Naik Jembatan Penyeberangan di Kota Bandung: Alih-alih Aman, Malah Bisa Celaka

Naik Jembatan Penyeberangan di Kota Bandung: Alih-alih Aman, Malah Bisa Celaka

Naik Jembatan Penyeberangan di Kota Bandung: Alih-alih Aman, Malah Bisa Celaka (Pixabay.com)

Seminggu lalu, saya mengisi waktu dengan jalan-jalan ke mall BIP (Bandung Indah Plaza). Saat berada di depan mall untuk duduk nongkrong, ada ibu-ibu lansia meminta bantuan saya untuk menyebrang. Agar lebih cepat dan aman, saya lalu mengantarkannya ke jembatan penyeberangan orang yang berada tak jauh dari mall tersebut.

Namun, saat akan naik, saya mengurungkan menggunakan JPO. Saya memutuskan menyeberangkannya lewat jalan saja. Sebabnya, saya melihat kondisi jembatan ini tak bersahabat untuk lansia.

Dari apa yang saya alami ini, saya menyimpulkan kalo kualitas jembatan penyeberangan orang di Kota Bandung tak dapat dimungkiri memang sangat buruk. Saking buruknya, alih-alih ingin cepat dan aman untuk menyeberang, kita malah bisa celaka kalo nggak ekstra hati-hati saat melewati jembatan.

Makanya, daripada terjadi hal yang tak diinginkan dengan ibu-ibu lansia itu semisal terpeleset, saya lebih baik membantu menyeberangkannya lewat jalan saja.

Anak tangga jembatan penyeberangan sempit dan licin

Anak tangga jembatan penyeberangan di Kota Bandung sangat sempit. Makanya, kalo mau menyeberang, mesti berhati-hati. Bagi saya yang masih berusia muda, nggak begitu masalah. Dengan kekuatan fisik yang masih prima, saya masih bisa melewatinya dengan hati-hati. Tapi, bagi lansia yang kekuatan fisiknya sudah menurun, tentunya menjadi masalah.

Beberapa hari lalu, saya penasaran ingin mencoba jembatan lainnya. Saya lalu berkunjung ke jembatan penyeberangan yang berada di dekat Mall Metro Trade Center. Ternyata, kualitas jembatannya tak jauh beda dengan jembatan yang ada di depan mall BIP. Ya, sama-sama berbahaya untuk dilewati.

Saat itu, sedang hujan. Saya pun hampir terpeleset saat melewati anak tangga. Untung saja, saya lekas memegang pegangan tangga. Seharusnya, lantai anak tangga berpermukaan kasar. Kenapa? Ya tentu saja agar tak licin saat hujan.

Rawan tindakan kriminal

Saya teringat dengan cerita teman saya yang pernah jadi korban kejahatan Jadi, beberapa bulan lalu, teman saya ini pernah menyeberang jalan menggunakan jembatan penyeberangan. Saat itu, memang sedang sepi. Tiba-tiba, teman saya ini ditodong beberapa orang. Untung saja, teman saya ini bisa melawan mereka lalu melarikan diri.

Memang, JPO menjadi area yang rawan tindakan kriminal. Sebab, areanya memang tertutup dari perhatian orang-orang. Seharusnya, demi keselamatan dan kenyamanan pengguna, ada kamera CCTV di setiap JPO.

Jadi tempat nongkrong

Nah, saat saya melewati JPO yang berada di dekat mall MTC itu, ada banyak orang yang nongkrong di sana. Ada yang tidur, duduk-duduk, rebahan, hingga merokok. Hal tersebut bikin orang nggak enak buat lewat. Ya sebenernya sih nggak apa-apa, cuman kan memang bukan itu peruntukannya.

Gimana orang mau naik jembatan penyeberangan, kalo memang nggak aman dan aman. Padahal, fasilitas itu bertujuan untuk meminimalisir terjadinya tabrakan antara orang dengan kendaraan di jalan raya.

Rakyat ini sudah membayar pajak. Tentunya, pajak ini dialokasikan juga untuk membangun fasilitas umum termasuk jembatan penyeberangan. Maka, sudah seharusnya menjadi kewajiban pemerintah setempat untuk memperbaiki kualitas jembatan ini. Alih-alih ingin aman dan nyaman menyeberang, naik jembatan ini malah bisa bikin orang celaka. Sulit.

Penulis: Rahadian
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pelican Crossing di Malang: Antara Ada dan Tiada

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version