Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Derita Tinggal di Dekat Jalan Parangtritis Jogja, Memaksa Saya Harus Menyiksa Suzuki Shogun Setiap Hari

Lintang Pramudia Swara oleh Lintang Pramudia Swara
10 Mei 2025
A A
Menyiksa Suzuki Shogun Setiap Hari di Jalan Parangtritis Jogja (Unsplash)

Menyiksa Suzuki Shogun Setiap Hari di Jalan Parangtritis Jogja (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Terhitung sudah 2 bulan sejak saya resmi tinggal di Kelurahan Timbulharjo Bantul. Pokoknya dekat Jalan Parangtritis Jogja (baca: Daerah Istimewa Yogyakarta). Dan inilah penderitaan yang saya rasakan bersama Suzuki Shogun uzur.

Ketika kuliah, saya tinggal tak jauh dari kampus, yaitu Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Jarak tempuhnya hanya 7 menit berjalan kaki menyusuri Jalan Parangtritis Jogja. Dulu juga tidak ada motor jadi harus memilih indekos yang jaraknya dekat kampus. 

Sehabis lulus, saya menjadi kelas pekerja yang setiap hari bolak-balik ke Kotagede, Kota Jogja. Kantor saya di sana. Saya juga menabung dari gaji bulanan untuk bisa membeli Suzuki Shogun motor bekas. Lebih dari setahun bekerja, keinginan untuk upgrade kehidupan semakin mengemuka. 

Saya sudah jengah bertahan di indekos dengan kamar mandi luar dan jemuran yang sering rebutan. Begitu juga tempat parkir yang sering penuh sampai bikin muter otak tiap mau keluarin dan masukin kendaraan. 

Selain itu, kehidupan mahasiswa dan suasana sekitar yang sangat sibuk tidak lagi cocok dengan jiwa pekerja yang saya miliki. Seringnya pulang ingin mendapatkan suasana tenang, tapi selalu saja ada peristiwa ajaib seperti tetangga kos yang mabar dan push rank sambil teriak-teriak.

Meski sempat sentimental karena tempat itu menjadi ruang yang mengiringi saya bertumbuh sebagai mahasiswa hingga lulus, saya mencoba rela untuk mengucapkan selamat tinggal. padahal ibu kos di sana sudah saya anggap seperti keluarga sendiri. 

Pindah ke Kelurahan Timbulharjo Bantul

Awal Maret saya sudah mantap memilih kontrakan di Kelurahan Timbulharjo Bantul dekat Jalan Parangtritis Jogja. Lokasinya di dekat Tembi Rumah Budaya, di area pematang sawah dan pemandangan hijau yang nyaman. 

Meski tambah jauh dari kampus dan tempat kerja, saya malah senang karena harganya masih masuk di kantong. Bangunan kontrakan di Kelurahan Timbulharjo, Bantul, juga baru dan penghuni di sekitarnya rata-rata sudah berstatus sebagai pekerja, bukan mahasiswa. 

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Berbeda jika memilih kontrakan atau indekos di area yang strategis yang lebih dekat kampus dan Jalan Parangtritis Jogja. Sudah tidak tenang, kumuh, penghuninya terlampau banyak, dan belum tentu airnya bersih. 

Di Kelurahan Timbulharjo Bantul, tepatnya di tempat yang saya huni tidak ada red flag sama sekali, kecuali satu hal. Jalan Parangtritis, sebelum lampu merah Tembi adalah sebenar-benarnya jalanan yang harus dihindari atau dengan terpaksa harus ditempuh selayaknya menghadapi ujian kesabaran.

Keresahan ojol

Saya kira diri ini yang lebay sendiri. Tapi, ternyata sopir ojol juga geram dengan kondisi jalan di Jalan Parangtritis Jogja. Jalan berlubang di sana begitu menyiksa. Saya jadi sering bawel dan mereka berhati-hati.

Pokoknya, perasaan was-was dan panca indera harus ditingkatkan setelah melewati kampus ISI dan Puskesmas Sewon I. Sebuah penderitaan sendiri di Jalan Parangtritis Jogja. 

Itu masih belum apa-apa karena pengendara ojol yang saya tumpangi seringnya menggunakan motor matik. Hal paling menyebalkan melewati jalanan rusak itu ketika pengguna jalan lain malah seenaknya ngebut sendiri dan bikin was-was. 

Di samping pencahayaan yang minim ketika malam hari, menggunakan Suzuki Shigun uzur juga tidak memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Menyiksa Suzuki Shogun di Jalan Parangtritis Jogja

Jika tidak terpaksa karena sedang ada agenda yang mengharuskan saya pulang melewati Jalan Parangtritis Jogja, saya lebih baik menghindarinya. Saya lebih suka lewat jalan Imogiri Barat yang bebas ranjau setidaknya sampai ke perempatan Jl. Sultan Agung. 

