Kabupaten Jember Harusnya Belajar dari Surabaya Soal Transportasi Umum, Bisa Jadi Solusi Kemacetan dan Promosi Pariwisata

Kabupaten Jember Harusnya Belajar dari Surabaya Soal Transportasi Umum, Bisa Jadi Solusi Kemacetan dan Promosi Pariwisata

Kabupaten Jember Harusnya Belajar dari Surabaya Soal Transportasi Umum, Bisa Jadi Solusi Kemacetan dan Promosi Pariwisata (Unsplash.com)

Sebagai kabupaten sentral di wilayah Tapal Kuda, Kabupaten Jember sudah seharusnya punya moda transportasi umum yang efektif dan mudah bagi warganya. Mengingat, Jember merupakan kota favorit bagi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan selain Surabaya dan Malang. Sebut saja Universitas Jember dan Politeknik Negeri Jember yang keduanya sama-sama punya track nasional bagus ada di sini.

Tentu bukan hanya warga Jember yang punya aktivitas di sana, mahasiswa dari tanah rantau juga. Sebab, nggak semua warga dan mahasiswa yang merantau ke Jember punya kendaraan pribadi untuk mobilisasi. Kalau pakai kendaraan pribadi, apa nggak bikin tambah macet Kabupaten Jember?

Pasalnya, data dari BPS Kabupaten Jember 2023 menyatakan kalau Jember setidaknya punya 2.584.233 jiwa penduduk yang tersebar. Jumlah yang besar bagi kabupaten yang ada di kawasan Tapal Kuda. Dari banyaknya penduduk itu, terutama pada kawasan yang banyak pelajar, mahasiswa, dan orang bekerja, alangkah lebih efektif dan efisien kalau Kabupaten Jember memiliki moda transportasi umum yang mendukung. Selain membantu mobilitas warga, juga bisa mendukung promosi pariwisatanya.

Perlu penanganan terhadap halte yang terbatas dan kurang terawat di Kabupaten Jember

Permasalahan yang perlu dihadapi pertama kali adalah memperbaiki halte-halte di pusat Kabupaten Jember karena keberadaan halte di Jember saat ini kurang memadai. Hal ini terlihat dari jumlah halte bus yang sedikit, kurang terawat, dan fasilitas seperti tempat duduk juga terbatas. Selain itu, lokasi haltenya pun kurang strategis.

Seharusnya, halte-halte yang ada ditempatkan di beberapa titik yang paling banyak aktivitasnya, misalnya di depan sekolah, kampus, mall, hingga kantor pemerintahan. Pengalaman saya hidup di Jember juga menemukan beberapa yang kurang terawat, misalnya halte di dekat Lippo Plaza Jember yang bahkan jadi tempat jualan PKL dan halte di sepanjang Jalan Gajah Mada. Ada juga beberapa halte yang fasilitasnya belum lengkap tanpa tempat duduk dan petunjuk rute.

Maka dari itu, Pemkab Jember bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Jember perlu bekerja sama meningkatkan hal ini. Sepele, sih, tapi penting.

Pemkab Jember harus membuat aplikasi transportasi agar warga Jember semakin mudah mengakses info terkini

Bercermin ke Surabaya, ada aplikasi GoBis yang punya banyak keunggulan. Misalnya, informasi rute dan jadwal, tracking bus, informasi halte, informasi tarif, dan informasi tentang Surabaya. Kabupaten Jember sendiri sebetulnya nggak kalah bagus dengan Surabaya kalau masalah rute dan wisata. Banyak tempat-tempat yang seharusnya diberikan halte seperti di sepanjang Jalan Hayam Wuruk, Alun-alun, Pasar Tanjung, hingga masuk ke kampus-kampus seperti Jalan Kalimantan (Unej), Jalan Mastrip (Polije), dan Jalan Karimata (UnMuh Jember).

Dengan aplikasi transportasi umum seperti yang dimiliki Surabaya, saya rasa akan sangat membantu dan lebih bermanfaat untuk warga, mengingat saat ini kita hidup di dunia teknologi. Sebab, baik warga biasa, pekerja, maupun mahasiswa dapat mengaksesnya dengan mudah. Apalagi jika tarif busnya menggunakan QRIS dan ada diskon 50 persen bagi pelajar jika menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa atau Kartu Tanda Pelajar. Pasti akan sangat efektif.

J-Bus adalah solusi masalah transportasi umum di Jember

Banyak program yang dibuat oleh bupati soal apa pun. Dan, terkadang selalu menggunakan awalan “J” (untuk Jember). Misal, J-HUR (Hadir Untuk Rakyat) untuk layanan masyarakat, J-SIP (Sistem Informasi Prestasi) untuk pelayanan administrasi putra-putri Jember, J-Pasti Keren untuk layanan kesehatan, J-Silakon (Sistem Layanan Administrasi Kepegawaian Online), dan tentu saja seperti yang saya usulkan, yakni J-Bus untuk moda transportasi umum berupa bus yang nyaman, modern, dan aman.

Pengadaan moda transportasi J-Bus bagi masyarakat Kabupaten Jember selain mengatasi masalah lalu lintas dan mobilitas warga, juga sebagai akses wisata pusat kota. Apalagi jika berkolaborasi dengan angkutan feeder atau transportasi yang sudah ada, bisa merambah ke banyak hal, terutama wisata-wisata di luar pusat kota seperti pantai atau air terjun.

Sebab, perlu diketahui, Kabupaten Jember sebenarnya punya segudang wisata alam, akan tetapi para wisatawan biasanya kebingungan mengaksesnya. Pengalaman saya mengajak rombongan mahasiswa Surabaya ke Jember terasa sangat sulit karena transportasi umum terbatas dan belum terintegrasi. Padahal, niatnya ingin keliling Kabupaten Jember untuk berwisata. Sayang sekali, kan?

Oleh sebab itu, perbaikan di bidang transportasi seperti perbaikan halte, penentuan rute dan halte yang strategis, aplikasi transportasi yang memadai, hingga moda transportasi berupa J-Bus yang nyaman akan membantu di masa depan. Misal untuk menarik wisatawan, mempromosikan Jember, mengurangi kemacetan, hingga membantu mobilitas warga. Atau bisa juga menjadi bagian dari pengenalan wisata-wisata yang ada di Kabupaten Jember.

Saya sebagai masyarakat Kabupaten Jember asli, punya harapan yang tinggi soal ini. Kalau bisa, jangan cuma meniru Surabaya, kita harus bisa melampauinya. Betul?

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Mastrip: Jalan Paling Problematik di Jember, Hanya Orang Sabar yang Sanggup Melewatinya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version