoba Dendeng Rusa dari Merauke

Lidah Jawa Saya Kaget dan Menyerah Ketika Mencoba Dendeng Rusa dari Merauke

Share on FacebookShare on Twitter

Maaf dendeng rusa, kita nggak cocok. Lidah Jawa saya beneran kaget dan menyerah mengunyahmu

Beberapa hari lalu, ada sebuah paket misterius nongkrong manis di depan rumah. Bukan skincare diskonan, bukan juga jersey bola pre-order yang nggak kunjung datang. Paket ini… wangi. Tapi bukan wangi ala parfum mahal. Lebih ke aroma adventure kuliner.

Pengirimnya ternyata teman saya yang baru balik dari Merauke—ujung paling timur Indonesia. Pas saya buka paketnya, ada bungkus rapi yang penuh harapan. Dan begitu dibuka… saya langsung refleks menyipit. Di dalamnya ada dendeng kering, cokelat gelap, tebal, dan terlihat serius sekali. Tapi bukan dendeng biasa.

Ini dendeng rusa.

Di momen itu, saya campur aduk. Antara penasaran level dewa dan takut karena merasa sedang bersiap makan karakter kartun Disney. Tapi teman saya bilang ini legal, halal, dan dari peternakan lokal, jadi oke lah. Peluang nyobain hal ekstrem jarang datang dua kali, kan?

Merauke: tempat rusa bisa jadi menu harian

Lewat chat WhatsApp sepanjang kisah hidup, dia cerita kalau di Merauke, daging rusa itu kayak sapi buat kita. Mau sate rusa? Banyak. Mau dendeng? Tinggal pilih. Katanya malah lebih gampang nemuin daging rusa daripada sapi.

Dia promosi panjang lebar: “Sumpah enak! Gurih, beda, unik banget pokoknya.”

Saya yang dengernya sudah keburu termakan ekspektasi, langsung yakin malam itu bakal jadi momen culinary breakthrough dalam hidup.

Baca Juga:

Konten tidak tersedia

Spoiler: tidak se-epik itu.

Eksekusi dapur: aroma wild dan rahang menyerah

Langsung saya goreng dendengnya. Harapannya biar renyah ala warung Padang. Begitu nyemplung ke minyak panas, satu rumah langsung kecium aromanya.

Tapi aromanya… beda. Bukan kaya sapi. Bukan pula aroma prengus kambing. Ini lebih ke wangi hutan, tanah, pinus, dan jejak-jejak kehidupan liar. Kalau kata orang bule, gamey banget. Dengan modal nekat, saya ambil sepotong dan gigit.

Dan di situ saya sadar… rahang saya tidak siap.

Dagingnya tebal dan kerasnya bukan main. Serat dendeng rusa kayak kabel fiber optic. Tiap gigitan rasanya kayak lagi lomba kunyah permen karet rasa hutan.

Setelah berhasil ngunyah selama kurang lebih dua menit, baru muncul rasanya. Ada gurihnya, tapi tertutup rasa khas gamey yang nempel banget di lidah. Getirnya halus tapi panjang—kayak hubungan toxic yang nggak selesai-selesai.

Saya coba telan dengan paksa, refleks langsung ambil tiga gelas air.

Lidah, kebiasaan, dan perspektif

Saya langsung chat teman saya. “Mas… rasa dendeng rusanya… unik banget ya?” Dia ngakak. “Wajar. Lidah orang Jawa sering kaget. Makan pake sambal pedes banget, baru enak.”

Dan mungkin bukan dendengnya yang salah. Mungkin lidah saya cuma belum terbiasa. Kita kan terbiasa makan sapi empuk dan aman rasanya. Sementara di Merauke, rusa itu sumber protein utama dan bagian dari budaya makan.

Yang buat mereka nikmat dan sehari-hari, buat saya bisa jadi tantangan level hidden.

Rusa, maaf. Kita nggak cocok

Sekarang dendeng itu masih di kulkas. Diam. Mengawasi saya. Seolah berkata: “Takut, ya?”

Mungkin nanti saya akan coba lagi, atau mungkin juga saya lempar ke tetangga yang doyan makanan ekstrem. Hidup penuh kemungkinan. Tapi untuk sekarang, saya kembali ke dendeng sapi balado di warung Padang. Tempat di mana lidah saya merasa dihargai dan tidak dihakimi.

Untuk teman-teman Merauke yang bisa makan dendeng rusa tiap hari: saya hormat. Kalian bukan hanya kuat secara budaya, tapi kuat rahang dan mental.

Penulis: Nur Anisa Budi Utami
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Makanan Khas Kalimantan Timur yang Diklaim Malaysia sebagai Makanan Khasnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2025 oleh

Tags: daging rusadendeng rusamakanan meraukesate rusa
Nur Anisa Budi Utami

Nur Anisa Budi Utami

Guru TK yang tinggal di Kulon Progo. Suka menulis, ngopi, dan jalan-jalan.

ArtikelTerkait

Konten tidak tersedia
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Sungguh Mengganggu Keuangan Saya, Pengeluaran Semakin Boros! Mojok.co

Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Sungguh Mengganggu Keuangan Kaum Mendang-Mending

6 Desember 2025
Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang Mojok.co

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

8 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
5 Lagu Natal Underrated yang Wajib Diputar Agar Suasana Liburan Semakin Berwarna Mojok.co

5 Lagu Natal Underrated yang Wajib Diputar Agar Suasana Liburan Semakin Berwarna

7 Desember 2025
4 Menu yang Wajib Dicicipi di Spesial Soto Boyolali Hj. Hesti Widodo Mojok.co

4 Menu yang Wajib Dicicipi di Spesial Soto Boyolali Hj. Hesti Widodo

6 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Perantau Aceh di Jogja Hidup Penuh Ketidakpastian, tapi Merasa Tertolong Berkat ‘Warga Bantu Warga’
  • Nekat Resign dari BUMN karena Lelah Mental di Jakarta, Pilih “Pungut Sampah” di Kampung agar Hidup Lebih Bermakna
  • Gaji Cuma Rp2 Juta Ludes di Awal Bulan demi Sewa LC, Judi Slot, dan Modif Motor. Biarkan Orang Tua Merana
  • Lupakan Garuda Indonesia, Citilink, dan Lion Air: Naik Pesawat Paling Menyenangkan Justru Bersama Susi Air
  • Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm
  • Siasat Kelompok Pencuri Buku di Jogja: Robin Hood atau Krimininal?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.