Duka yang Dirasakan Penumpang KA Blorasura: Duduk Berjam-jam di Kursi Jahanam hingga Basah Ketumpahan Air AC

Duka yang Dirasakan Penumpang KA Blorasura: Duduk Berjam-jam di Kursi Jahanam hingga Basah Ketumpahan Air AC

Duka yang Dirasakan Penumpang KA Blorasura: Duduk Berjam-jam di Kursi Jahanam hingga Basah Ketumpahan Air AC (unsplash.com)

Bagi Anda yang belum tahu, Blorasura merupakan layanan kereta api komuter kelas ekonomi yang melayani perjalanan antara Stasiun Cepu di Blora dan Stasiun Pasar Turi di Surabaya. Seperti kereta komuter pada umumnya, KA Blorasura juga akan berhenti di beberapa stasiun yang dilewatinya. Mulai dari Stasiun Bojonegoro, Kapas, Sumberrejo, Bowerno, Babat, Pucuk, Lamongan, Duduk, Cerme, Benowo, Kandangan, dan Tandes.

Harga tiketnya yang ekonomis dan risiko kecelakaan yang lebih rendah dibandingkan transportasi lain membuat kereta ini menjadi andalan banyak orang. Selain itu, jam layanan kereta ini juga banyak, mulai dari pagi sampai malam. Penumpangnya pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pekerja, mahasiswa, hingga lansia yang ingin mengunjungi anak cucunya di kota lain.

Meski banyak keunggulannya, naik KA Blorasura juga banyak dukanya. Misalnya seperti duka yang saya rasakan berikut ini.

Kursi jahanam

Pertama mari kita langsung bahas ke poin utama yang menjadi keresahan hampir semua penumpang KA Blorasura. Saya menyebut “kursi jahanam” karena kursi kereta ini memang sangat menyiksa penumpang, apalagi buat penumpang yang harus menempuh perjalanan panjang seperti Cepu-Pasar Turi, Cepu-Tandes, ataupun Bojonegoro-Pasar Turi. Bahkan nggak perlu perjalanan sejauh itu, perjalanan cukup dekat saja kursinya cukup menyiksa punggung, leher, kepala, dan pinggul para penumpang.

Gimana nggak menyiksa, pasalnya, bentuk sandaran kursi di kereta komuter ini hampir 90 derajat. Bayangkan jika Anda harus menempuh perjalanan berjam-jam lamanya dengan kursi seperti ini. Meskipun kursinya cukup empuk, tapi bentuknya nggak mendukung untuk seseorang duduk bersantai di atasnya. Jika penumpang tidur dengan posisi duduk, kemungkinan besar badan bakal pegal-pegal.

Siksaan kursi jahanam ini tak berhenti sampai di situ. Letak kursi yang berhadapan menambah siksaan bagi penumpang. Kaki sulit selonjoran, dan dalam perjalanan berjam-jam lamanya kaki jadi kesemutan hingga mati rasa. Dengan begitu lengkap sudah derita yang diberikan kursi jahanam kereta ini.

Ketumpahan air AC di KA Blorasura

Ya, Anda nggak salah baca. Dari pengalaman saya, beberapa AC di sejumlah gerbong kereta ini kerap bocor dan membasahi penumpang di bawahnya. Hal ini terjadi ketika kereta berhenti di stasiun tertentu, karena kontur tanah yang miring, kereta berhenti dalam posisi agak miring mengakibatkan air AC tumpah dan jatuh mengenai penumpang di bawahnya.

Mau nggak mau penumpang yang ketumpahan air AC harus bergeser sejenak. Memang setelahnya ada petugas yang membantu mengelap air AC tumpah, tapi tetap saja hal ini cukup mengganggu perjalanan.

Toilet bau

Fasilitas toilet merupakan fasilitas dasar yang tak kalah penting. Namun toilet di KA Blorasura terkenal bau dan kotor. Memang nggak semua toilet di rangkaian kereta ini kotor dan bau, tapi kebanyakan begitu. Tentu ini membuat penumpang nggak nyaman. Bahkan saya sempat menemui beberapa orang yang mengaku lebih memilih menahan buang air daripada harus buang air di toilet kereta.

Seharusnya PT KAI berbenah terkait kebersihan toilet di KA Blorasura. Paling nggak memberikan pengharum di tiap toilet lah biar nggak pesing amat.

Penumpang tanpa kursi paling menderita di KA Blorasura

Kalau bicara terkait penderitaan, penumpang tanpa kursi merupakan penumpang yang paling menderita dibanding lainnya. Gimana nggak menderita, mereka membeli tiket dengan harga yang sama tetapi nggak mendapatkan kursi. Terus gimana mereka duduk?

Jadi, penumpang tanpa kursi memiliki beberapa opsi untuk duduk. Pertama, mereka bisa duduk di kursi kosong. Kedua, mereka bisa duduk di kursi prioritas. Ketiga, duduk di kursi kereta makan. Terakhir, berdiri sepanjang perjalanan.

Bagi yang memilih duduk di kursi penumpang kosong, mereka beruntung jika kursi tersebut kosong hingga akhir perjalanan sehingga nggak perlu berpindah. Namun apabila pemilik kursi tersebut sudah datang, mereka harus segera pindah mencari kursi kosong lain. Menyedihkan, bukan? Padahal mereka membayar tiket dengan harga sama.

Di sisi lain, mereka yang duduk di kursi kereta makan biasanya akan disuruh pindah oleh petugas. Kursi prioritas yang kosong menjadi tempat paling aman buat mereka karena jarang digunakan karena biasanya lansia sudah membeli tiket dan mendapatkan kursi.

Itulah beberapa penderitaan yang harus dirasakan penumpang KA Blorasura hampir setiap perjalanannya. Seharusnya permasalahan-permasalahan di atas bisa diselesaikan oleh PT KAI sehingga penumpang bakal merasa nyaman dan senang menggunakan kereta api. Namun, penumpang juga perlu menjaga fasilitas yang tersedia, seperti menyiram toilet setelah digunakan.

Semoga saja KA Blorasura bisa segera berbenah menjadi lebih baik. Kalau penumpang senang, PT KAI makin cuan. Betul, kan?

Penulis: Tio Chelvin Ardiyanshah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kereta Api Sulawesi Selatan Sudah Bagus, tapi Masih Ada Kekurangannya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version