Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jalan Panembahan Senopati hingga Jalan Sultan Agung, Rute Terbaik untuk Menguji Kesabaran Pengendara Jogja

Cindy Gunawan oleh Cindy Gunawan
16 Februari 2024
A A
Jalan Panembahan Senopati-Jalan Sultan Agung, Rute Terbaik untuk Menguji Kesabaran Pengendara Jogja y

Jalan Panembahan Senopati-Jalan Sultan Agung, Rute Terbaik untuk Menguji Kesabaran Pengendara Jogja (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya setuju ketika Mas Prabu Yudianto menyebut spot yang cocok untuk memantau keruwetan hidup masyarakat Jogja adalah Titik Nol Kilometer. Namun, saya juga ingin menambahkan pendapat. Berdasarkan pengalaman berkali-kali terjebak di jalanan Jogja yang tiap hari makin macet, izinkan saya menobatkan Jalan Panembahan Senopati hingga Jalan Sultan Agung Jogja sebagai rute terbaik pengendara yang ingin menguji kesabarannya. Saya sendiri sih jelas angkat tangan lewat sini.

Semakin tua di Jalan Panembahan Senopati Jogja

Saya menghadapi dilema kalau harus melewati jalan ini ketika pulang menuju Bantul. Bukan berarti karena nggak ada pilihan jalan lain, tapi terkadang tubuh saya secara otomatis mengendarai motor lewat sini dan berakhir dengan omelan pada diri sendiri. Saya cuma berharap di sepanjang Jalan Panembahan Senopati Jogja ini ada usaha penguraian arus kemacetan dari polisi setempat biar pengendara komuter kayak saya nggak tua di jalan.

Kemacetan di jalan ini semakin diperparah dengan ramainya bus pariwisata. Ya gimana lagi, jalan ini dekat dengan Nol Kilometer Jogja yang dijadikan opsi wisata. Belum lagi orang-orang yang mau ke Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan kadang lewat sini. Selain itu, arus kendaraannya juga menumpuk dari segala arah yang merupakan langganan penyumbang kemacetan, misalnya Ngabean, Jalan Brigjen Katamso, hingga Malioboro.

Itu belum ditambah kenyataan bahwa begitu tiba di Jembatan Sayidan, kita harus berbagi jalan dengan becak atau motor yang parkir sembarangan. Duh, kalau nggak jaga-jaga pegang rem, bisa tabrakan!

Sakit telinga di Jalan Sultan Agung Jogja 

Itu baru Jalan Panembahan Senopati Jogja, lho. Sekarang mari kita cek penyebab kemacetan di Jalan Sultan Agung. Jalan ini lagi-lagi merupakan pertemuan arus kendaraan yang ramai dari berbagai sisi, utamanya Jalan Kusumanegara, Taman Siswa, dan Lempuyangan. Belum lagi fakta bahwa daerah ini dekat dengan tempat wisata, yakni Pakualaman.

Meskipun saya harus mengakui kalau Jalan Sultan Agung ini cukup lebar, nyatanya berkendara di sini nggak leluasa. Berdasarkan pengamatan saya, titik kemacetan di sini biasanya disebabkan banyak kendaraan yang menerobos lampu merah dan berakhir berhenti di persimpangan. Akibatnya? Telinga saya rasanya sampai pengang dengan suara klakson bersahutan saking banyaknya kendaraan yang nggak bisa jalan.

Jalur alternatif sama sekali nggak membantu

Soal Jalan Panembahan Senopati Jogja sampai Jalan Sultan Agung Jogja sudah dipastikan mengalami kemacetan, ya. Sekarang untuk berjaga-jaga seumpama ada jamaah mojokiyah yang meminta saya lewat jalan alternatif, saya ceritakan lanjutannya.

Jadi gini, saat saya mencoba lewat jalan alternatif demi menghindari kemacetan di Jalan Panembahan Senopati dan Jalan Sultan Agung Jogja, hasilnya sama saja. Salah satu jalan alternatif untuk memotong titik kemacetan di Jalan Sultan Agung yang pernah saya lewati adalah Jalan Gajah Mada. Apesnya, jalur alternatif ini juga memiliki kelemahan.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Ruas Jalan Gajah Mada terlalu sempit, sementara arus kendaraannya sangat ramai. Hal ini juga diperparah dengan banyaknya gang kecil yang membuat pengendara sering menyeberang secara tiba-tiba. Selain itu, penginapan yang dibangun di daerah ini menyebabkan bus-bus bisa saja masuk ke ruas jalan yang kecil. Motor saya bahkan pernah terseret oleh mobil beberapa meter ketika ingin menghindari kendaraan dari lawan arah. Sangat mengerikan.

Tikungan dan kontur jalan yang agak menurun juga harus diwaspadai pengendara. Di jalur alternatif ini, pengendara seharusnya nggak perlu memacu kecepatan tinggi meski banyak yang melakukannya.

Satu hal yang nggak kalah penting dan membuat jalan ini nggak layak lagi disebut jalur alternatif adalah kepadatan persimpangan Jalan Hayam Wuruk, dekat RS Bethesda Lempuyangwangi yang selalu macet. Apalagi di daerah sini sekolah dan fasilitas publik terpusat di satu titik.

Jadi nggak usah heran kalau pada akhirnya Jalan Panembahan Senopati hingga Jalan Sultan Agung saya nobatkan sebagai rute terbaik untuk menguji kesabaran pengendara di Jogja. Kemacetannya yang terstruktur ini kemudian membuat saya bertanya-tanya, kalau keadaan lalu lintasnya seperti ini, perbaikannya harus dimulai dari jalan yang mana, ya?

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jogja Itu Membosankan, tapi Saya Nggak Punya Alternatif Kota Wisata Lain.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Februari 2024 oleh

Tags: jalan macetjalan panembahan senopatiJalan Panembahan Senopati Jogjajalan sultan agungJalan Sultan Agung JogjaJogjakemacetan jogja
Cindy Gunawan

Cindy Gunawan

Manusia kepala batu yang menjelma peramu mantra doa.

ArtikelTerkait

Jalan Imogiri Timur: Jalan Panjang Penuh Pesan, Aroma Sate, dan Ujian Kesabaran Nasional

Jalan Imogiri Timur: Jalan Panjang Penuh Pesan, Aroma Sate, dan Ujian Kesabaran

1 Juli 2025
Jogja Memang Bukan Tempat Pensiun Ideal Orang Kota, Jangan Sampai Menderita di Daerah Istimewa

Jogja Memang Bukan Tempat Pensiun Ideal Orang Kota, Jangan Sampai Menderita di Daerah Istimewa

5 Februari 2024
Angkringan Jakarta Bikin Orang Jogja Ngelus Dada Mojok.co

4 Alasan Angkringan Jakarta Bikin Orang Jogja Kecewa

18 Maret 2025
Warteg Kharisma Bahari Ngringin Condongcatur, Tempat Sahur Paling Nyaman di Jogja dan Aman dari Klitih

Warteg Kharisma Bahari Ngringin Condongcatur, Tempat Sahur Paling Nyaman di Jogja dan Aman dari Klitih

13 Maret 2024
5 Alasan Warlok Malas Foto di Tugu Jogja Mojok.co

5 Alasan Warlok Malas Foto di Tugu Jogja

19 Oktober 2025
Malioboro Jogja Bau Pesing, Kuda Andong Bakal Pakai Popok (Unsplash)

Malioboro Jogja Bau Pesing Bikin Pengunjung Pusing, Kudanya Dikasih Popok Biar Nggak Bikin Kapok

10 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.