Masalah, Jalan Parangtritis Jogja itu banyak sekali tambalannya. Sehingga, konturnya tidak rata. 

Itu baru masalah pertama. Masalah berikutnya adalah ada lubang-lubang yang meresahkan dan bikin harus bermanuver tiap melewatinya. Saya yang naik Suzuki Shogun uzur kerap merasa jengkel.  

Saya selalu meniatkan diri untuk jalan pelan saja. Maklum, takut terjungkal kalau ada kendaraan besar mendahului. Spion juga harus menjadi teman terbaik supaya bisa dengan sigap merespons keadaan. 

Banyak mobil yang lewat di Jalan Parangtritis Jogja juga tidak sabaran. Mereka kadang nggak peduli ada banyak lubang. Padahal, pengguna motor sudah sangat waspada supaya terhindar dari kecelakaan. Teman saya saja ada yang pernah jatuh dan dilarikan ke rumah sakit gara-gara melewati Jalan Parangtritis Jogja. 

Hal yang lebih menyebalkan, beberapa pengguna mobil dengan tidak tahu dirinya suka mengklakson. Atau, ada saja motor matik yang ngebut dan menyalip dengan cara membahayakan. Mereka itu malah sok-sokan dan seperti tidak mau tahu. 

Di saat yang sama, saya cuma bisa mengelus dada bersama si Shogun uzur. Maklum, shockbreaker-nya sudah mati, kampas rem depan belum ganti, begitu juga harus sibuk naik turunin gigi ketika bersiap menghadapi ranjau jalan tambalan, jalan rusak, ataupun jalan berlubang. 

Hikmah yang bisa saya ambil

Ini adalah pertanda saya harus upgrade motor. Semoga segera ada rezeki sehingga saya bisa mengantar Suzuki Shogun uzur itu ke gerbang pensiun. Yah, meskipun ia adalah jadi saksi perjalanan saya sambil sambat saat berkendara membelah Jalan Parangtritis Jogja yang menguji adrenalin itu. 

Memang, tidak ada tempat tinggal yang sempurna. Sudah pasti ada yang menjadi kekurangan dan kelebihan. 

Tapi apa daya, keluhan ini benar-benar sudah bercokol sampai ke ubun-ubun. Lagi-lagi mata kita terbuka bahwa Jogja menyimpan banyak masalah. Predikat istimewa? Boleh jadi yang istimewa adalah deritanya.

Penulis: Lintang Pramudia Swara

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Bantul Bukan untuk Kaum Mendang-Mending, Pikir Ulang kalau Mau Tinggal di Sini!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Mei 2025 oleh

Tags: Bantulinstitut seni indonesiajalan parangtritisJalan Parangtritis JogjaJogjakampus ISIKelurahan Timbulharjo Bantulmotor Suzukishogunsuzukisuzuki shogunTembi Rumah Budaya
Lintang Pramudia Swara

Lintang Pramudia Swara

Sarjana seni kelahiran Kota Kembang, kini mengasuh toko buku di Kota Pelajar

ArtikelTerkait

4 Kelebihan Kuliah di Samarinda yang Bikin Kuliah di Jogja Jadi Kelihatan Biasa Saja

4 Kelebihan Kuliah di Samarinda yang Bikin Kuliah di Jogja Jadi Kelihatan Biasa Saja

31 Agustus 2024
Cafe Terdekat di Jogja yang Menyimpan Misteri Pohon Ketapang (Unsplash)

Menguak Misteri Pohon Ketapang di Beberapa Cafe Terdekat dari Tempat Tinggal Saya di Jogja

9 Agustus 2023
Suzuki GSX-R150, Motor Sport untuk Kalian yang Muak dengan Honda CBR dan Yamaha R15 suzuki hayate 125 motor suzuki shogun 110 suzuki access 125 motor suzuki

Suzuki New Shogun 110, Motor Korban Konspirasi: Motor Sebagus Ini Justru Disuntik Mati demi Industri

30 Juli 2025
UMR Jogja Harus Naik Drastis, Tidak Bisa Tidak! upah minimum yogyakarta

Jogja Kini Tak Lagi seperti Penggalan Sajak Joko Pinurbo

21 Mei 2023
Sudah Saatnya Jogja Bangun Lebih Banyak Jembatan Penyeberangan, Jalanan Jogja Makin Nggak Aman!

Pemerintah Jogja Harus Mulai Memikirkan Pengadaan Jembatan Penyeberangan Orang, biar Pejalan Kaki Tak Jadi Korban Kacaunya Lalu Lintas!

7 Desember 2024
Kereta Api Sri Tanjung, Transportasi Terbaik dari Jogja ke Banyuwangi. Jangan Naik Bus!

Kereta Api Sri Tanjung, Transportasi Terbaik dari Jogja ke Banyuwangi. Jangan Naik Bus!

15 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.