Tiap kali naik KA Kahuripan, saya merasa jadi anak tiri yang nggak diperhatikan PT KAI.
Kereta merupakan salah satu transportasi umum yang memiliki cukup banyak penggemar di Indonesia. Transportasi satu ini dianggap sebagai pilihan terbaik untuk bepergian jarak jauh karena memberikan fasilitas lengkap dan kenyamanan bagi para penumpang. Saya adalah salah satu pengguna jasa kereta api yang terkesan dengan banyaknya perubahan, perkembangan, dan perbaikan pada layanan transportasi satu ini.
Saya pribadi paling sering menggunakan KA Kahuripan untuk bepergian. Meski merasa puas dengan perjalanan menggunakan kereta api, di sisi lain saya kerap merasa iri dengan penumpang kereta lain selain KA Kahuripan. Ada beberapa hal yang menyebabkan saya sebagai penumpang merasa dianaktirikan.
#1 Kursi penumpang KA Kahuripan berhadapan dan jaraknya bikin penumpang beradu lutut
Hal pertama yang bikin saya merasa menjadi anak tiri selama menjadi penumpang KA Kahuripan adalah persoalan kursi kereta. Saat ini saya melihat banyak sekali rangkaian kereta PT KAI sudah memakai kursi yang layak dan nyaman, tapi KA Kahuripan masih gini-gini saja. Saya pribadi nggak keberatan kalau harga tiket kereta ini naik asalkan kursinya diperbaharui atau ditingkatkan kualitasnya.
Jujur, jarak antarkursi di KA Kahuripan membuat kaki saya pegal karena terlalu sempit dan harus beradu lutut dengan penumpang lain. Apalagi posisi kursinya berhadapan. Hal ini yang membuat saya bisa dibilang puas tapi nggak sepenuhnya puas. Saya nggak bisa bergerak dengan bebas karena ruang gerak memang terbatas.
Belum lagi ditambah tingkah penumpang lain yang kadang menyebalkan. Kadang ada penumpang yang menempati kursi yang bukan miliknya. Saya pernah mengalami hal ini. Ada penumpang lain yang duduk di kursi saya sebelum saya naik kereta. Waktu saya datang, dia memang pindah, tapi kursi di bawah saya dan sebelahnya jadi kotor karena orang itu sudah buang sampah sembarangan. Mau tak mau saya jadi harus membersihkan dulu biar bisa duduk dengan nyaman.
#2 Gerbong restorasi yang sempit
Saya sebenarnya sangat mengapresiasi dengan kehadiran gerbong restorasi di dalam kereta. Soal perut lapar memang sulit ditoleransi, kan. Tapi menurut saya, gerbong restorasi KA Kahuripan masih kalah dengan gerbong restorasi kereta lain.
Pihak KAI harusnya juga memperhatikan kursi, interior, dan kebersihan gerbong restorasi KA Kahuripan. Saya yang kerap naik kereta ini merasa gerbong restorasinya sempit dan sesak. Saya menduga hal ini karena penataan ruang yang belum tepat sehingga terasa kurang nyaman bagi penumpang yang mampir ke gerbong restorasi.
Baca halaman selanjutnya: #3 AC kurang dingin…
#3 AC di KA Kahuripan kurang dingin
Hal ketiga yang bikin KA Kahuripan seolah dianaktirikan perkara AC. Jujur saja bagi saya, pendingin ruangan atau AC di gerbong Kahuripan kurang dingin.
Saat saya melakukan perjalanan pagi ataupun sore (sesuai jadwal keberangkatan) rasanya di dalam gerbong panas, nggak terasa dingin dari AC. Gerbong jadi terasa semakin panas saat jumlah penumpang di dalam penuh. Sudah capek karena harus beradu lutut dan duduk tegak lurus karena kursi semi militer, masih harus menderita karena AC-nya nggak dingin. Kombinasi yang pas buat bikin penumpang emosi, kan.
Masalah lain yang sering terjadi berkaitan dengan AC ini adalah bocor. Beberapa kali saya menemukan air AC yang menetes ke kursi penumpang. Padahal saya udah mandi lho tiap kali mau bepergian, tapi masih saja kena siram air AC. Pernah suatu waktu barang bawaan saya di dalam kardus saya letakkan di bawah kursi dan kebasahan karena kena air AC yang menetes ke bawah. Untungnya barang-barang di dalamnya sudah saya bungkus plastik.
#4 Bentuk bagasi malah membahayakan penumpang yang duduk di bawahnya
Hal selanjutnya yang bikin saya merasa KA Kahuripan dianaktirikan perkara bagasi atau tempat penyimpanan barang di bagian atas kursi penumpang. Menurut saya, menggunakan bagasi yang berbentuk seperti ring jemuran sangat berisiko.
Risiko paling sering dan beberapa kali saya alami adalah ketiban barang yang diletakkan di bagasi atas. Rasanya sakit banget pas kena kepala. Masalahnya, jarak antarbesi di bagasi tersebut lebar sehingga benda seperti botol minum ukuran biasa bisa jatuh lewat sela-sela besi tersebut.
Padahal kalau saya perhatikan saat ini beberapa kereta ada yang bentuk bagasinya sudah nggak seperti di KA Kahuripan. Bentuknya sudah seperti bagasi bus yang tertutup sepenuhnya sehingga barang aman nggak bakal jatuh ke bawah.
#5 Pintu antargerbong macet
Hal terakhir yang bikin KA Kahuripan merasa dianaktirikan adalah pintu antargerbongnya. Pintu antargerbong di kereta ini sering macet saat dibuka atau ditutup. Penumpang perlu mengeluarkan tenaga untuk buka-tutup pintu. Nggak tahu ya kenapa bisa begitu.
Parahnya lagi, pintu antargerbong ini ada juga yang sudah rusak, nggak bisa mengunci sendiri. Jadi saat kereta berjalan, kadang kegeser sendiri dengan suara keras, dan itu cukup mengganggu istirahat penumpang.
Sebagai penumpang setia KA Kahuripan, saya berharap PT KAI bisa memperbaiki kekurangan dari kereta ini. Semoga pelayanan dan fasilitas di dalam rangkaian kereta Kahuripan bisa semakin baik sehingga penumpang juga semakin betah dan nyaman di perjalanan.
Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
