Les Itu Bukan untuk Membuat Anak Menjadi Pintar dan Menyulap Anak Jadi Tiba-tiba Pintar!

Les Itu Bukan untuk Membuat Anak Menjadi Pintar dan Menyulap Anak Jadi Tiba-tiba Pintar!

Les Itu Bukan untuk Membuat Anak Menjadi Pintar dan Menyulap Anak Jadi Tiba-tiba Pintar!

Sebagai guru les yang sudah berkecimpung di dunia pendidikan, khususnya les bimbel bertahun-tahun. Saya diajak curhat oleh seorang ibu yang berkali-kali diminta memilih untuk anaknya tidak naik kelas atau pindah sekolah karena anaknya tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. dia pun bertanya-tanya apakah sang anak separah itu, sehingga diminta untuk pindah sekolah?

Sang ibu cukup merutuki wali kelas yang memberinya teguran di ruang guru yang tidak privat. Disayangkan lagi sang ibu juga seorang guru di tempat anaknya belajar. Sejujurnya dia juga menahan malu yang tak terkira, akibatnya berita itu menyebar ke mana-mana.

Hinaan tipis-tipis berbentuk nasihat dari tetangga bahkan sanak saudara berseliweran. Ada suara sumbang bilang, faktor keturunan, faktor didikan, faktor keluarga, faktor psikologis dan perlunya tambahan les.

Singkat cerita sang ibu menghubungi saya untuk membicarakan anaknya. “Mbak, kira-kira kalau les sama Mbak, apakah ada kemajuan Mbak? Saya tuh takutnya kalau saya les-kan tapi tetap begitu-begitu saja, sayang dong uangnya.” Wadidaw, kenapa jadi tentang untung rugi? Padahal untuk anak, menurut saya bukan soal untung rugi.

Saya sebagai guru les juga bingung menjawab. Apalagi ada kalimat mengatakan bagaimana jika tidak ada kemajuan? Sedangkan les adalah tambahan belajar, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, meski guru dan konsistensi adalah yang paling utama. Tapi untuk menjamin anaknya pintar dalam pelajaran, kok saya tidak berani.

Cari solusinya

Untuk mengatasi hal tersebut, tentu saja harus breakdown satu-satu secara detail permasalahannya. Agar bisa dicari solusi yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar anak.

Dalam dunia pendidikan, anak-anak kerap dinilai berdasarkan prestasi akademik mereka. Namun, melabeli seorang anak sebagai “bodoh” adalah pandangan yang terlalu dangkal dan tidak sepenuhnya adil. Setiap anak memiliki potensi unik serta karakteristik tertentu yang mungkin membuat mereka terlihat kurang menonjol di lingkungan sekolah.

Les atau juga sering disebut bimbel digadang-gadang sebagai ‘penolong’ nilai akademik siswa, bahkan para orang tua rela untuk merogoh kocek yang lumayan tinggi untuk les tambahan anak. Namun, apakah tambahan les mampu mengatasi anak “bodoh” di sekolah?

Anak yang dianggap bodoh di sekolah adalah anak yang tidak bisa mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh sekolah, nilainya jelek, tidak bisa mengikuti pelajaran seperti teman-temannya. Dalam KBBI diartikan bodoh sebagai tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dan sebagainya); bongak.

Yang perlu diketahui oleh orang tua dan pengajar adalah apa sih yang menyebabkan anak itu kurang dalam hal pelajaran sekolah? Tentu tidak hanya satu faktor saja, tetapi banyak hal. Seperti kognitif, genetik, gangguan kesehatan fisik maupun psikis, gaya hidup, pola asuh dan lingkungan. Aspek-aspek tersebut tentu saling berkaitan dan mendukung. Kalau ada satu yang luput, tentu akan mengganggu prestasi belajar anak.

Les itu hanyalah ikhtiar

Namun para orang tua yang memiliki anak kurang berprestasi, agaknya perlu diedukasi bahwa potensi anak itu bukan hanya dari bidang akademik saja, melainkan juga bidang nonakademik. Jangan salah, biasanya anak yang dianggap bodoh di kelas adalah penerima penghargaan paling bergengsi di bidang olahraga, musik ataupun seni. Jadi, anak pintar itu tidak melulu pada satu hal. Dan saya rasa tidak ada anak yang bodoh, setiap anak punya potensi dan prestasi di bidangnya

Jika dirasa permasalahan anak perlu ditindaklanjuti, orang tua harus peka untuk mengidentifikasi masalah pada anak. Terutama aspek yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kemudian bertindak sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. Jika perlu, bantuan profesional seperti psikolog, dokter atau guru sangat diperlukan.

Tambahan les digadang-gadang menjadi alternatif agar anak menjadi pintar di sekolah dan keberhasilan lain seperti lulus dengan nilai tinggi, lolos PTN, CPNS dan kedinasan. Hal tersebut tentu dipahami karena banyaknya flyer yang tersebar menggunakan tagline khusus untuk menggaet orang tua. Lalu apakah les tujuannya menjadikan anak menjadi pintar? Tentu saja tidak. Les adalah wadah untuk membantu anak dalam belajar karena dengan intensif belajar melatih anak dalam menghadapi soal-soal pada ujian, lebih tajam dalam mengingat dan lebih memahami materi. Dan yang jelas, les bukan wadah anak menjadi pintar, tetapi les adalah ikhtiar untuk anak semangat belajar.

Les baik, tentu tetap akan ada manfaatnya karena akan intensif dalam belajar. Tapi tidak bisa hanya bertumpu pada les. Faktor psikologis, dukungan orang tua, lingkungan sekolah dan lingkungan rumah tentu harus saling bersinergi untuk membantu anak dalam belajar.

Penulis: Febiola Cindi Fatika Dita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Betapa Menyebalkannya Guru yang Buka Les Privat, Pilih Kasihnya Terang-terangan Banget

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version