Kerupuk, Variabel Penting pada Kuliner Indonesia Namun Sering Tak Dianggap

Kerupuk, Variabel Penting pada Kuliner Indonesia Namun Sering Tak Dianggap Terminal Mojok

Negara kita dikenal dengan keberagamannya. Dari keberagaman itu lahirlah kuliner yang beragam pula. Setiap wilayah di Indonesia memiliki kuliner khas masing-masing. Jangankan setiap pulau, setiap kabupaten saja punya makanan khasnya, misalnya soto lamongan, bakso malang, pecel madiun, dan banyak lagi.

Soal rasa tak perlu diragukan, banyak kuliner Indonesia yang sangat terkenal di dunia internasional lantaran kelezatannya, misalnya rendang, sate, dan nasi goreng. Bahagia sekali kan bisa tinggal di Indonesia dengan kuliner yang beragam dan lezat. Namun, ada satu makanan yang sering kali tidak terlalu dianggap. Padahal hampir seluruh warga Indonesia suka makanan ini, no debat!

Makanan satu ini memang bukan makanan yang spesial dan bisa ditemui di mana saja. Boleh jadi ia hanya pelengkap, tapi yang namanya pelengkap, sebuah masakan akan terasa kurang lengkap tanpa kehadirannya. Tanpanya, makan jadi kurang sedap. Apalagi bagi para penggemarnya yang fanatik, ketidakhadirannya membuat kurang selera makan.

Siapa sih dia yang sering kali tak dianggap dan tak diagung-agungkan layaknya rendang, tapi tanpa kehadirannya semua masakan rasanya kurang lengkap? Dia adalah the one and only “kerupuk”. Siapa yang tidak suka kerupuk? Mungkin di antara ratusan juta penduduk Indonesia, yang tidak menyukainya hanya tak sampai sepuluh persen atau mungkin kurang (ini perkiraan saya saja. Hahaha) Penganan satu ini tersedia di mana saja, mulai dari warung kelontong, warung makan, meja makan, hingga pusat perbelanjaan.

Saking bisa dijumpai di mana saja, banyak yang lupa bahwa kerupuk itu segitu pentingnya untuk kuliner kita. Saya memperkirakan, jika kerupuk punah, kita semua pasti panik, chaos, dan kalang kabut. Kerupuk adalah variabel yang tak mungkin dipisahkan dari masakan Indonesia. Kedudukannya mungkin sama seperti nasi. Kita bisa makan dengan enak jika ada nasi berpadu dengan kerupuk. Bahkan jika tak ada lauk lain tapi ada kerupuk, dijamin kita sudah bisa makan dengan lahap.

Indonesia punya bermacam-macam kerupuk. Mungkin jika dihitung, ada ratusan jenis dengan nama masing-masing. Rasa dan bentuknya juga beragam, tergantung dari bahan dan cara pembuatannya. Misalnya, kerupuk rambak yang terbuat dari kulit sapi yang dikeringkan, kerupuk udang yang biasanya hadir di acara hajatan atau selamatan, kerupuk ikan dengan cita rasa gurih mantap, dan masih banyak jenis lainnya. Setiap daerah bahkan memiliki kerupuknya masing-masing

Dilansir dari historia.id, menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, kerupuk sudah ada di pulau Jawa sejak abad ke-9 atau 10. Hal ini tertulis pada prasasti Batu Pura. Pada zaman penjajahan Belanda, orang Belanda juga menggemari kerupuk. Sama seperti orang Indonesia, mereka juga merasa kurang jika makan masakan Indonesia tanpa kerupuk. Teksturnya yang super kriuk membuat kerupuk sangat digemari bahkan sejak dahulu.

Dengan kekayaan kuliner yang dimiliki Indonesia, seharusnya pemerintah lebih aktif lagi memperkenalkan beragam kuliner nusantara. Ketenaran dan kepopuleran kuliner kita masih kalah dengan kuliner dari Thailand dan Vietnam di regional Asia Tenggara. Jika kalian pernah menonton channel Asian Food Network, kalian akan melihat betapa seringnya masakan Vietnam dan Thailand muncul dibanding kuliner Indonesia.

Kerupuk kan sudah jadi makanan yang Indonesia banget. Jadi, sudah selayaknya ia menjadi duta kuliner Indonesia. Saat kunjungan ke negara lain, pemerintah bisa membawa oleh-oleh berbagai macam kerupuk. Bikin pameran kuliner dengan tokoh utamanya kerupuk dengan segala macamnya juga ide bagus. Bisa juga membuat museum kerupuk yang menceritakan sejarah kerupuk dan memajang aneka macam kerupuk. Atau memakai influencer untuk jadi duta kerupuk juga oke.

Sudah waktunya kerupuk menjadi setenar rendang. Suatu saat, bukan hal mustahil ia bisa jadi camilan internasional seperti keripik kentang dan kentang goreng. Keren kan melihat kerupuk terpajang di supermarket atau mal di Eropa dan Amerika? Siapa tahu nanti bakal ada kerupuk yang dipadu dengan rasa lokal, misalnya di Italia ada kerupuk dengan rasa pizza, di Jepang ada kerupuk dengan rasa wasabi, dan di Amerika Serikat ada kerupuk dengan rasa bacon. Sepertinya bakal seru, kan?

Sumber Gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Gerjuk, Makanan yang Jauh Lebih Aneh daripada Seblak dan artikel Sigit Candra Lesmana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version