Mayoritas kita pasti bilang acara TV Indonesia sekarang udah nggak bermutu, padahal entah emang nggak bermutu atau kitanya yang berkembang dan bebas milih yang kita sukai. Dulu tentunya kita ingat waktu kecil pas nonton TV, terus emak atau bapak kita komentar, “Hah, acara TV sekarang nggak bermutu.” Lihat? Seolah-olah saat kita tumbuh dewasa, acara TV Indonesia berubah semakin nggak bermutu. Padahal jangan-jangan bagi generasi di bawah kita, acara TV masih baik-baik saja.
Kita yang menjadi bebas mengakses apa yang kita inginkan. Kita kemudian bergerak terlampau cepat dan menjalani rutinitas padat, sehingga konsep acara TV yang terjadwal menjadi tidak relevan dengan kita. Kita, yang memiliki akses lebih jauh, kemudian memilih platform yang lebih fleksibel dan bisa ditonton kapan saja seperti netflix atau media streaming lainnya.
Acara TV barangkali nggak bertambah buruk, bahkan mungkin sama saja dari dulu, tetapi kitanya saja yang bertambah baik dan berkembang wawasannya. Mutlak karena ranah acara TV yang ada bukan untuk kita nikmati.
Nah, kalau kemudian yang dibicarakan adalah perubahan konsentrasi masing-masing saluran TV swasta dalam pembuatan acaranya, maka benar, banyak stasiun TV Indonesia yang berubah haluan dari waktu ke waktu. Kalo dulu kita betah mantengin Global TV tiap sore gegara ada Naruto, sekarang Global TV sudah nggak fokus lagi nayangin acara begituan.
Selain itu masih ada lagi perubahan konsentrasi acara TV masing-masing saluran, dan berikut adalah beberapa di antaranya.
Karakter acara Indosiar: mengajak kita bertobat
Nggak tahu kenapa Indosiar demen banget nayangin sinema azab. Beberapa puluh tahun lalu kayaknya Indosiar sempat dikenal sebagai stasiun penyiar drama korea populer. Bahkan demam awal Korea-Koreaan di Indonesia muncul ya karena campur tangan Indosiar. Pun setiap kali ada drama Korea yang lagi populer di Korea, pasti Indosiar yang dapet jatah hak siar Indonesia-nya, sementara saluran TV lain kebagian drama-drama remeh yang ratingnya nggak jelas.
Sekarang lihat aja, kemarin pas rame The World of the Married booming, Indosiar nggak lagi dapet hak siarnya. Kalo Indosiar yang sekarang adalah Indosiar yang dulu, sudah pasti The World of the Married tayang di sono.
Barangkali niat stasiun TV satu ini baik, ingin mengingatkan kita supaya tobat. Terbukti dengan nayangin sinema azab pagi hari, sinema azab siang hari, sinema azab sore hari, dan malemnya supaya kita nggak melupakan the music of our country, Indosiar selalu nayangin acara kompetisi dangdut yang durasi nyanyi sama komentar lebih banyak komentarnya.
Sungguh manuver yang sangat tajam rupanya.
Karakter acara Global TV: Suka ngaco nyebut Naruto The Movie padahal cuma episode biasa
Mulai dari “Uang Kaget yang sudah beda jauh citranya dari Uang Kaget yang dulu, sampe Bedah Rumah, kini semuanya tayang di Global TV. Super Deal 2 Milyar juga tayang di situ. Kayaknya hobi banget bikin program yang dulu pernah berjaya ya. Barangkali biar yang dulu sempet seneng sama acara itu bakal nonton lagi.
Sementara itu, perlu diacungi jempol, Global masih rajin nayangin SpongeBob dan beberapa kartun lainnya yang bisa jadi tontonan saat kita jenuh dengan dunia yang serius mulu. Kadang Naruto juga masih tayang. Kadang Boruto. Kadang sekarang Naruto, besoknya Boruto. Dan nggak mau tanggung-tanggung, Global TV sering ngasih embel-embel The Movie meski isinya episode Naruto biasa. Kan ngawur. Misal judulnya “Naruto The Movie, The Last Hokage!” kan ngawur level dunia akherat. Mana ada judul the movie Naruto begituan.
