3 Keresahan Saya Selama 17 Tahun Menonton Serial Kartun Upin Ipin

3 Keresahan Saya Selama 17 Tahun Menonton Serial Kartun Upin Ipin

3 Keresahan Saya Selama 17 Tahun Menonton Serial Kartun Upin Ipin (Les Copaque Website)

Serial kartun asal Negeri Jiran, Upin dan Ipin memang tak ada habisnya untuk dibahas. Ada saja hal-hal yang bisa kita bicarakan dari serial kartun satu ini. Beberapa hari lalu Mas Iqbal AR bahkan berandai-andai jika si kembar botak, tokoh utama dalam serial tersebut menjadi joki skripsi. Agak nyeleneh tapi ya masih masuk di akal juga.

Tenang, kali ini saya nggak akan membayangkan kedua adik Kak Ros ini memiliki satu profesi atau hal-hal lainnya. Kali ini saya justru ingin mengeluarkan unek-unek soal betapa resahnya saya selama nonton serial kartun Upin dan Ipin. Berikut daftar keresahan yang saya rasakan.

#1 Dari pertama kali tayang sampai sekarang Upin dan Ipin masih sekolah di Tadika Mesra. Kapan gedenya?

Dari sejak awal dirilis pada 14 september 2007 sampai sekarang tahun 2024, serial kartun dari Malaysia, Upin dan Ipin sukses mencuri perhatian. Kisah dua bocah kembar berkepala plontos yang tinggal di Kampung Durian Runtuh ini memang seru untuk ditonton dan relate dengan kehidupan nyata. Tak ayal, serial yang awalnya diciptakan untuk tontonan anak-anak menjadi tontonan bagi semua kalangan usia.

Dari tahun 2007 sampai 2024, serial ini telah mencapai 18 musim. Keheranan dan keresahan saya tentang serial kartun ini adalah kenapa sudah puluhan tahun tayang, tapi tokoh-tokohnya masih saja anak-anak TK?

Bayangkan saja, waktu tahun 2007 saya seorang murid SD, sedangkan Upin dan Ipin duduk di bangku TK. Tahun 2011 saya lulus SMP, eh, anak-anak Tadika Mesra itu masih saja belum lulus sekolah. Tahun 2014 saya lulus SMK, mereka semua masih tetap sekolah di Tadika Mesra. Hingga akhirnya tahun 2021 saya menikah, Upin dan Ipin tetap saja masih TK.

Lha, kalau kayak begitu kapan dewasanya? Kapan ada episode Upin dan Ipin saat dewasa? Kenapa nggak dibuat saja serial mereka saat sudah beranjak dewasa?

Baca halaman selanjutnya: Tok Dalang nggak kelihatan sibuk sebagai kepala kampung…

#2 Tok Dalang adalah kepala Kampung Durian Runtuh, tapi belum ada satu episode pun yang membahas kesibukannya sebagai kepala kampung

Dalam serial kartun produksi Les’ Copaque ini, Tok Dalang diceritakan sebagai seorang kepala Kampung Durian Runtuh. Kalau di Indonesia, mungkin jabatannya setara dengan ketua RW ya. Lazimnya, ketua RW bertugas memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan. Tapi di tiap episode Upin dan Ipin, Tok Dalang malah lebih sering berkebun dan mengurus cucu orang lain.

Belum ada satu episode pun yang menggambarkan kesibukan Tok Dalang mengurus warganya. Misalnya, ada yang minta surat pengantar untuk bikin KTP, membagi-bagikan kupon atau bansos beras, dll Seharusnya pencipta serial ini banyak menyoroti kegiatan Atok untuk melayani warganya. Ya ada sih satu adegan di mana Atok menegur Bang Roy yang membakar sampah di sembarangan tempat. Tapi kan nggak banyak.

#3 Kartun Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia

Keresahan saya yang terakhir selama menonton Upin dan Ipin adalah kenyataan bahwa kartun kita masih kalah pamor bila dibandingkan kartun negara tetangga Malaysia. Kita harus jujur dan mengakui bahwa industri perfilman kartun negara kita masih jauh tertinggal dibanding dengan negara tetangga Malaysia.

Ini bukan hanya keresahan saya. Saya meyakini ini juga merupakan keresahan mayoritas warga Indonesia. Banyak kartun asli buatan Indonesia seperti Adit Sopo Jarwo, Si Entong, Kiko, Keluarga Somat, Nusa dan Rara, Bedu dan Adul, Cipung Abubu, dan masih banyak lagi yang sebenarnya nggak kalah seru. Sayangnya, dari semua kartun yang disebutkan itu tak ada yang bertahan lama dan selalu saja kalah pamor dibanding Upin dan Ipin.

Dengan adanya tulisan ini bukan berarti saya nggak menyukai serial kartun Upin dan Ipin sama sekali. Saya hanya berharap suatu hari nanti industri film kartun di Indonesia bergeliat dan tak kalah sama kartun negeri tetangga.

Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Membayangkan Upin Ipin Jadi Joki Skripsi: Ehsan Sudah Pasti Jadi Klien, Dijauhi Mei Mei, dan Dimarahi Kak Ros.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version