Jadi warga Kandangan Kediri agak susah-susah gampang soalnya beda sendiri dari warga Kediri kebanyakan.
Jika kita bicara tentang Kabupaten Kediri, di benak orang luar daerah pasti akan langsung terbayang monumen Simpang Lima Gumul atau Kampung Inggris Pare. Paling mentok mungkin yang terbayang pabrik rokok Gudang Garam. Ada juga destinasi wisata alam seperti Gunung Kelud atau Air Terjun Dolo. Tapi kalau ini mungkin cuma segelintir orang yang tahu.
Siapa sangka di balik itu semua, sebenarnya Kabupaten Kediri juga menyimpan berbagai cerita dan hal-hal tersembunyi yang menarik untuk diungkap. Salah satunya adalah Kecamatan Kandangan yang sebenarnya memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Kediri sehingga kerap dipertanyakan identitasnya. Benarkah kecamatan ini masuk dalam wilayah Kediri?
Bahasa warga Kandangan Kediri berbeda
Imbuhan “peh” dan “biyoh” memang sangat melekat dengan Kediri, apalagi jika dikombinasikan dengan logat medok. Namun, selama saya tinggal di Kandangan Kediri selama 20 tahun, jarang rasanya mendengar rekan maupun warga sini yang punya dialek demikian.
Bukan itu saja, warga Kandangan lebih sering menggunakan “rek”, “omong-omongan”, “piye”, “nyamuk”, dan “suri” alih-alih menggunakan kosakata yang identik dengan dialek plat AG seperti “cah”, “koyah”, “genio”, “jingklong”, dan “jungkas”. Saya sendiri baru tahu makna dari kosakata tersebut setelah meminta klarifikasi dari teman saya yang berasal dari Kediri barat dan Nganjuk.
Keyakinan saya akan eksklusivitas bahasa yang dimiliki warga Kandangan semakin tervalidasi setelah saya menonton konten video yang dibagikan oleh Instagram @kediri_terkini pada tanggal 14 Mei 2024 yang mengatakan, “Cangkrukan ning Kandangan tapi rasane koyok lagi omong-omongan karo wong Malang/Suroboyo” (Nongkrong di Kandangan tapi rasanya kaya lagi ngobrol sama orang Malang/Surabaya).
Bisa jadi, perbedaan penafsiran bahasa dan dialek ini dipengaruhi oleh faktor geografis Kecamatan Kandangan yang diapit oleh tiga kabupaten, yakni Kediri, Jombang, dan Malang. Hal ini membuat warganya berkesempatan buat ngobrol sama orang luar Kediri yang punya dialek berbeda.
Baca halaman selanjutnya: Jauh dari mana saja…