Kok Naruto, SpongeBob juga kerap dikasih embel-embel the movie, padahal pas ditonton ya sekadar serial Spongebob biasa dan diulang-ulang? Kayak, mereka mencoba tampil heboh biar anak-anak pada tertarik gitu ya, eh giliran udah semangat mau nonton “The Movie”, jatuhnya kecewa berat sama apa yang disuguhkan.
Karakter acara ANTV: Jatuh cinta sama India
Ini salah satu yang konsisten barangkali yak. Demam sinetron India di Indonesia juga diawali oleh stasiun satu ini. Sebut saja Mahabarata, atau yang lebih heboh Uttaran itu. Pokoknya semua orang jadi gila India beberapa tahun yang lalu, bahkan stasiun-stasiun TV lain juga menayangkan sinetron India yang ratingnya ecek-ecek. Kayak Indosiar untuk urusan Korea dulu deh. Bedanya ANTV tetep konsisten dengan India-Indiaannya.
Karakter acara SCTV: FTV receh mulu
Ini juga masih terbilang konsisten sih. Pokoknya kalo mau nemu FTV yang seru tapi receh dan dengan judul unik-unik, tontonlah SCTV. Mulai dari pagi, sora, sampai dini hari sekalipun—saya sering ke warung burjo jam dua pagian dan yang disetel SCTV soalnya—mereka nayangin FTV. Totalitas nggak tuh.
Karakter acara Trans TV: Nggak ada bahasan selain artis
Udah deh. Ini sih udah jatuh cinta sama Rafi-Gigi kayaknya. Nggak hanya pasangan artis itu, tetapi rata-rata tayangannya nggak jauh-jauh dari gosip para artis. Eh, atau sekarang juga demen nayangin drama Korea. Bahkan terbukti serius karena berhasil mendapatkan hak siar The World of the Married kan. Dan nggak kayak Indosiar dulu yang repot-repot mengalihsuarakan dramanya, TransTV mempertahankan bahasa asli dan hanya ngasih subtitel, dengan dalih biar lebih mantap Korea-Koreaannya.
Karakter acara RCTI: Masih aja nayangin sinetron
Kalo ada yang tanya di mana sentral sinetron Indonesia, RCTI-lah jawabannya. Kalo ditanya lagi di mana sentral sinetron yang nggak ada inti plotnya, RCTI pula jawabannya. Kalo ditanya apakah sinteron di RCTI bisa tamat? Maka entahlah jawabannya.
Tetapi untungnya RCTI masih konsisten dengan nayangin acara kartun tiap akhir pekan sih ya. Jadi kita yang dulu demen banget mantengin RCTI gegara nungguin kartun ya masih bisalah melakukannya di masa-masa ini. Kalo nggak sibuk aja tapi.
Karakter acara Trans7: Koreaan mulu sekarang
Acara petualangan masih jalan. Acara Si Gundul masih jalan. Acara Bolang masih jalan. Acara sitkom daerah masih jalan. Acara On The Spot masih jalan. Acara OVJ masih jalan—meski udah aneh. Acara Tukul masih jalan. Semuanya serasa masih sama kecuali ada penambahan lain, yaitu Korea-Koreaan. Ya, soalnya segrup sama Trans TV sih ya, jadi drama-drama Koreanya di Trans TV, movie-movie Koreanya di Trans7. Serial-serial lucunya di TransTV, pembahasan Korea-Koreanya di Trans7. Sungguh simbiosis mutualisme.
Karakter acara RTV: Ultraman, Power Ranger, sama sinema klasik Indonesia
Nggak bisa bohong, RTV layak dijadikan saluran idaman anak-anak yang baru. Kartun mulu acaranya. Bahkan Tayo si bis kecil bandel ramah juga tayang di sana kan. Power Ranger juga tayang tiap hari. Dilanjut sama Ultraman. Dilanjut sama Kamen Rider. Pokoknya yang berubah-berubah gitu ada di sana semua. Setiap hari, bayangkan! Gimana nggak demen tuh anak-anak.
Dan untuk yang dewasa, sebagai alternatif nonton Ultraman atau Power Ranger, malamnya RTV nayangin serial klasik Indonesia kayak Tutur Tinular, Angling Darma, Mak Lampir, dan serial kolosal lainnya.
BACA JUGA Tonight Show dan Rating Televisi yang Menggerogotinya dan tulisan Riyanto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.